Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Tidak Semua Raja Mesir Kuno Dikubur di Bawah Piramida?
23 November 2020 10:18 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di antara semua monumen besar yang berasal dari peradaban Mesir Kuno, makam raja-raja ialah yang paling menarik menurut para arkeolog. Makam ini, yang telah memberikan kekayaan materi yang tak terbayangkan, biasanya terdapat di dalam piramida.
ADVERTISEMENT
Para raja yang disebut Firaun, khususnya pada Era Kerajaan Lama (2686–2125 SM) dan Kerajaan Pertengahan (2055–1650 SM), memang terbiasa membangun makam piramida di gurun utara Mesir. Mereka juga turut menaruh berbagai benda berharga di dalam makamnya, sebagai bekal ke alam baka.
Akan tetapi, memasuki Era Kerajaan Baru di Mesir kuno (1550 SM), bangunan piramida dianggap sudah ketinggalan zaman. Demi alasan keamanan dan perlindungan lebih baik, makam raja-raja pada generasi berikutnya ditempatkan pada lembah yang tersembunyi.
Raja pada Era Kerajaan Baru lazimnya akan membangun dua monumen penguburan terpisah. Mumi mereka akan dimakamkan di kuburan batu, yang tidak diketahui orang-orang, di Lembah Para Raja, di tepi barat Sungai Nil, di bagian selatan Thebes. Sementara kuil akan dibuat di perbatasan antara tanah pertanian (tempat orang hidup) dan sebuah gurun steril (tempat orang mati).
ADVERTISEMENT
Contohnya ialah makam raja Tutankhamun, yang peninggalannya kemudian digali dan temukan oleh Howard Carter pada tahun 1922. Di makam ini pun ditemukan peninggalan paling ikonik, yaitu sebuah topeng emas
Lantas, setelah runtuhnya Kerajaan Baru, raja-raja berikutnya dimakamkan di Mesir Utara, di area yang juga tidak diketahui orang banyak. Beberapa kuburan raja pada generasi ini tidak pernah ditemukan; dan hanya beberapa lainnya yang teridentifikasi.