Mula Pesawat Perang dan Peran Insinyur Kelahiran Blitar

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2020 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nieuport Fighter, salah satu pesawat yang aktif pada Perang Dunia Pertama | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Nieuport Fighter, salah satu pesawat yang aktif pada Perang Dunia Pertama | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Hari ini, banyak negara saling berlomba untuk menujukan kehebatan alutsistanya masing-masing. Salah satu alutsista yang menjadi unggulan beberapa negara adalah pesawat tempur. Bahkan, beberapa negara tengah mengembangkan sistem pesawat tempur nirawak, yang juga sudah diujicobakan di beberapa medan pertempuran. Namun, sejak kapan kompetisi kecanggihan ini dimulai, kapan pesawat mulai diandalkan sebagai senjata?
ADVERTISEMENT
Awal mula pesawat hadir di medan sebetulnya perang bukanlah untuk bertempur satu sama lain. Kala Perang Dunia Pertama, pesawat memiliki peran untuk melakukan observasi, mengintai posisi, dan pergerakan musuh.
Saat itu, pengumpulan informasi intelejen menjadi sangat penting ketika menghadapi sebuah pertempuran; dan pesawat merupakan teknologi terbaru yang memungkinkan intel untuk melakukan pengintaian secara diam-diam.
Adapun pesawat berubah menjadi alat tempur bermula ketika negara musuh melakukan metode pengintaian yang sama. Oleh karena antisipasi ini, menjadi penting untuk mencegah pesawat musuh melakukan pengintaian.
Pesawat tempur pertama pada Perang Dunia Pertama masih mengandalkan pistol. Sang pilot harus memegang tuas pengendali pesawatnya menggunakan satu tangan dan tangan lainnya mengarahkan pistol ke pesawat musuh terbang. Ribet sekali, memang. Sementara seorang penembak tambahan ada di bagian belakang pesawat, guna mengoperasikan senjata mesin untuk melumpuhkan pesawat musuh yang mengintai di sisi belakang, kanan, dan kiri.
ADVERTISEMENT
August Euler merupakan salah satu pilot berkebangsaan Jerman yang pertama kali melihat keuntungan menembak pesawat dari belakang. Ia pun mematenkan desain pesawat penembak depan empat tahun sebelum Perang Dunia Pertama terjadi. Tetapi, sistem pesawat dengan penembak depan ini diragukan oleh banyak orang.
Pesawat tempur rancangan Anthony Fokker | Wikimedia Commons
Para desainer terus mendesain dan mengembangkan pesawat penembak depan, hingga salah seorang pembuat pesawat kelahiran Blitar, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), menemukan sistem yang ampuh. Insinyur Belanda yang bernama Anthony Fokker ini berhasil membuat pesawat tempur penembak depan menjadi alat yang paling menakutkan di medan Perang Dunia Pertama.
Fokker berhasil menemukan kesalahan pada desain awal pesawat tempur penembak depan dan memperbaikinya. Tidak seperti desain lainnya, yang mengintrupsi gerakan baling-baling oleh senjata mesin, sistem yang didesain oleh Fokker memungkinkan pesawat untuk menembak secara terus menerus tanpa menggangu penerbangan. Sistem yang hanya dimiliki oleh tentara Jerman ini membuat pasukan udara mereka menjadi sangat ditakuti pada tahun 1915-1916.
ADVERTISEMENT
Lalu, sistem pesawat tempur penembak depan semakin hilang, beriringan dengan munculnya teknologi jet pada pesawat yang mengjilangkan fungsi baling-baling. Teknologinya kian usang dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan perang.
Referensi: