news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Onryō, Roh Paling Ganas dalam Budaya Jepang

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 November 2020 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan Onryō karya Hokusai, seniman jepang zaman Edo | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Onryō karya Hokusai, seniman jepang zaman Edo | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Jepang memang kaya akan kisah hantu. Salah satunya yaitu cerita yurei, atau jika diterjemahkan secara bahasa berarti "roh suram". Yurei pun amat banyak; dan dari semunya, yang paling dikenal ialah Onryō si roh pendendam.
ADVERTISEMENT
Seperti tak pernah mati dan tak mungkin dilupakan, Onryō selalu muncul dalam cerita tradisional Jepang. Kisahnya dipaparkan mulai dari puisi kuno, produksi teaterikal, hingga blockbuster film horor.
Konon, Onryō, roh pemarah yang sangat ditakuti itu, ada karena dorongan untuk membalas beberapa kesalahan manusia. Beberapa amarahnya sanggup menyebabkan bencana alam. Pembalasan yang dilakukan onryō merupakan pembeda dari jenis hantu atau roh lainnya dalam kebudayaan Jepang.
Onryō memang supranatural, tetapi kemunculannya sering kali dikaitkan dengan konflik di dunia nyata. Baik itu berhubungan dengan intrik kerajaan, kecemburuan yang merusak, dan kejahatan hawa nafsu. Kisah-kisah tentangnya pun telah dicatat sejak awal abad ke-8.
Salah satu peristiwa yang diduga mengandung keterlibatan Onryō adalah ketika Kaisar Kammu memindahkan ibu kota Jepang dari Nara ke Nagaoka. Ibu kota dipindahkan lagi 10 tahun kemudian, dari Nara ke Kyoto. Hal ini dilakukan Kaisar Kammu sebagai tindakan untuk menghindari murka roh saudaranya. Seorang saudara yang meninggal di pengasingan, setelah difitnah tidak loyal kepada kekaisaran.
ADVERTISEMENT

Onryō bisa muncul dari apa saja

Sugawara no Michizane | Wikimedia Commons
Kepercayaan Shinto, yang dianut oleh kebanyakan maskarakat Jepang, memiliki gagasan bahwa setiap objek, baik makhluk hidup lainnya ataupun beberapa makhluk yang tidak benar-benar hidup, diisi oleh sebuah roh. Beberapa diisi oleh kami (roh yang mendiami segala sesuatu); yang lainnya diisi oleh Onryō; dan ada juga yang diisi oleh monster menyeramkan. Diakui secara universal bahwa satu-satunya cara untuk "mengalahkan" Onryō adalah dengan menenangkannya.
Salah satu kisah Onryō paling terkenal adalah tentang Sugawara no Michizane, seorang penyair dan politisi abad ke-9, yang diasingkan oleh saingannya yang cemburu, Fujiwara no Tokihira, ke sebuah pos di pulau selatan Kyushu. Michizane meninggal di sana dalam ketidakjelasan. Setelah kematian Michizane, segala macam hal buruk mulai terjadi, khususnya menimpa orang-orang yang tidak memandangnya dengan baik. Muncul berbagai macam badai dan kebakaran, serta banyak orang yang sekarat karena sakit. Seorang peramal mengatakan bahwa itu adalah perbuatan roh pendendam Michizane.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus tersebut, Onryō diredakan dengan memberikannya keadilan, seperti pemulihan catatan resmi, pembangunan kuil Shinto sebagai penghargaan terhadap Michizane di Kyoto. Roh Michizane pun menjadi kami, berevolusi penuh dari roh jahat menjadi roh yang dihormati.
Kuil Sugawara no Michizane | Wikimedia Commons
Rakyat Jepang pun senantiasa menyukai cerita seperti itu, hingga hari ini; dan kuil Shinto yang dibangun untuk Michizane masih tetap ada. Karena dia adalah seorang sarjana dan penyair yang sangat baik, sehingga kuilnya dijadikan tempat berdoa bagi siswa yang akan mengikuti ujian.
Rujukan: