Peneliti Ungkap Penyebab Kenaikan Permukaan Laut

Foto: Dasar lautan

Setiap saat, gletser yang mencair mengakibatkan kenaikan pada permukaan air laut. Dampaknya, bukan hanya air laut yang berpotensi untuk menutupi pulau-pulau kecil di sebagian wilayah bumi, namun juga membuat dasar lautan menjadi semakin tenggelam. Hal tersebut mengakibatkan deformasi pada dasar laut yang selama ini mengalami salah perhitungan yang cukup fatal.

Sejak 20 tahun terakhir, dasar lautan rata-rata telah mengalami penurunan sebesar 0,1 mm. Jika dilihat sekarang, berarti dasar lautan telah turun sebesar 2 mm dari 20 tahun yang lalu. Memang, jumlah penurunannya terlihat kecil, namun percayalah masalah yang diakibatkannya akan berdampak sangat besar.

Dalam mengukur dasar laut dengan akurat, para peneliti biasanya menggunakan persamaan matematika yang bernama “Sea Level Equation (SLE)”. Cara ini dilakukan untuk melihat seberapa besar dasar laut mengalami perubahan, dimulai dari tahun 1993 sampai 2014 lalu. Ilmuwan terdahulu tidak memperhitungkan, bahkan tidak menyadari bahwa adanya pergerakan dasar lautan yang terus mengalami penurunan. Barulah sekarang disadari bahwa pentingnya memperhitungkan tambahan air dari gletser yang mencair yang kemudian berdampak pada penurunan dasar lautan.

Hasilnya, lautan berubah tanpa disadari, tenggelam jauh ke dalam kerak bumi. Para ilmuwan selama ini tidak menyadari bahwa permukaan air laut sebenarnya sudah naik sebanyak 8 persen. Studi ini juga menekankan, di masa depan nanti para ilmuwan harus memperhitungkan deformasi dasar laut agar perhitungannya dapat lebih akurat, sehingga bisa lebih memahami bagaimana lautan berevolusi.

Foto: Kenaikan suhu Bumi yang menyebabkan gletser mencari dan massa air laut menjadi semakin berat sehingga membuat dasar laut menurun.

Kenaikan suhu mengakibatkan gletser mencair, sehingga mengakibatkan terjadinya penambahan volume air lautan yang kemudian membuat massa air laut tersebut menjadi semakin berat, sehingga membuat dasar lautan menjadi semakin menurun.

Sumber: livescience.com | sciencealert.com | newsweek.com

Sumber foto: pexels.com