Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Pulau Gruinard dan Recana Terjahat Inggris
17 Agustus 2018 22:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Pulau Gruinard, Inggris mempersiapkan anthrax untuk memusnahkan jutaan orang Jerman.

Foto: Pulau Gruinard | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di antara semua senjata biologis yang paling berbahaya, anthrax merupakan yang paling populer. Anthrax pertama kali digunakan sebagai bioweapons saat Perang Dunia Pertama oleh pemberontak Nordik di Finlandia yang melawan Angkatan Darat Kekaisaran Rusia. Lalu dikembangkan oleh Angkatan Darat Jepang pada tahun 1930-an -- yang disebutkan telah menewaskan ribuan tahanan.
Orang yang terserang anthrax lazimnya akan mengalami gejala flu mirip demam, serta mengalami sesak napas dan nyeri di area dada. Ketika tidak segera diobati, kondisi pasien akan memburuk sangat cepat dan menyebabkan kematian dalam 48 jam. Peluang kematian akibat anthrax tergolong sangat tinggi hingga mencapai 80 persen.
Pada tahun-tahun awal Perang Dunia Kedua, para ilmuwan Inggris mulai meneliti anthrax. Mereka tahu bahwa bakteri ini punya daya tahan sangat kuat, dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem selama beberapa dekade bahkan berabad-abad. Maka mereka memilih Pulau Gruinard, sebuah pulau tidak berpenghuni untuk mengembangkan anthrax.
ADVERTISEMENT
Kemudian tahun 1942, sekitar 80 domba dibawa ke Pulau Gruinard oleh para peneliti Inggris. Bom yang berisi spora anthrax kering lantas diledakkan di dekat domba-domba yang terikat. Jenis anthrax yang dipilih merupakan yang paling ganas, 'Vollum 14578'. Hanya dalam hitungan hari, domba-domba itu berjatuhan mati seperti lalat yang disemprot racun serangga.
Uji coba sekejam itu punya satu tujuan: membunuh sebagian besar populasi di Jerman lewat 'Operasi Vegetarian'. Sekalipun namanya berkesan lembek, 'Operasi Vegetarian' telah disusun dengan rencana yang rapih nan mematikan. Inggris mulanya akan menjatuhkan kue-kue yang terinfeksi anthrax di ladang-ladang pertanian Jerman, yang mereka harap akan dimakan oleh ternak. Lalu ternak akan dikonsumsi oleh penduduk sipil.
'Operasi Vegetarian' nantinya bukan hanya akan menyebabkan kematian jutaan warga Jerman, namun memusnahkan sebagian besar ternak milik mereka. Kalaupun masih ada penduduk Jerman yang bertahan hidup, tanpa ternak mereka akan kekurangan pangan dan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Lima juta kue yang terinfeksi antrhax telah disiapkan Inggris, dan beberapa di antaranya telah diuji coba kepada domba di Pulau Gruinard. Namun lantaran Jerman mengurungkan gerakan untuk berperang menggunakan senjata biologis terhadap Inggris, 'Operasi Vegetarian' pun dibatalkan. Pada akhir Perang Dunia Kedua, kue-kue tersebut turut dihancurkan.
Tetapi, berakhirnya Perang Dunia Kedua tidak lantas membuat Pulau Gruinard seketika aman. Selama 44 tahun, pulau tersebut tidak bisa dihuni manusia.
Dekontaminasi baru dilakukan pada tahun 1986, ketika 280 ton formaldehida disemprotkan ke Pulau Gruinard. Lapisan tanah yang diduga terkontaminasi paling parah juga dibuang. Barulah empat tahun kemudian, pada tahun 1990, tempat tersebut diklaim tak berbahaya dan boleh dikunjungi manusia.