Sensor Foto, Cara Joseph Stalin 'Menghapus' Musuh Politik dan Merekayasa Sejarah

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
19 Januari 2021 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Avel Enukidze (kiri) pada gilirannya "dihapus" oleh Joseph Stalin dari dokumentasi Uni Soviet | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Avel Enukidze (kiri) pada gilirannya "dihapus" oleh Joseph Stalin dari dokumentasi Uni Soviet | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Penghapusan Avel Enukidze, mantan anggota tertinggi Partai Komunis, adalah suatu konspirasi nyata untuk mengubah persepsi publik di Uni Soviet, selama masa kediktatoran Joseph Stalin. Komitmen Stalin terhadap penyensoran dan rekayasa foto begitu kuat, sehingga, pada puncak kekuasaan Uni Soviet, Stalin menulis ulang sejarah dengan mengubah beragam potret. Ia menghapus foto-foto musuh politiknya yang pernah berada di sampingnya, guna menaikkan citra dirinya di Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Stalin menyatakan kekecewaannya secara lantang terhadap Uni Soviet, yang dianggapnya tercemar oleh gerakan politik yang tidak ia inginkan. Mulai tahun 1934, ia memusnahkan kelompok "musuh" politik. Diperkirakan 750.000 orang tewas selama genosida politik. Lebih dari satu juta lainnya dibuang ke daerah terpencil untuk melakukan kerja paksa.
Selama pembersihan musuh Stalin itu, banyak di antara mereka yang lenyap begitu saja dari rumah-rumah mereka. Tak hanya menghapus di dunia nyata, Stalin pun menghapus musuh-musuhnya dari rekaman historis. Stalin mengetahui foto-foto bersejarah akan memiliki nilai yang bisa diinterpretasikan ulang pada masa depan, maka ia menggunakan media massa untuk mengontrol nilai-nilai itu.
Joseph Stalin dan Nikola Yezhov | Wikimedia Commons
Sering kali Stalin menyewa sekelompok besar ahli demi mengubah atau menghapus musuhnya dari dokumenter yang asli. Salah satu korban lainnya, dari aksi penghapusan tersebut, adalah Nikola Yezhov, seorang pejabat polisi rahasia yang mengawasi pembersihan Stalin.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Yezhov pernah bekerja sebagai tangan kanan Stalin. Ia menginterogasi, menuduh, dan memerintahkan eksekusi ribuan pejabat Partai Komunis. Tetapi, pada tahun 1938, Yezhov berpaling. Ia pun dicela, ditangkap secara diam-diam, diadili, dan dieksekusi.
Stalin kemudian menyensor Yezhov dari koleksi fotografinya, termasuk menghapus Yezhov, yang dalam foto, tersenyum di sampingnya. Teknologi retoucher berhasil menghilangkan penampakan Yezhov dan menutupi ruang di mana ia seharusnya berada.
Joseph Stalin berfoto dengan Nikolai Antipov, Sergei Kirov, dan Nikolai Shvernik | Wikimedia Commons
Hal yang sama dilakukan Stalin terhadap sejumlah pejabat partai yang berpose di sebelahnya dalam berbagai acara. Kadang-kadang, badan sensor foto milik Stalin harus memperbaiki film berulang kali, karena daftar musuh politik sang diktator senantiasa bertambah. Contohnya dalam satu potret, Stalin terlihat bersama tiga orang penting di Uni Soviet: Nikolai Antipov, Sergei Kirov, dan Nikolai Shvernik. Karena masing-masing rekan politis ini kemudian tidak disukai oleh Stalin, maka mereka bertiga disensor dengan hanya Stalin yang tersisa.
ADVERTISEMENT
Stalin pun sebenarnya bukanlah satu-satunya diktator yang memanipulasi foto-foto dokumenter, untuk memenuhi obsesi dan propaganda politiknya. Adolf Hitler, di Jerman, juga pernah menghapus mantan menterinya, Josep Goebbels, dari foto. Benito Mussolini (Italia) dan Kim Jong-Un (Korea Utara) juga pernah mengedit fotonya; menyebarluaskan ke publik seolah-olah sebagai suatu kenyataan dari diri mereka.