Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Warna Baju Sinterklas Diciptakan oleh Perusahaan Coca-Cola?
18 Desember 2019 12:54 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tak terasa sebentar lagi perayaan Natal, tapi tahukah Anda bahwa ada mitos tentang baju merah Sinterklas? Menurut cerita yang beredar, baju merah Sinterklas sebenarnya (sengaja) diciptakan oleh perusahaan Coca-cola agar sama dengan warna branding dari minuman bersoda tersebut. Alhasil banyak orang di Amerika Serikat percaya jika tokoh Sinterklas berbaju warna merah merupakan hasil ciptaan Coca-cola. Namun, benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
Menilik dari sejarahnya, Sinterklas dihadirkan dan terinspirasi dari pahlawan Yunani abad ke-4 bernama St. Nicholas, yang dikenal sebagai santo pelindung anak-anak. Ia adalah anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan, kebaikan hatinya membuatnya suka memberi hadiah kepada orang miskin secara rahasia. Hingga banyak yang memuji dan mengabadikan gambarnya sebagai bagian dari ikon keagamaan. Salah satu contohnya adalah ikon Rusia abad ke-13 tentang St. Nicholas "Lipensky" yang menempel pada Gereja St. Nicholas di Novgorod.
Seiring waktu, gambar asli dari St. Nicholas mulai memudar, begitupula dengan namanya. Orang-orang kemudian lebih mengenal dirinya dengan sebutan "Santa Claus" yang merupakan turunan dari Sinterklaas (singkatan dari Sint Nikolaas yang berasal dari bahasa Belanda). Orang Belanda turut menggambarkan Sinterklas mengendarai kuda putih dan melintasi atap rumah sambil membawa tongkat. Menurut kepercayaan mereka, atap rumah adalah tempat para pesuruh Sinterklas mengintai, menguping lewat cerobong asap rumah untuk mendengarkan harapan anak-anak. Legenda atap ini dihubungkan juga dengan dewa Norse Odin yang suka menghakimi anak-anak berperilaku baik dan buruk. Itulah sebabnya Sinterklas memiliki jengot lebat yang jika dilihat secara teliti mirip dengan Odin.
Pada abad ke-17, Sinterklas memiliki banyak sebutan dari mulai Sir Natal, Natal Tuhan dan Bapak Tua Natal, disinilah mulai penggambaran Sinterklas yang lengkap dengan jubah berbulu. Namun, warna jubahnya merah atau atau tidak, masih menjadi perdebatan karena ilustrasinya pada masa itu berwarna hitam putih.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19, ketika imigran Belanda, Jerman, dan Inggris berdatangan ke AS membawa berbagai macam tradisi perayaan natal masing-masing (terutama tentang Sinterklas), mulai muncul perpaduan imajinasi tentang tokoh peri natal ini. Pada tahun 1860-an, seorang ilustrasi bernama Thomas Nast untuk pertama kalinya menggambarkan Santa dengan rusa dan giringnya. Nast juga membuatnya terlihat lebih periang dan suka merokok pipa. Tapi Sinterklas yang digambarkan Nast mengenakan berbagai macam pakaian, dari kuning hingga jas berpola bintang-dan-garis. Meskipun ia tidak memakai warna merah, gambar Santa dari Nast-lah yang dikenali hingga hari ini.
Inspirasi tokoh Sinterklas yang digunakan perusahan Coca-cola berasal dari iklan Sugar Plum yang dibuat US Confection Company of New York pada 1868, dimana sang ilustrator iklan tersebut Louis Prang menggambarkan secara jelas Sinterklas berbaju merah. Lalu pada 1931 ikon Sinterklas dan Coca-cola yang digambar oleh Haddon Sundblom mulai ditampilkan ke publik. Phil Mooney, direktur Departemen Arsip Coca-Cola Company mencoba meluruskan berita tentang klaim pakaian berwarna cerah Sinterklas.
ADVERTISEMENT
Jadi Sinterklas sudah mengenakan pakaian merah sejak pertengahan abad ke-19, jauh sebelum Dr. John S. Pemberton- sang pendiri Coca-cola - mendirikan perusahaan pada tahun 1886. Ditambah lagi Coca-cola baru mempopulerkan Sinterklas pada masyarakat AS pada tahun 1930-an. Sehingga, dapat dipastikan Sinterklas berbaju merah sudah ada 70 tahun lebih dahulu sebelum Coca-Cola mengembangkan citra ikoniknya.
Kendati begitu, peran Thomas Nast dan Louis Prang membuat imajinasi tentang Sinterklas mencapai kematangan pada era tahun 1860 hingga 1870-an. Kedua seniman yang sama-sama berasal dari Jerman itu telah membawa tradisi lama mereka termasuk diantaranya kalender Advent, rumah roti jahe, dan pohon Natal.
ADVERTISEMENT
Sumber: csmlondon.org.uk | huffingtonpost.com | riplyes.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org