19 Tahun Lalu, Rektor IAIN Ar-Raniry Aceh Ditembak di Rumahnya

Konten Media Partner
16 September 2019 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Almarhum Prof. Safwan Idris. Foto: Dok. UIN Ar-Raniry
zoom-in-whitePerbesar
Almarhum Prof. Safwan Idris. Foto: Dok. UIN Ar-Raniry
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 06.45 pagi, pada 19 tahun lalu, Prof. Safwan Idris, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry (sekarang UIN), dijemput Yang Maha Kuasa. Beliau wafat setelah ditembak di depan rumahnya oleh seorang tamu tak dikenal. Hingga kini, sang penembak tidak diketahui.
ADVERTISEMENT
Tragedi tersebut terjadi pada Sabtu, 16 September 2000. Rumah dinasnya di komplek kampus didatangi oleh dua pria dengan sepeda motor. Mereka ramah mengetuk pintu, dan dibuka oleh istrinya. Si tamu mengaku mahasiswa, menanyakan keberadaan Prof. Safwan untuk menyampaikan hal penting.
Mereka dipersilakan masuk ke ruang tamu, Prof, Safwan menjumpai mereka. Istrinya Alawiyah menuju dapur bermaksud membuat minuman pagi buat mereka. Tak ada keributan apa pun, saat beberapa menit kemudian terdengar suara tembakan.
Almarhum Prof Safwan Idris. Foto: Facebook/Safrul Muluk
Istrinya menuju ruang tamu, dilihatnya Prof. Safwan telah rebah bersimbah darah. Tamunya kabur menghilang dengan sepeda motor. Keluarga dan tetangga kemudian heboh. Beliau dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh. Sempat setengah jam dirawat, nyawanya tidak tertolong. Prof . Safwan meninggal akibat peluru yang bersarang di bagian lehernya.
ADVERTISEMENT
Aceh berduka saat itu, dua kampus terbesar di Aceh, IAIN dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), menghentikan proses belajar mengajar. Para dosen, mahasiswa, dan tokoh Aceh lainnya mengantarkannya ke pemakaman di kawasan Lamreung, Aceh Besar.
Saat itu Aceh masih dilanda konflik, perang dan teror terjadi di mana-mana. Tak siapa pun merasa aman tinggal di Bumi Serambi Makkah.
Safwan Idris lahir pada 5 September 1949 di Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Beliau anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Tgk H Idris Mahmud dan Siti Hafsah Ali. Pendidikan tertinggi beliau adalah doktor lulusan University of Wisconsin, Amerika Serikat, tahun 1981.
Banyak kalangan masih mengingatnya hingga kini, disebut-sebut sebagai tokoh yang mesti diteladani. Dia dikenal sangat dekat dengan mahasiswa. Dia kerap turun aksi untuk menenangkan mahasiswa dalam demonstrasi menuntut reformasi pada 1998.
ADVERTISEMENT
Prof. Safwan merupakan sosok pecinta masjid. Dari masjid, ia mencoba menghidupkan aktivitas kampus, menghadirkan aktivitas pengajian/halaqah. Mahasiswa dan dosen diwajibkan untuk melaksanakan salat zuhur secara berjemaah. Setelah salat dilanjutkan dengan kultum, disampaikan dosen secara bergiliran.
Masjid kampus juga ramai setiap waktu salat subuh tiba. Dan setiap Jumat sore, dia mengadakan diskusi di masjid.
Semasa hidupnya, saat Ramadan tiba, Prof. Safwan selalu memimpin pelaksanaan salat tarawih malam pertama. Sebagai imam, ia membaca surat Al-Baqarah sebagai surat permulaan mengawali tarawih. Beliau menginginkan agar imam salat tarawih selanjutnya, meneruskan bacaannya hingga bisa menamatkan Alquran 30 juz di malam akhir Ramadan.
Selama menjabat rektor, penulis buku 'Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat: Pendekatan Transformatif', itu juga suka berkeliling kampus dengan jalan kaki untuk mengontrol kegiatan belajar dan mengajar mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Kini, 19 tahun setelah kepergiannya, sosok Prof. Safwan tetap dikenang. Namanya diabadikan pada sebuah bangunan, Museum Safwan Idris di Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Humas UIN Ar-Raniry, Nazaruddin, menyampaikan untuk mengenang para tokoh yang berjasa bagi UIN biasanya digelar berbarengan puncak peringatan hari jadi UIN pada tiap November.
"Kalau untuk hari ini di kampus tidak ada. Karena biasanya sekalian pada Orasi Ilmiah dalam rangka hari jadi UIN pada November. Nanti di situ ada Tafakur untuk semua tokoh yang berjasa bagi UIN," ujar Nazaruddin, saat dihubungi acehkini pada Senin (16/9).
Pada setiap peringatan HUT UIN Ar-Raniry, kata Nazaruddin, pimpinan UIN akan mengundang seluruh keluarga tokoh pendiri dan pensiunan untuk hadir di acara Orasi Ilmiah. "Di Orasi Ilmiah itu ada Tafakur yang setiap tahunnya dibikin di hari jadi UIN Ar-Raniry," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Husaini Ende