news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

2.490 Ha Sawah di Aceh Besar Terancam Gagal Panen Akibat Kekeringan

Konten Media Partner
23 Januari 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kekeringan di embung Peukan Bada, Aceh Besar, Kamis (23/1). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kekeringan di embung Peukan Bada, Aceh Besar, Kamis (23/1). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Seluas 2.490 hektare (ha) areal persawahan di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi selama sebulan terakhir. Kekeringan diduga disebabkan aktivitas penebangan dan penambangan ilegal.
ADVERTISEMENT
Warga Aceh Besar pada Kamis (23/1) pagi melaksanakan Salat Istiska atau salat meminta hujan guna mengatasi kekeringan. Sementara pemerintah mengaku akan memompa air dari sejumlah sumber air untuk mengaliri irigasi ke areal pertanian masyarakat.
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, usai Salat Istiska di lapangan Gampong Siroen, mengatakan pihaknya telah berupaya memperbaiki sejumlah irigasi yang sempat rusak dan sekarang sudah teraliri air meski dengan debit yang sedikit.
Warga Aceh Besar melaksanakan Salat Istiska di area persawahan yang kekeringan untuk meminta hujan, Kamis (23/1). Foto: Suparta/acehkini
Kurangnya debit air irigasi, menurutnya, karena sejumlah sumber air mengering, ditambah debit air penyimpanan di waduk juga menurun.
Dengan keterbatasan air seperti itu, kata Mawardi, sejumlah areal lahan pertanian warga tidak teraliri air dari irigasi. "Sehingga diprediksikan akan gagal panen pada tahun ini, luasnya 2.490 hektare," ujar Mawardi kepada jurnalis, Kamis (23/1).
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi ancaman gagal panen tersebut, menurut Mawardi, Pemerintah Aceh Besar akan mengupayakan memompa air dari sumber mata air untuk kawasan yang tidak teraliri air dari irigasi.
"Salah satunya dari embung di Peukan Bada dan Pucok Krueng di Lhoknga, kemudian jika ini tidak teratasi juga maka salah satunya dengan sumur bor," sebut dia.
Anak-anak di Kabupaten Aceh Besar saat menyaksikan persiapan pelaksanaan Salat Istiska di area persawahan yang kekeringan. Foto: Suparta/acehkini
Mawardi berpandangan, penyebab kekeringan di Aceh Besar karena aktivitas penebangan dan penambangan ilegal di kawasan hutan. Oleh karena itu, dia meminta kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh agar memperhatikan kawasan hutan, terutama di Aceh Besar.
"Sama-sama kita menjaga hutan ini, karena hutan ini adalah sumber air, sumber kehidupan kita," tutur Mawardi.