3 Kerangka Gajah Kembali Ditemukan di Aceh Jaya

Konten Media Partner
2 Januari 2020 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerangka bangkai gajah liar yang tinggal tulang ditemukan di Kabupaten Aceh Jaya. Foto: Dok. BKSDA Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Kerangka bangkai gajah liar yang tinggal tulang ditemukan di Kabupaten Aceh Jaya. Foto: Dok. BKSDA Aceh
ADVERTISEMENT
Tiga kerangka bangkai gajah liar yang tinggal tulang ditemukan oleh masyarakat bersama tim kepolisian di perkebunan kelapa sawit Gampong Tuwie Peuriya, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Kamis (2/1) sore.
ADVERTISEMENT
Lokasi penemuan tiga bangkai gajah itu berjarak seratus meter dari lokasi ditemukannya dua bangkai gajah pada Rabu (1/1) kemarin. Hingga sekarang, total sudah lima bangkai gajah liar ditemukan di perkebunan yang berjarak satu kilometer dari permukiman Gampong Tuwie Peuriya itu.
Warga Gampong Tuwie Peuriya, Zainal Abidin, mengatakan dirinya ikut bersama tim pencarian pada Kamis sore. Seusai pencarian, pihaknya menemukan sebanyak tiga kerangka tulang gajah, termasuk tengkorak.
Kerangka bangkai gajah liar yang tinggal tulang yang ditemukan di Kabupaten Aceh Jaya. Foto: Dok. BKSDA Aceh
"Iya benar. Hari ini tiga lagi bangkai gajah ditemukan, setelah kemarin dua, totalnya sudah lima bangkai," kata dia kepada acehkini, Kamis (2/1) malam.
Menurut Zainal, kondisi tiga kerangka gajah tersebut terpisah-pisah. Namun dirinya memastikan tiga ekor bangkai gajah karena terdapat tiga tengkorak.
"Kondisinya hampir sama kayak yang ditemukan kemarin, hari ini tengkoraknya ada tiga," ujarnya.
Kerangka bangkai gajah liar yang tinggal tulang ditemukan di Kabupaten Aceh Jaya. Foto: Dok. BKSDA Aceh
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, membenarkan soal penemuan tiga kerangka gajah tersebut. Dia menyebut hingga hari ini telah lima ekor gajah mati ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Lima terdiri dari empat ekor tulang utuh dan satu ekor tulang hanya dengan rahang bawah tanpa tengkorak kepala utuh," kata Agus kepada jurnalis, Kamis (2/1) malam.
Menurutnya, kematian gajah tersebut diduga terkena tegangan arus listrik. Hal ini dikuatkan karena di sekitar lokasi penemuan tulang gajah ditemukan pagar listrik yang dipasang pada perkebunan sawit masyarakat.
"Ini merupakan awal tahun yang menyedihkan bagi kita. Semoga ke depannya tidak terjadi lagi. Mari bersama-sama kita tumbuhkan rasa mencintai terhadap satwa liar yang ada karena mereka juga makhluk hidup yang butuh hidup di muka bumi ini," ujarnya.