Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Aceh Kirim 20 Sampel Swab ke Balitbangkes untuk Deteksi Mutasi Virus Corona
15 Mei 2021 15:25 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh telah mengirimkan 20 sampel swab ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Pengiriman sampel tersebut bertujuan untuk pemantauan strain mutasi virus corona , yang selama ini disinyalir mulai muncul dengan tingkat penularan dan daya tahan yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Di beberapa negara seperti India dan Inggris serta beberapa negara lain, telah ditemukan mutasi dari virus COVID-19 . Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa waktu lalu (Senin, 10/5) kami telah sampaikan ke Pak Gubernur untuk mengirim sampel ke Balitbangkes Kemenkes di Jakarta . Nah, hari ini Balitbangkes mengirim surat dan menginstruksikan kita untuk mengirimkan sampel spesimen swab nasofaring dan sebanyak 20 sampel sudah kita kirimkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif dalam keterangannya, Sabtu (15/5).
Ia menjelaskan bahwa surat Balitbangkes Kemenkes menyebutkan "Dalam rangka pemantauan strain mutasi virus SARS CoV-2, maka perlu dilakukan Surveilans Genom Virus SARS CoV-2 secara intensif dan seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, mohon saudara dapat mengirimkan spesimen swab nasofaring dan kasus konfirmasi COVID-19 dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait."
ADVERTISEMENT
"Adapun sampel spesimen yang kita kirim itu berasal dari kasus dengan kriteria penularan yang cepat di masyarakat/lokasi tertentu, mulai menginfeksi kelompok yang sebelumnya tidak rentan (anak-anak), orang sudah divaksin tapi terinfeksi, penyintas terinfeksi kembali, kematian dengan komorbid penyakit menular lain (HIV, TB, dan lainnya," tambah Hanif.
Ia menyebutkan, kriteria spesimen yang dikirimkan adalah Tube VTM berisi swab nasofaring, memiliki ct (cycle threshold) di bawah 25. Spesimen dikirimkan disertai formulir penyelidikan epidemiologi dan pengiriman spesimen dilakukan segera setelah hasil pemeriksaan RT PCR diperoleh.
"Jadi spesimen yang kita kirimkan adalah spesimen yang baru kita ambil," sebut Hanif.