Acehkini Jalan-Jalan: Pesona Istana Tua Jaipur, India

Konten Media Partner
20 Desember 2019 9:16 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan canti di pintu masuk Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan canti di pintu masuk Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Berkunjung dan keliling Kota Jaipur, rasanya kurang lengkap jika tak menikmati pesona istana tuanya. Jaipur City Palace, menjadi bangunan paling terkenal di kompleks Pink City. acehkini menjelajahinya akhir Agustus 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Jaipur City Palace dibangun Maharaja Sawai Jai Singh pada 1729 sampai 1732. Kompleks istana yang luas menempati 1/7 komposisi bangunan di kompleks Pink City. Dulunya singgasana raja juga berada di sini. Mosaik, lukisan, mural dan panel jendela yang indah serta detail menjadi perpaduan yang memikat antara warna, seni, desain dan budaya masyarakat.
Salah satu bangunan di Kompleks Istana. Foto: Khiththati/acehkini
Setelah kematian Maharaja Sawai Jai Singh II terjadi beberapa peperangan antar bangsawan Rajput. Pewaris tahta Jaipur, Raja Ram Singh memilih bergabung dengan Inggris selama terjadinya pemberontakan tahun 1857. Ia kemudian memerintahkan pengecatan kota dengan warna pink untuk menyambut Pangeran Wales. Tak heran, Istana juga mempunyai warna yang sama dengan banyak bangunan di kompleks tersebut.
Kerajaan Jaipur sendiri baru bergabung dengan India pada tahun 1949, atau 2 tahun setelah India merdeka.
Menara Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Wisatawan menikmati Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Istana dibagi menjadi beberapa bagian dengan serangkaian taman. Di dalamnya terdapat museum yang memamerkan berbagai barang kerajinan tangan antik dan unik warisan leluhur. Fasad bangunan dirancang teliti dan rinci dengan gabungan gaya Mughal, Shilpa Shastra arsitektur India kuno, gaya Rajput dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Dinding bagian luar istana dibangun oleh Raja Jai Singh namun sering perubahan waktu, banyak perbaikan yang dilakukan. Ada 3 gerbang utama untuk masuk. Dua di antaranya terbuka untuk umum yaitu Virendra Pol dan Udai Pol.
Arsitektur masa lalu India. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satu bangunan paling menarik di Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Arsitek utama bangunan istana adalah Vidyadar Bhattacharya dan Sir Samuel Swanton Jacob. Bangunannya dibuat dari campuran batu pasir merah dan merah muda. Gerbang masuk didekorasi dengan rumit dan siap membuat pengunjung takjub.
Kompleks istana dirancang dalam bentuk kotak yang jelas struktur-struktur pemisahnya pada setiap bangunan. Beberapa bangunan diantaranya ada Chandra Mahal, Kuil Dev Ji Govind, Mubarak Mahal, Diwan i Khas dan Diwan i Aam. Sampai sekarang, keluarga kerajaan masih tinggal di sini. Mereka menetap di bagian Chandra Mahal.
Wisatawan memenuhi salah satu bangunan di Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Dinding bagian dalam istana. Foto: Khiththati/acehkini
Mubarak Mahal adalah bangunan dengan gabungan gaya Islam, Mughal, Rajput dan Eropa yang kental. Dibangun pada akhir abad ke 19. Adalagi tempat tinggal keluarga kerajaan Chandra Mahal yang sangat indah.
ADVERTISEMENT
Namun untuk masuk kemari pengunjung harus membeli lagi tiket terpisah. Tempat ini dari luar terlihat memiliki tujuh tingkat. Dan masing masing memiliki nama tersendiri. Lantai dasarnya berfungsi sebagai museum yang memamerkan warisan kerajaan. Sayang sekali saat berkunjung, acehkini belum sempat menjelajahi tempat ini.
Bangunan yang tak kalah menarik lainnya adalah Diwan i Aam atau ruang audiensi publik di mana dulunya digunakan untuk mendengarkan rakyat yang datang kepada raja. Di sini terdapat marmer yang ditata indah. Terdapat juga dua bejana perak berkapasitas 4000 liter. Bejana ini digunakan oleh Maharaja Sawai Mandi Singh II untuk membawa air gangga dalam perjalanannya ke Inggris. Selain itu ada juga lampu-lampu kristal yang digunakan untuk acara tertentu.
Bangunan istana yang bertingkat. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satu lukisan dinding di Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Bangunan selanjutnya adalah Diwan i Khas atau ruang audiensi khusus. Sayangnya ruang ini tidak diperbolehkan adanya pengambilan foto padahal berbagai peninggalan di dalamnya serta dekorasi sangat indah.
ADVERTISEMENT
Diwan i Khas menggambarkan bagaimana gaya hidup kerajaan. Langit-langit bangunan dicat berwarna emas dan merah yang sempurna. Sekarang tempat ini dijadikan galeri seni yang memamerkan berbagai lukisan, miniatur, teks-teks kuno, permadani sulam, selendang dan karpet Kashmir yang mewah. Di sini terdapat juga naskah asli tulis tangan kitap suci hindu dan tahta kerajaan.
Bagian dalam istana yang cantik. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian pintu yang dipenuhi mural. Foto: Khiththati/acehkini
Ada juga istana Maharani, yang dulunya diperuntukkan untuk tempat tinggal ratu. Namun sekarang menjadi museum. Ada beragam senjata perang masa lalu yang dipakai, yang tertua berasal dari abad ke-15. Menariknya, tempat ini langit-langitnya disepuh dengan debu berbagai batu mulia.
Berjalan lebih lanjut pengunjung akan menemukan Bhaggi Khana. Macam koleksi kereta tua ada di sini dari tandu hingga taksi dari Eropa. Salah satu yang paling terkenal adalah Bhaggi yang diberikan oleh pangeran Wales yang kemudian menjadi Raja Inggris. Bhaggi Victoria ini diberikan kepada bangsawan Jaipur pada tahun 1876.
Peralatan perang. Foto: Khiththati/acehkini
Meriam masa lalu. Foto: Khiththati/acehkini
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Istana Jaipur adalah pagi hari, ketika angin bertiup sepoi-sepoi dan sejuk di bulan Oktober sampai Maret. Istana kota ini buka setiap harinya dari jam 9.30 hingga 5.30 sore, harga tiketnya 500 rupee.
ADVERTISEMENT
City Palace pernah menjadi lokasi syuting untuk film Bade Miyan Chote Miyan yang dibintangi Amitabh Bachchan dan Govinda. Siap bergaya ala anak muda India? Masukan City Palace dalam daftar kunjungan anda ke India. []
Bagian luar Istana Jaipur. Foto: Khiththati/acehkini