Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua FKPT Aceh, Mukhlisuddin Ilyas, menyampaikan, kegiatan Kenduri Desa Damai bertujuan untuk memberikan pemahaman dan wawasan kepada elemen masyarakat, mengenai pentingnya kearifan lokal dalam pencegahan radikalisme, dan segala ancaman yang terkait dengan terorisme.
Menurutnya, radikalisme dan terorisme tidak mengenal agama, profesi, jenjang pendidikan, kaya atau miskin. “Semuanya bisa memiliki potensi untuk terpapar virus radikalisme dan terorisme ini,” ujarnya saat kegiatan di Gampong Kuta Padang, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Selasa (14/3).
Kegiatan diikuti aparatur desa, masyarakat, tokoh lintas agama, perwakilan organisasi kemasyarakatan, camat, bhabinkamtibmas, unsur Forkopimda Aceh Barat, perwakilan Kemenag, dan Kepala Badan Kesbangpol Aceh Barat. Ikut hadir Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, Kolonel Rahmad Suhendro; dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Barat, Bismi; dan pengurus FKPT Aceh.
ADVERTISEMENT
Menurut Mukhlisuddin, Aceh sebagai sebuah daerah yang memiliki nilai-nilai sejarah yang kosmopolitan, tentu memiliki nilai-nilai kearifan lokal. “Kearifan lokal harus menjadi pengawal Aceh dari segala ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme,” katanya.
Dalam perspektif sejarah, sulit orang Aceh terpapar radikalisme dan terorisme. Tapi nyatanya, saat ini telah ada beberapa putra Aceh yang terlibat dalam kelompok terorisme. “Mari kita waspada, terutama Aceh Barat dapat terhindar dari ancaman-ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme,” sebutnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Barat, Bismi, menuturkan penanggulangan radikalisme dan terorisme salah satu faktor penting dalam menjaga keamanan dan keharmonisan Bangsa.
Untuk itu, selaku Pemerintah Daerah, pihaknya menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini. “Sebagai suatu langkah positif yang bertujuan untuk mendorong masyarakat pada tingkat desa dan di bawahnya untuk mengenali dan peduli pada lingkungan tempat tinggalnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh BNPT tahun 2020 lalu, ia sependapat bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme dan terorisme adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak. []