Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, menyatakan aksi terorisme di Sibolga, Sumatera Utara, sudah di luar batas kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
"Sudah melibatkan perempuan, apalagi anak-anaknya. Jadi sekarang tidak hanya laki-laki, perempuan juga bisa terjadi. Yang dikorbankan anak-anak, nauzubillahiminzalik," ucap Setyo kepada Acehkini di Banda Aceh, Kamis (14/3). Ia hadir ke Aceh dalam rangka memberikan materi pada diskusi 'Harmoni dari Sekolah' untuk para guru agama di Aceh Besar dan Banda Aceh.
Ia menyebutkan, pelibatan keluarga dalam aksi terorisme seperti di Sibolga tergolong pola baru yang mulai ramai. "Itu kejadian di Indonesia seperti itu, tidak ada kejadian di luar negeri yang melibatkan keluarga. Moga-moga tidak terjadi lagi pemahaman yang salah seperti itu," ujar Setyo.
Ia menyatakan, pengungkapan aksi terorisme di Sibolga merupakan hasil pengembangan dari jaringan teroris yang ada di Lampung.
ADVERTISEMENT
"Pelajaran yang dapat kita petik dari aksi teroris di Sibolga bahwa teroris itu ada di mana-mana kapan pun dan di mana pun, kita harus waspada dan bisa deteksi diri antisipasi kapan pun di mana pun dan siapa pun tidak pandang bulu," kata Setyo.
Untuk itu, tambah Setyo, BNPB terus melakukan antisipasi sejak dini dengan berbagai solusi yang efektif dan komprehensif. Salah satu dengan memberikan pengetahuan kepada 105 guru tentang berbagai cara mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme.
"Kegiatan ini tidak hanya di Aceh, kita gelar di semua provinsi. Alhamdulillah Aceh dapat giliran yang pertama untuk bidang agama, nanti selanjutnya ada bidang pemuda, bidang perempuan dan bidang hukum," sebut Setyo.
Kepada para guru tersebut diajarkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dilomba secara nasional. Lomba RPP itu juga dikirim dalam versi video di YouTube. "Harapan kami dari guru-guru ini bagaimana harmoni dari sekolah bisa terbentuk," ujarnya.[]
ADVERTISEMENT
Reporter: Husaini Ende