Konten Media Partner

BPS: Aktivitas Ekonomi Aceh Membaik dan Alami Pertumbuhan

7 Februari 2023 8:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rilis aktivitas ekonomi di Aceh yang disampaikan Kepala BPS Aceh melalui kanal youtube.
zoom-in-whitePerbesar
Rilis aktivitas ekonomi di Aceh yang disampaikan Kepala BPS Aceh melalui kanal youtube.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, merilis informasi tentang pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan IV-2022, Senin (6/2/2023). Kepala BPS Aceh, Dr Ahmadriswan Nasution menyampaikan jika ekonomi Aceh tahun 2022 tumbuh 4,21 persen (dengan Migas) dan 3,80 persen (tanpa Migas).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, perekonomian Aceh tahun 2022 diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp211,75 triliun dengan migas dan sebesar Rp198,44 triliun tanpa migas. Sementara itu PDRB atas harga konstan dengan migas adalah sebesar Rp140,95 triliun dan tanpa migas adalah sebesar Rp134,38 triliun. PDRB per kapita Aceh mencapai Rp39,16 juta.
“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan dan minum sebesar 32,40 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen ekspor barang dan jasa luar negeri yaitu sebesar 20,83 persen,” jelas Ahmadriswan.
Sementara itu, ekonomi Aceh dengan migas triwulan IV-2022 bila dibandingkan triwulan IV-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 persen. Sementara y-on-y tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 5,92 persen.
ADVERTISEMENT
“Ini kabar gembira bagi semua, bahwa aktivitas ekonomi yang baik sudah tertangkap dari pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik,” sebut Kepala BPS Aceh.
Ekonomi Aceh dengan migas triwulan IV-2022 terhadap triwulan III-2022 (q-to-q) tumbuh sebesar 6,78 persen. Sementara pertumbuhan q-to-q triwulan IV-2022 tanpa migas adalah sebesar 7,66 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,99 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi adalah impor barang dan jasa luar negeri yaitu sebesar 93,11 persen, namun komponen ini merupakan faktor pengurang pada PDRB menurut pengeluaran.
Dalam rilis itu disebutkan jika lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi di antaranya adalah penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 32,40 persen, jasa lainnya sebesar 13,59 persen dan informasi dan komunikasi sebesar 11,25 persen. Sebaliknya beberapa lapangan usaha masih mengalami kontraksi di antaranya jasa keuangan sebesar 5,93 persen dan konstruksi sebesar 2,36 persen. []
ADVERTISEMENT