Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Disbudpar Aceh Kenalkan Kesenian Alas Gayo
17 November 2022 9:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Festival Etnis Alas Gayo yang bertujuan untuk mempromosikan kesenian di wilayah tengah dan tenggara Aceh kepada masyarakat luas. Kegiatan yang mengangkat tema ‘Gemuruh Seni dan Budaya Tanoh Alas-Gayo’ berlangsung selama dua hari di Amel Hotel dan Convention Hall, Banda Aceh, berakhir Rabu malam (16/11/2022).
ADVERTISEMENT
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, festival ini bagian dari untuk melestarikan budaya dan kesenian masyarakat Gayo yang menjadi sebuah kekayaan Aceh yang sudah seharusnya dipertahankan eksistensinya.
“Seperti tagline kita ‘Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata’. Festival ini tentu untuk mengangkat warisan budaya Alas dan Gayo agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas,” kata Almuniza Kamal.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari, menyampaikan pagelaran seni ini menyajikan desain panggung acara yang unik. Apalagi susunan kursi untuk pengunjung ditata melingkar 360 derajat dengan panggung utama berada di tengah.
Penataan panggung seperti ini membuat pengunjung yang hadir dapat melihat performance acara yang ditampilkan dalam jarak yang dekat. Sehingga membuat suasana pagelaran semakin dekat dengan penonton dan terkesan akrab.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dibuka dengan alunan music tradisional Gayo yang dipadukan secara apik dengan kreasi modern. Beberapa tarian adat Gayo seperti tari Guel, Didong, Resam Berume, Seni Tutur Pongot dan Saman turut dipentaskan.
Acara ini juga menampilkan Ervan Ceh Kul yang disambut meriah oleh ratusan pengunjung acara. Apalagi penonton didominasi anak muda. Untuk penutup kegiatan ini akan menampilkan kesenian dari Tanah Alas.
Kemudian ada juga seniman asli Aceh Tenggara yang membawakan kesenian Tangis Dilo yang baru saja ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Festival ini ditutup dengan penampilan grup musik Orang Hutan Squad. []