Konten Media Partner

Film Dokumenter 'Survivor' Karya Anak Aceh Diputar di Jepang

30 Maret 2019 16:21 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film dokumenter Survivor karya dua anak Aceh diputar di Otsuchi, Prefektur Iwate, Jepang. Foto: Dok. Shiti Maghfira
zoom-in-whitePerbesar
Film dokumenter Survivor karya dua anak Aceh diputar di Otsuchi, Prefektur Iwate, Jepang. Foto: Dok. Shiti Maghfira
ADVERTISEMENT
Film dokumenter berjudul Survivor garapan dua anak Aceh diputar di Tokyo, Jepang. Film berdurasi 13 menit karya Shiti Maghfira dan Ahmad Ariska ini diputar di beberapa kota di Jepang, mulai 16 Maret hingga 31 Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Shiti Maghfira mengatakan, pemutaran perdana film yang mengangkat kisah Bundiyah, seorang penyintas peristiwa bencana Tsunami Aceh tahun 2004, ini bertempat di Otsuchi, Prefektur Iwate, Jepang, 16 Maret 2019.
"Kemudian pada 21-31 Maret, film dokumenter Survivor diputar di Tokyo dalam rangka Aceh Japan Community Art Project," ujar Shiti Maghfira kepada Acehkini, Jumat (29/3).
Poster film dokumenter Survivor dipajang di dinding bersama film-film lainnya di Tokyo, Jepang. Foto: Dok. Shiti Maghfira
Shiti yang akrab disapa Fira Al Haura ini menambahkan, Aceh Japan Community Art Project sebelumnya sudah dilaksanakan di Aceh pada 24 Desember 2018 lalu, bertepatan peringatan 14 tahun tsunami di Aceh.
"Di Jepang pada Maret ini bentuk keberlanjutannya," ujar Fira.
Selain di Tokyo dan Iwate, lanjut Fira, film yang diproduksi selama dua bulan itu juga diputar di Osaka, Jepang, pada 22 Maret 2019.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini berlangsung atas dukungan Tim Miraiz, Kougetsu School Association dan Aceh Japan Community Art Project," ujarnya.
Suasana pemutaran film dokumenter Survivor karya anak Aceh di Osaka, Jepang. Foto: Dok. Shiti Maghfira
Lebih lanjut, Fira mengatakan, Survivor yang diputar di Jepang ini sudah ditambahkan teks subtitle terjemahan berbahasa Jepang.
Survivor pertama kali diunggah ke YouTube pada 25 Desember 2018 oleh Ahmad Ariska, dengan tambahan teks subtitle Bahasa Inggris. Film ini mengangkat kisah seorang perempuan dari Lampulo, Banda Aceh, bernama Bundiyah. Dia satu dari 59 korban selamat berkat sebuah kapal nelayan yang terseret ke perumahan warga.
Sebelum tsunami, Bundiyah menghabiskan hari dengan berjualan kolak dan menu sarapan pagi di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh.
"Setelah tsunami kini Bundiyah menjadi pencerita tentang kisahnya selamat dari tsunami di situs tsunami boat di atas rumah di Lampulo," sebut Ariska.
ADVERTISEMENT
Berikut ini filmnya, selamat menyaksikan.
Reporter: Husaini Ende