Foto: Melihat Bisnis Budidaya Kepiting Soka di Banda Aceh

Konten Media Partner
26 Oktober 2020 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budidaya kepiting cangkang lunak atau kepiting soka di Gampong Cot Lamkuweung, Meuraxa, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Budidaya kepiting cangkang lunak atau kepiting soka di Gampong Cot Lamkuweung, Meuraxa, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Hawa pagi masih terasa dingin, hujan yang mengguyur dari semalam, rintiknya masih belum reda. Dari dalam sebuah gubuk di Gampong Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Zulfan Aji Suib (61), sudah mulai sibuk memotong kaki-kaki kepiting. Sementara rekan kerjanya memindahkan kepiting tanpa kaki itu ke dalam keranjang berbentuk kotak persegi yang diapungkan berjejer di depan gubuk.
ADVERTISEMENT
Minggu (25/11) pagi, Zulfan baru saja menerima kiriman 120 kilogram bibit kepiting dari Panton Labu, Aceh Utara. Setelah melalui serangkaian proses melalui tangan Zulfan, 15 hari kemudian kepiting-kepiting itu sudah bisa dipanen sebagai kepiting cangkak lunak atau kepiting soka.
“Saya tidak memotong capit, hanya kaki kecil. Itu salah satu proses agar kepiting mengganti cangkang, selain mencegah dia kabur dari kotak tempatnya,” jelas Zulfan.
Zulfan Aji Suib tengah memotong kaki-kaki kepiting. Foto: Suparta/acehkini
Sudah 8 tahun Zulfan menjalani usaha budidaya kepiting soka. Pengatahuan tentang tatacara budidaya, diperolehnya dari tetangga yang saat itu punya keramba budidaya. “Usaha ini kalau tidak kuat cepat menyerah, sekali rugi bisa puluhan juta. Tempat saya belajar dulu sempat tutup hampir empat tahun, kini beliau merintis kembali,” kata Zulfan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Zulfan telah memiliki sekitar 15 ribu kotak tempat budidaya, yang bisa menampung sekitar 1,3 ton bibit kepiting. Sementara hasil panen mencapai 40-60 kilogram kepiting lunak setiap harinya.
Proses pemotongan kaki kepiting. Foto: Suparta/acehkini
Walau di tengah masa pandemi corona, Zulfan tidak khawatir soal penjualan. Menurutnya untuk kebutuhan lokal saja kadang tidak cukup stok. “Hari-hari saya pasok ke sejumlah restoran, juga hotel di Banda Aceh,” sebutnya.
Dia mengaku menjual Rp 100 ribu per kilogramnya. Harga itu sudah dipertahankannya sejak dulu. “Saat bibit murah, saya tetap bilang 100 ribu per kilo, paling saya tambah di timbangan. Jika bibit mahal harga jual saya juga segitu. Bibit yang ini saya ambil Rp 35 ribu dalam sekilonya,” tutur Zulfan.
Zulfan Aji Suib tengah memotong kaki-kaki kepiting. Foto: Suparta/acehkini
Segala suka duka telah dilalui Zulfan dari usaha yang sudah dirintisnya sejak 2012 itu. Dari bisnis budidaya kepiting ini, dia pernah rugi hingga ratusan juta. Tapi dari usaha budidaya kepiting ini juga dia telah mampu membangun rumah dan juga punya mobil.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja, dari hasil penjualan kepiting lunak ini juga Zulfan telah memberangkat seluruh keluarganya ke Tanah Suci Makkah.
Pekerja di tempat budidaya kepiting soka milik Zulfan di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Tempat budidaya kepiting soka milik Zulfan. Foto: Suparta/acehkini
Pekerja di tempat budidaya kepiting cangkang lunak milik Zulfan di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Pekerja di tempat budidaya kepiting soka milik Zulfan di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Kepiting soka atau kepiting cangkang lunak. Foto: Suparta/acehkini
Tempat budidaya kepiting cangkang lunak atau kepiting soka milik Zulfan di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Suasana di tempat budidaya kepiting milik Zulfan di Banda Aceh pada Minggu (25/10) pagi. Foto: Suparta/acehkini
Tempat budidaya kepiting soka milik Zulfan yang dirintisnya sejak 2012. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT