Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sejak pagi, puluhan pria bergotong-royong menyiapkan menu kuah beulangong untuk berbuka puasa, di Gampong Ilie, Ule Kareng, Banda Aceh, Minggu (25/4/2021). Mereka baru saja menyembelih 3 ekor sapi yang akan dimasak.
ADVERTISEMENT
Memasak kuah beulangong kala Ramadhan adalah tradisi bagi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar. Dinamakan kuah beulangong, karena proses memasaknya dilakukan dalam belanga atau kuali besar. Tradisi umumnya berlangsung saat memperingati hari-hari besar agama, selain Ramadan, juga maulid serta pesta-pesta perkawinan.
Di hari lain, kuah beulangong sebagai kuliner andalan Aceh, mudah dijumpai di warung-warung makan.
Kuah beulangong, berbahan utama adalah daging sapi atau kambing yang dipotong kecil, kemudian nangka muda atau pisang kapok dipotong sesuai selera. Bumbunya lumayan banyak: kelapa gongseng, kelapa giling, cabai merah, cabai kering, cabai rawit, bawang putih, jahe, kunyit, ketumbar gongseng, kemiri, dan lengkuas. Semuanya dihaluskan menjadi satu.
Bakda Ashar, kuah beulangong siap saji di Gampong Ilie. Hal yang pertama dilakukan oleh warga adalah mengantarya ke pintu-pintu rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya giliran warga datang mengambil berdasarkan kupon yang telah dibagikan oleh panitia. Sisanya sebagai penganan berbuka bersama yang dilaksanakan di masjid desa.
Tradisi ini terus terjaga di Gampong Ilie dan lainnya di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Setiap Ramadhan, ada satu hari yang disepakati utuk digelar buka puasa bersama dengan memasak kuah beulangong sebagai menu utama.