Gubernur Aceh Ingatkan Empat Kepala Daerah Perbatasan untuk Perketat Pemeriksaan

Konten Media Partner
15 Mei 2021 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeriksaan terhadap supir yang melintas di pos penyekatan Subulussalam, salah satu daerah di Aceh yang berbatasan langsung dengan Sumut, 7 Mei 2021. Foto: Yudiansyah/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan terhadap supir yang melintas di pos penyekatan Subulussalam, salah satu daerah di Aceh yang berbatasan langsung dengan Sumut, 7 Mei 2021. Foto: Yudiansyah/acehkini
ADVERTISEMENT
Dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus corona pada arus balik Idul Fitri 1442 Hijriah, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerbitkan Surat Khusus kepada empat kepala daerah di Aceh yang berbatasan langsung dengan provinsi tetangga. Keempat kepala daerah itu adalah Bupati Aceh Tamiang, Bupati Aceh Tenggara, Bupati Singkil dan Wali Kota Subulussalam.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut berdasar pada Surat Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor B./KA.SATGAS/46/05/2021 tanggal 12 Mei 2021 tentang Antisipasi Perjalanan Masyarakat Pada Arus Balik Idul Fitri 1442 H, dan Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 440/8833 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Menindaklanjuti regulasi tersebut, Gubernur Aceh meminta kepada Bupati/Wali Kota Kabupaten Kota di wilayah perbatasan melakukan pengetatan pemeriksaan secara teliti dan cermat terhadap dokumen RT-PCR, swab test antigen atau GeNose setiap pelaku perjalanan masyarakat pada masa arus balik Idul Fitri Tahun 2021/1442 H, pada setiap pos penyekatan (check point) di perbatasan antar provinsi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah menjelaskan bahwa sebagai upaya pencegahan, seluruh pemangku kebijakan terkait diinstruksikan untuk tetap waspada dan memastikan para staf dan jajaran bersiaga.
Sekda Aceh Taqwallah memimpin rapat tentang Surat Edaran dari Kepala Satgas Penanganan COVID-19 di Meuligoe Gubernur Aceh, Jumat (14/5). Foto: Dok. Humas Setda Aceh
Hal tersebut disampaikan oleh Sekda Aceh saat memimpin rapat dengan para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh terkait untuk menindaklanjuti Surat Edaran dari Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Nasional Doni Monardo di Ruang Adat Meuligoe Gubernur Aceh, Jumat (14/5).
ADVERTISEMENT
Rapat diikuti oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Sekda Aceh M Jafar, Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif, Direktur RSUDZA Isra Firmansyah, Kepala Dinas Perhubungan Junaidi, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Sekda menyebut, secara nasional kasus aktif harian terus meningkat. Hal ini diperparah lagi dengan sebaran varian baru COVID-19 di dunia.
"Tidak hanya di Aceh dan nasional, secara global kasus COVID-19 terus meningkat. Apalagi saat ini sudah ditemukan varian baru. Oleh karena itu, butuh upaya ekstra untuk menekan penyebaran COVID-19 di Aceh. Belajar dari peningkatan COVID-19 pascalibur lebaran tahun lalu, maka Pak Gubernur menginstruksikan seluruh jajaran bersiaga dan merumuskan upaya pencegahan yang terkoordinir dan efektif," ujar Taqwallah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sambung Sekda, keempat kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mendapat tugas lebih berat. “Sebagai daerah perbatasan dan pintu masuk dari provinsi tetangga, keempat daerah tentu memiliki tugas ekstra.”
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto kembali mengingatkan masyarakat untuk terus taat dan menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Aceh.
Sementara itu, lanjut Iswanto, kemarin Gubernur Aceh dan Sekda berkunjung ke RICU Pinere RSUDZA. "Kita tak hanya terenyuh dengan kondisi pasien, tetapi juga pada para tenaga kesehatan yang harus mengontrol pasien sebaik mungkin," sebutnya.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk selalu taat prokes dalam setiap aktivitas. "Agar pasien tidak bertambah dan para nakes pun bisa sedikit bernafas lega, karena mereka juga harus menghabiskan waktu di Pinere dan meninggalkan sanak keluarga," ujarnya. []
ADVERTISEMENT