Jubir COVID-19 Aceh: Sudah 410 Kasus, Masyarakat Termakan Hoaks

Konten Media Partner
1 Agustus 2020 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Ada banyak informasi palsu atau hoaks di seputar virus Corona yang beredar masif di tengah masyarakat Aceh. Berita hoaks dibagi secara berantai dan melampaui kuantitas informasi dari otoritas resmi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang termakan berita palsu cenderung abai pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Akibatnya, korban virus itu terus berjatuhan. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Saifullah Abdulgani (SAG) kepada awak media menyikapi situasi terakhir, Sabtu (1/8/2020).
Korban virus Corona kian banyak di Aceh. Kata SAG, sampai saat ini, total COVID-19 tercatat 410 orang, dan 13 orang di antaranya meninggal dunia. Ada perbedaan data dengan yang disampaikan laman www.covid19.go.id, sebagai situs resmi Pemerintah Indonesia untuk penangananan COVID-19, menyebutkan sebanyak 415 kasus positif di Aceh.
“Pada 14 Juli lalu, 110 orang positif COVID-19 di Aceh, kini 410 kasus. Umumnya Orang Tanpa Gejala (OTG), dan 13 orang dilaporkan meninggal dunia,” kata SAG.
ADVERTISEMENT
SAG mengatakan, korban meninggal terakhir laki-laki umur 53 tahun. Warga Aceh Besar ini dirawat di RSUD Meuraxa, Banda Aceh, karena sesak nafas. Hasil foto thorak menunjukkan pneumonia, dan hasil pemeriksaan swab nasofaring dan orofaring konfirmasi Positif COVID-19. Almarhum meninggal dunia, Jumat (31/7/2020) malam, sekira pukul 21.00 WIB, setelah tiga hari dirawat.
Keluarga Almarhum, lanjut SAG, sangat tabah dan tawakkal, serta menunjukkan keteladanan dalam penanganan jenazah, sesuai protokol kesehatan.
Koordinator Tim Penyakit Infeksi Emerging RSUZA, Banda Aceh, dr Novina Rahmawati, melaporkan jenazah almarhum difardu-kifayahkan oleh ustad pemulasaraan jenazah RSUDZA sesuai protokol COVID-19 dan sesuai syariat Islam.

Virus Corona bukan Hoaks

SAG mengatakan, virus corona nyata dan korbannya sudah di depan mata, baik yang sembuh, sedang dirawat, maupun meninggal dunia. COVID-19 bukan hoaks, telah menelan korban dari semua umur dan unsur. Bahkan ada Puskesmas dan rumah sakit yang terpaksa tutup sementara karena petugasnya terinfeksi virus Corona.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ruang perawatan pasien COVID-19 di Respiratory Intensive Care Unit (RICU) dan Poliklinik Penyakit Infeksi New Emerging and Reemerging (Pinere) RSUDZA Banda Aceh, dilaporkan sudah penuh. “Sebagian pasien infeksi virus corona terpaksa dialihkan perawatannya di Asrama Haji, Banda Aceh,” katanya.
Saifullah Abdulgani
Sesuai imbauan Plt Gubernur Aceh, dia mengingatkan bupati/wali kota dapat mempersiapkan RSUD di daerah masing-masing sebagai tempat perawatan maupun isolasi OTG positif COVID-19, namun tidak perlu dirawat.
“Pemkab Bireuen memiliki tempat isolasi khusus tersebut di Cot Batee Gelungku. Begitu juga Pemkab Gayo Lues yang memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BTK),” kata SAG menunjuk contohnya.
Apabila semua OTG COVID-19 dirujuk untuk isolasi di Banda Aceh, tidak akan cukup tempat dan sangat tidak efisien. Perawatan di rumah sakit, maupun tempat isolasi dibutuhkan jika upaya pencegahannya gagal. “Tindakan preventif jauh lebih murah dan mudah dilakukan. Yang dibutuhkan hanya komitmen menjalankan kebijakan dan disiplin protokol kesehatan setiap stakeholder di seluruh Aceh,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bupati/wali kota seyogyanya mereview kembali perbagai kebijakan penanganan COVID-19 dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, Forkopimda, Majelis Permusyawaratan Ulama, maupun kebijakan bupati/wali kota sendiri untuk diimplementasikan lebih baik lagi.
Penjagaan perbatasan perlu diperketat. Setiap orang masuk ke Aceh harus dapat menunjukkan surat bebas virus corona, minimal Surat Keterangan Hasil Rapid Test Non-Reaktif dari institusi yang berwenang. Penertiban pasar dan tempat umum perlu diawas, selain mengatur jarak antarpedagang dengan pembeli, juga menyediakan fasilitas cuci tangan yang mudah dijangkau masyarakat.
“Bila masih ada korban hoaks dan meremehkan virus corona, pemerintah kabupaten/kota sesuai kewenangannya, dapat menertibkanya supaya protokol kesehatan dijalankan di segala sektor kehidupan masyarakat,” ujar SAG yang juga Juru Bicara Pemerintah Aceh.
ADVERTISEMENT

Akumulasi COVID-19

Secara rinci, SAG melaporkan jumlah kasus COVID-19 berdasarkan data yang diterima per tanggal 1 Agustus 2020, hingga pukul 21.00 WIB. Kasus positif COVID-19 secara total di Aceh sudah mencapai 410 orang, dengan rincian; 304 orang dirawat, 94 orang sudah sembuh, dan 13 orang meninggal.
“Kasus COVID-19 sudah merata ditemukan (hampir) di seluruh Aceh,” kata SAG.
Jemaah salat Idul Adha di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di seluruh Aceh secara akumulatif sebanyak 2.344 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.324 orang sudah selesai isolasi mandiri, dan 20 orang dalam pemantauan Tim Gugus Tugas Covid-19.
Sedangkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih sama dengan kemarin, yaitu 143 kasus. Dari jumlah tersebut, 9 PDP dalam perawatan, 131 PDP telah dinyatakan sembuh, dan 3 orang lainnya meninggal dunia. []
ADVERTISEMENT