Kembangkan Ekowisata, Disbudpar Aceh Gandeng Pecinta Alam

Konten Media Partner
25 Oktober 2022 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arung jeram di Sungai Geumpang, Pidie, Aceh. Foto: Ahmad Ariska/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Arung jeram di Sungai Geumpang, Pidie, Aceh. Foto: Ahmad Ariska/acehkini
ADVERTISEMENT
Memajukan sektor destinasi ekowisata, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh menggelar pertemuan dengan komunitas/lembaga pecinta alam dan pegiat ekowisata yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.
ADVERTISEMENT
Pertemuan yang digelar di History Cafe, Kompleks Museum Aceh, Senin (24/10/2022). Peserta yang hadir menyampaikan masukan hingga penjabaran soal potensi destinasi ekowisata yang bisa dikembangkan.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, mengatakan pertemuan itu untuk menjaring informasi dan masukan terkait persoalan yang dihadapi oleh pegiat ekowisata maupun Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan ekowisata di Aceh.
“Destinasi begitu hebat di Aceh dengan kekuatan alamnya yang mungkin tidak dimiliki daerah lain. Lewat pengembangan ekowisata ini justru membuka peluang lain agar orang datang ke Aceh, tentunya dengan tata nilai yang berbeda,” katanya.
Pertemuan Kadisbudpar Aceh dengan Komunitas Pecinta Aceh. Foto: Disbudpar
Menurutnya, perlu ada kolaborasi terkait pengembangan ekowisata di Aceh dengan melibatkan semua komunitas yang berkecimpung di dunia tersebut, agar inovasi yang nantinya dijalankan bisa sesuai.
ADVERTISEMENT
Almuniza menyarankan kepada para peserta diskusi untuk memilih dua atau tiga destinasi yang akan dijadikan pilot project dalam membangun destinasi wisata petualang. “Kita ambil beberapa lokasi untuk dijadikan pilot project, namun bukan berarti tempat lain kita abaikan,” ucapnya.
Sementara itu, pegiat ekowisata dari Gudang Petualang, E.D. Kesuma Darmi menyampaikan, bahwa pengembangan ekowisata harus memiliki program jangka panjang. Dengan begitu, pengembangan yang dilakukan bisa terukur.
Di samping itu, ia juga menyinggung soal sertifikasi pemandu wisata petualang yang sangat minim di Aceh. “Berbicara soal ekowisata ini berbicara soal bagaimana kita membuat jangka panjang. Membuat sertifikasi pemandu wisata petualang misalnya, tanpa itu kita agak sulit menjual potensi wisata di Aceh. Harus ada standar-standar yang bisa meminimalisasi risiko,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu turut diikuti Kabid Pengembangan Destinasi Disbudpar Aceh, Munawir Arifin, perwakilan kantor Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Mapala Gainpala, Mapala Caniva, Mapala SMAK, Mapala Leuser, Mapala Metalik, Hiwapatala Aceh, Mapala Pandayana, Wahana Lestari adventure, FMI-Aceh, FPTI-Aceh Besar, Kahawa Adventure, dan Mapala Stik Pante Kulu. []