Kisah Emilia, Anak Berkebutuhan Khusus di Aceh yang Bisa Sekolah Lagi

Konten Media Partner
5 Agustus 2019 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dyah Erti Idawati (kanan) saat mengantarkan Emilia kembali bersekolah. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Dyah Erti Idawati (kanan) saat mengantarkan Emilia kembali bersekolah. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Emilia sulit bicara dengan baik, suaranya nyaris tak ada. Dia juga tak mampu mendengar. “Makasih ibu, makasih bapak,” katanya seperti berbisik. Hanya itu yang disampaikan kepada awak media, saat kembali bersekolah.
ADVERTISEMENT
Dia didampingi Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, bersama Kepala Dinas Pendidikan Aceh, dan pimpinan Lembaga Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus Aceh, Senin (5/8/2019). Para pejabat tersebut menggelar konferensi pers usai mendampingi Emilia Silvia Nabila bersekolah di SMK Negeri 3 Banda Aceh.
Emilia adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang sempat kesulitan masuk ke SMK Negeri 3, karena sekolah tersebut belum memiliki guru yang mampu mendampingi ABK.
Setelah sempat tertunda, hari ini Emilia sudah dapat bersekolah di SMK Negeri 3. Sesuai dengan minatnya, Emilia akan mulai mengikuti proses belajar-mengajar di SMK Negeri 3, Jurusan Kecantikan. "Sejak kecil Emilia senang mendandani teman-temannya. Selama ini, ananda Emilia juga sering mendandani anak-anak di sekitar rumahnya," ujar Dyah Erti.
Dyah memimpin upacara di SMK Negeri 3 Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Dyah yang juga Dewan Penasehat di Lembaga Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus Aceh ini berharap agar kejadian yang dialami oleh Emilia menjadi sarana pembelajaran dan media kampanye kepada seluruh masyarakat, bahwa pendidikan inklusi telah mewajibkan sekolah umum untuk menerima ABK sebagai peserta didik.
ADVERTISEMENT
"Insyaallah, ini menjadi pembelajaran dan media kampanye bagi kita semua terkait penyelenggaraan pendidikan inklusi. Emilia harus terus semangat belajar dan mengejar cita-citanya menjadi ahli kecantikan. Pemerintah Aceh dengan program Aceh Carong tentu akan mendukung seluruh anak Aceh yang ingin menggapai cita-citanya," sambung Dyah Erti.
Dyah Erti Idawati (kanan). Foto: Suparta/acehkini
Sementara itu, Kadis Pendidikan Aceh, Syaridin, menjelaskan selama ini sudah ada 39 sekolah inklusi di Banda Aceh, namun memang belum banyak orang tua murid yang tahu. "Di Banda Aceh saja, ada 39 sekolah inklusi. Namun memang kita akui fasilitasnya belum sepenuhnya ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Tapi semua fasilitas tersebut terus kita bangun agar ramah ABK," kata Syaridin.
Nursafarina selaku Ketua Lembaga Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus Aceh menyampaikan apresiasi kepada Plt Gubernur Aceh dan Wakil Ketua TP PKK Aceh, serta Kadis Pendidikan Aceh yang telah memberikan dukungan dan memberi semangat kepada Emilia, sehingga gadis berkulit putih alumni SMP Negeri 2 Banda Aceh ini bisa mengenyam pendidikan di sekolah yang diidamkan. []
ADVERTISEMENT
acehkini