Konten Media Partner

Lab Litbangkes Aceh Bisa Uji Swab COVID-19, Sejarah Pendiriannya Usai Tsunami

16 April 2020 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu ruangan Lab Litbangkes Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu ruangan Lab Litbangkes Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Terawan Agus Putranto, telah menetapkan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh, sebagai salah satu laboratorium pemeriksaan spesimen swab virus corona atau COVID-19. Penggunaannya diresmikan oleh Plt.Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Kamis (16/4/2020).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif mengatakan Pemerintah Aceh, mendukung penuh pelaksanaan pemeriksaan sampel swab COVID-19 di Balitbangkes Aceh, berada di Desa Bada, Lambaro, Aceh Besar tersebut.
Dijelaskan Hanif, Balitbangkes Aceh mulanya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI. Mulai didirikan pascabencana Tsunami Aceh, tepatnya 17 Januari 2005. Awalnya UPT itu difungsikan sebagai laboratorium lapangan, bertujuan mengantisipasi terjadinya penyakit emerging disease dan new emerging disease akibat bencana tsunami Aceh, pada 26 Desember 2004 silam.
"Kemudian dikembangkan menjadi Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Litbang Kesehatan. Pada 2013, statusnya ditingkatkan menjadi Loka Litbang Biomedis Aceh. Kegiatannya meliputi penelitian kesehatan yang berbasis biomedis," jelas Hanif.
Pada akhir 2017, status UPF ini kembali ditingkatkan menjadi Balitbangkes Aceh, dengan fokus kegiatan melakukan penelitian kesehatan di semua bidang. Laboratorium sudah mulai dikembangkan sejak 2013 secara bertahap. Saat ini berbentuk laboratorium riset kesehatan.
ADVERTISEMENT
Laboratorium yang dimiliki adalah laboratorium penyakit infeksi dan laboratorium penyakit tidak menular. Pemeriksaan laboratorium di Balitbangkes Aceh dilakukan untuk mendukung penelitian-penelitian di bidang biomedis dan kesehatan.
Penelitian yang selama ini sudah dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan laboratorium untuk penelitian tuberculosis, dengue, filariasis, diare, malaria, konfirmasi flu burung dan beberapa lainnya.
"Laboratorium Balitbangkes Aceh juga berfungsi sebagai laboratorium konfirmasi plasmodium knowlesi (malaria yang berasal dari monyet) yang ditunjuk oleh WHO, Ditjen P2P Kemenkes, Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan Aceh, sejak 2019," tutur Hanif.
Balai Litbangkeskes Aceh juga mempunyai wilayah kerja yang meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. [*]