Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Melihat Menara Ghanta Ghar di Kota Tua Jodhpur, India
28 Desember 2019 11:13 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
ADVERTISEMENT
Jodhpur, kota kedua terbesar di Negara Bagian Rajasthan, India tak kalah menarik dibandingkan Jaipur, Ibukota Rajasthan . Jarak keduanya sekitar 332 kilometer, dapat ditempuh dengan bus umum.
ADVERTISEMENT
Jodhpur memiliki pusat kota tua dan pasarnya. Di sini juga terdapat menara jam kuno yang menarik minat banyak wisatawan untuk melihatnya. Bahkan beberapa wisatawan memutuskan menginap di daerah sekitar demi melihat langsung keramaian pasar dan jam tua itu.
Menara jam ini sampai sekarang masih berfungsi. Pada malam hari, saat lampu-lampu di menara menyala dan memancarkan cahaya, sangat indah untuk disaksikan. Pembangunannya dilakukan pada akhir abad ke-19. Diyakini jam ini dibawa langsung dari tempat produksinya di London, Inggris. Setelah proyek jam dimulai, satu demi satu toko buka di sekitarnya dan menjadi pasar yang ramai sampai sekarang.
Ghanta Ghar, begitu nama yang disematkan pada menara ini. Bangunan kokoh ini dibangun atas perintah Maharaja Sardar Singh lebih dari 200 tahun yang lalu, dan merupakan landmark kota sampai sekarang.
Menara jam ini terbuat dari batu pasir. Strukturnya mempunyai lima tingkat dengan kubah kecil di tingkat enam. Lantai pertama berdiri di atas tanah dengan bentuk persegi yang lebih luas dengan teras dan jharokra. Tingkat ini dibatasi pagar batu segi delapan.
ADVERTISEMENT
Langit-langit tingkat pertama membuat balkon kecil bagi tingkat kedua. Begitu juga dengan lantai selanjutnya dibuat dengan batu. Jam sendiri berada di tingkat keempat. Tingkat kelima terlihat adanya chhatris kecil atau galeri kecil dengan lengkungan dan pilar.
Pasar di sekelilingnya merupakan yang terbesar dan tersibuk di Jodhpur, Pasar Sardar namanya, diambil dari nama mendiang Sang Raja, sampai kini masih mempertahankan suasana baazar desa tradisional.
Kacau sekaligus warna-warni. Menjual kain sari, rempah-rempah, kerajinan tangan, oleh-oleh sampai makanan. Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung budaya dan masyarakat kota maka kawasan ini wajib dikunjungi.
acehkini menjenguk pasar itu pada akhir Agustus 2019 lalu. Jika ingin berkeliling di sana, baiknya berjalan kaki. Kondisi pasar yang ramai dan padat susah dilalui kendaraan. Terlebih letaknya hanya lima menit berjalan kaki dari sebuah situs kuno lainnya, sumur tua Toorjika Jhalra.
ADVERTISEMENT
Siap berpetualang? Jangan lupa siapkan kamera dan uang kecil untuk membeli jajanan yang banyak di Pasar Sardar. []