Melihat Pesona Istana Kota Udaipur di India

Konten Media Partner
1 Februari 2020 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suraj Gokhda atau Fasat Publik, beberapa wisatawan Indonesia yang datang ingin berfoto ala Raisa di sini. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Suraj Gokhda atau Fasat Publik, beberapa wisatawan Indonesia yang datang ingin berfoto ala Raisa di sini. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Hampir setiap kota di negara bagian Rajasthan, India, mempunyai istana kota atau City Palace. Begitu juga dengan Kota Danau, gelar untuk Udaipur. Terletak di pusat kota tua yang berdampingan dengan tepian timur danau Pichola, Istana Kota Udaipur telah dibangun 400 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pembangunan dimulai pada tahun 1553, saat Maharana Udai Singh II memindahkan ibu kota kerajaan dari Chittor ke daerah baru yang dia temukan. Arsitekturnya menawan dan besar, terletak di atas bukit rendah dengan gabungan gaya Rajput dan Mughal. Lokasi ini mempunyai pemandangan keren ke arah danau dan perbukitan sekitarnya.
Bangunan istana tampak dari luar. Foto: Khiththati/acehkini
Pemandangan ke arah danau dari Istana Kota Udaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Kerajaan Mewar pada awalnya berkembang di Nagda sekitar 30 kilometer dari utara Udaipur. Didirikan oleh Gunil, raja pertama Mewar pada 568 Masehi. Abad ke-8, perkembangan kerajaan yang pesat membuat ibu kotanya dipindahkah ke Chittor. Di sana mereka membangun kastil indah dengan pertahanan kuat di atas bukit.
Namun, sekitar tahun 1537 saat melihat tanda akan hilangnya kendali atas ibu kota selama perperangan dengan Mughal, Maharana Udai Singh II memutuskan memindahkan ibukota ke tepi danau Udaipur. Tempat ini lebih terlindungi dari segala sisi dengan hutan, danau dan bukit di sekelilingnya.
Pengunjung yang meikmati kompleks istana. Foto: Khiththati/acehkini
Toran Pol atau gerbang tempat berakhirnya museum City Palace. Foto: Khiththati/acehkini
Tak heran, kala acehkini menempuh perjalanan darat dari Jodhpur ke lokasi tersebut di akhir Agustus 2019 lalu, banyak lembah terlihat menawan di sepanjang jalan.
ADVERTISEMENT
Struktur yang paling awal dibangun adalah halaman kerajaan dan pengadilan. Kemudian baru rangkaian istana. Fasatnya dibuat tinggi untuk perlindungan, dengan panjang 244 meter dan tinggi 30,4 meter.
Komplek istana cukup luas, mempunyai 11 istana kecil yang terpisah. Proses pembangunan yang cukup lama membuat bangunan di sini mempunyai struktur yang lebih homogen. Komplek istana dibangun menggunakan granit dan marmer, interiornya menarik dengan lukisan dinding dari perak, serta seni ukir kaca khas Udaipur yang cantik. Mural terlihat di kubah, balkon dan menara.
Lukisan indah di dinding istana. Foto: Khiththati/acehkini
Lukisan di kaca, karya seni Udaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Pada tahun tahun 1969, Istana Kota Udaipur dibuka untuk umum sebagai museum. Hal ini dilakukan selain untuk menambah pendapatan, juga untuk menjaga dan mempertahankan bangunan tua yang ada sebagai warisan budaya. Museum ini diawasi langsung oleh keturunan kerajaan dari Yayasan Mewar Charitable Foundation.
ADVERTISEMENT
Buka setiap harinya mulai dari jam 9.30 pagi hingga 5.30 sore, kecuali saat hari festival Holi dirayakan. Dengan harga tiket 300 rupee atau sekitar 65 ribu rupiah, pengunjung siap kembali sejenak ke masa lalu India. memerlukan waktu sekitar 3 jam untuk melihat seluruh keindahan komplek.
Setelah membeli tiket, pengunjung akan disambut oleh gerbang tripolia utama yang gagah. Perjalanan menjelajahi istana dimulai di sini. Manek Chowk bisa dikatakan fitur yang paling dikenal di istana kota.
Manek Chowk, fitur paling terkenal di Istana Kota Udaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian dalam istana. Foto: Khiththati/acehkini
Halaman berumput besar ini menghadap pintu utama ke Mardana Mahal. Dibangun oleh Maharana Karan Singh pada tahun 1620 hingga 1628. Tempat ini dulunya digunakan untuk pertemuan publik, upacara, kavaleri kuda, parade gajah dan festival lainnya. Saat ini memiliki taman dengan gaya Mughal yang terawat dan rapi. Manek Chowk masih digunakan hingga kini oleh anggota kerajaan Mewar untuk upacara dan pameran tertentu.
ADVERTISEMENT
Manek Chowk kini terlihat modern dengan adanya toko buku, butik, toko souvenir dan restoran. Ada pertunjukan suara dan cahaya yang diadakan setiap malamnya. Mau pernikahan mewah ala bangsawan India, juga bisa dilakukan di sini.
Zenana Mahal and Chowmukha yang sering dipakai untuk acara pernikahan. Foto: Khiththati/acehkini
Mor Chowk atau taman merak, paling paling cantik di dalam istana kota. Foto: Khiththati/acehkini
Badi Chitrashali Chowk dengan mural berseni tinggi. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian Badi Chitrashali Chokw, tempat melihat pemandangan kota Udaipur. Foto: Khiththati/acehkini
Beberapa turis Indonesia juga mencari spot foto dan bergaya di beberapa bagian Manek Chowk, seperti yang pernah dilakukan penyanyi Raisa. Setelah dia meng-upload beberapa foto bulan madunya di Udaipur, akhir 2017 lalu.
Istana-istana di dalam kompleks ini saling terkait dengan menggunakan quadrangles dengan koridor zig-zag. Rancangan seperti ini sengaja dibuat untuk mengelabuhi musuh bila terjadi serangan mendadak.
Perjalanan selanjutnya melihat koleksi yang ada di dalam museum dan istana-istana kecil. Di antaranya ada Suraj Gokhda atau fasad publik, Dilkhush Mahal (Istana cahaya hati), Surya Chopar, Sheesh Mahal yang merupakan istana kaca, Moti Mahal (istana mutiara), Krishna Vilash, dan Shambu Niwas tempat kediaman keluarga kerajaan sekarang.
Koridor penghubung antar bangunan. Foto: Khiththati/acehkini
Gerbang Tripolia. Foto: Khiththati/acehkini
Istana mutiara dengan permainan warna yang cantik. Foto: Khiththati/acehkini
Selain itu juga Bhim Vilas, Amar Vilas dengan taman gantung rendah. Ada Badi Mahal atau istana besar serta istana Fateprakash dan istana Shiv Mahal yang keduanya sekarang telah menjadi hotel. Serta koleksi barang-barang lain yang menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Penjaga House of Mewar saat ini, Shriji Arvind Singh Mewar tidak hanya ingin menjaga warisan leluhur namun juga ingin membuat museum ini berkelas. Tak heran setelah berjalan melewati labirin demi labirin untuk melihat koleksi yang ada, acehkini dibuat terpesona.
Siap menjelajah ala Raisa? Lihat dulu foto-foto kami. []
Kanch Ki Burj dengan langit-langit kubah yang indah ditutupi dengan kaca dan cermin. Foto: Khiththati/acehkini
Kompleks Badi Mahal, taman dengan titik tertinggi di museum. Foto: Khiththati/acehkini
Istana dari arah danau. Foto: Khiththati/acehkini
Lukisan di bagian atas Mor Chowk. Foto: Khithtati/acehkini
Toko-toko di Manek Chowk. Foto: Khiththati/acehkini
Arsiterktur megah di salah satu bagian istana. Foto: Khiththati/acehkini