Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pandemi Corona, Borderless Film Festival Kolaborasi Aceh-Jepang Digelar Virtual
7 November 2020 16:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Festival film kolaborasi Aceh dan Jepang resmi dibuka secara virtual pada Sabtu (7/11) siang. Sebanyak 12 film terkurasi dari Indonesia dan Jepang akan diputar di platform YouTube sebagai wujud menjaga hubungan pertukaran pengetahuan dan kearifan lokal antara Indonesia dan Jepang.
"Borderless Documentary Film Festival ini sebagai perwujudan menghilangkan batasan pertukaran pengetahuan dan kebudayaan antara masyarakat Jepang dan Indonesia. Kita bisa saling belajar antara Aceh, Indonesia, Jepang dan semua penonton yang akan menonton festival ini, dikarenakan festival dilaksanakan secara daring," ujar Akbar Rafsanjani selaku programmer festival pada opening ceremony, Sabtu siang.
"Borderless ini lebih kepada bagaimana kita dapat belajar kepada orang lain, yang saat ini orang lain tersebut sudah terbatas oleh apa yang kita ketahui sekarang dengan negara, nah di sini kita mencoba menghilangkan batasan-batasan tersebut," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Akbar mengatakan, kegiatan festival film ini seharusnya dilaksanakan secara offline, namun dikarenakan pendemi COVID-19 dilaksanakan secara daring, melalui aplikasi Zoom dan YouTube.
"Ada 12 film terkurasi dari Indonesia dan Jepang, yang dikelompokkan ke dalam dua tema yaitu The Future People dan The Promised Land. Film-film tersebut akan tayang secara daring di platform YouTube dari tanggal 8 hingga 12 November. Dilanjutkan dengan diskusi bersama sutradara Jepang, dan Master Class bersama Aryo Danusiri melalui aplikasi Zoom dari tanggal 13 hingga 15 November," jelasnya.
Ia menyebut, Borderless Documentary Film Festival 2020 terlaksana atas kerja sama antara Kedutaan Besar RI Tokyo, Pemerintah Aceh, Japan Foundation, The Laboratory For Global Dialogue, Aceh Art Community, serta Aceh Documentary sebagai proggramer festival.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Aceh Documentary Faisal Ilyas menambahkan, terlaksananya kegiatan festival film ini sebagai bukti bahwa pandemi COVID-19 tidak menghalangi untuk dapat tetap berkarya.
"Ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk dapat tetap belajar, berkarya dan memberikan apresiasi walaupun di tengah keadaan pandemi seperti saat ini," ujar Faisal.