Pembubaran Pengajian Ustaz Firanda di Aceh, Ini Penjelasan Panitia

Konten Media Partner
17 Juni 2019 9:06 WIB
Ustaz Firanda saat mengisi pengajian di Masjid Al-Fitrah, sebelum pembubaran oleh sejumlah warga. Foto: Facebook Aceh Tafaqquhfiddin
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Firanda saat mengisi pengajian di Masjid Al-Fitrah, sebelum pembubaran oleh sejumlah warga. Foto: Facebook Aceh Tafaqquhfiddin
ADVERTISEMENT
Pengajian Ustaz Firanda Andirja di Masjid Al-Fitrah, Keutapang, Banda Aceh pada Kamis malam (13/6/2019) berakhir ricuh. Sejumlah warga mendatangi masjid dan membubarkan pengajian, disertai pemukulan, saling dorong di dalam masjid.
ADVERTISEMENT
Mewakili pihak Panitia Pengajian Ustaz Firanda di Aceh, Nauval Pally Taran mengatakan pasca-kejadian berbagai berita muncul, terjadi simpang siur, dan sebagiannya mengandung kabar yang tidak benar (hoax). Serta penggiringan opini yang dirancang sehingga seolah-olah penyerangan yang terjadi di rumah Allah saat berlangsungnya kajian Ustaz Firanda adalah dibenarkan dan lumrah terjadi.
“Sebab, panitia tetap melangsungkan kajian meskipun para pelaku penyerangan sudah mengancam akan membubarkan kajian secara paksa,” tulis Nauval dalam penjelasan kepada acehkini, Senin (17/6/2019).
Karenanya, kata Nauval, pihaknya perlu memberikan informasi yang benar kepada publik mengenai fakta yang terjadi seputar pembubaran kajian Ustaz Firanda di Banda Aceh. “Maka kami dari pihak penyelenggara dan korban persekusi hendak menyampaikan beberapa hal,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah penjelasan, dan fakta yang disampaikan pihak panitia acara pengajian Ustaz Firanda:
1. Pada hari Kamis, 13 Juni 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, Ustaz Firanda tiba dan disambut oleh panitia, serta keluar dari bandara Sultan Iskandar Muda dengan aman. Tidak berapa lama para pendemo, yang entah bagaimana, dapat masuk ke bandara dan melakukan orasi (dari pihak Aswaja dan FPI di Bandara yang di antaranya ada Tu Bulqaini). Kepada massa aksi, Bapak Kapolres mengeluarkan pernyataan bahwa Ustaz Firanda akan dipulangkan segera.
2. Di sisi lain, ratusan massa yang sudah berangkat dari berbagai daerah telah sampai di Banda Aceh untuk menghadiri kajian Ustaz Firanda. Belum lagi ribuan massa di Banda Aceh yang sudah bersiap untuk mengikuti kajian.
ADVERTISEMENT
3. Ketika Ustaz Firanda sudah keluar lebih dulu sebelum demo terjadi, pihak aparat menghubungi pihak panitia, dan hendak memulangkan Ustaz Firanda ke Jakarta. Dinyatakan bahwa Kapolres telah menunggu kita (panitia) beserta Ustaz Firanda di Bandara. Panitia menolak, karena tentu ini tidak fair. Namun pada akhirnya pihak aparat menyatakan ingin bertemu langsung dengan Panitia dan Ustaz Firanda untuk membicarakan soal keberlangsungan acara dan potensi keributan yang akan terjadi. Kita kemudian membuka ruang rembuk, dan pihak aparat menyampaikan akan ke Hotel Kyriad untuk langsung menemui panitia dan Ustaz Firanda. Kemudian, kita mendapat informasi dari pihak hotel, bahwa massa FPI sedang menuju hotel dan meminta kita untuk segera keluar (check out). Maka kita memutuskan agar Ustaz Firanda segera dibawa pergi dari hotel, dan beberapa panitia menetap di hotel untuk bertemu dan berembuk dengan Kapolres tentang persoalan ini bersama, tanpa Ustaz Firanda.
ADVERTISEMENT
4. Pada pertemuan di Hotel Kyriad, tanpa diduga menduga, ternyata telah hadir pihak pemerintah yang diwakili Asisten 1 Wali Kota Banda Aceh, Dinas Syariat Islam, kemudian dari Polda, Kapolres, Dandim, Wakapolres, disertai MPU Banda Aceh. Para pihak ini, kesemuanya menyampaikan hal yang sama; meminta kajian dihentikan dan ustadz Firanda dipulangkan segera. Di antara hal yang dijadikan alasan adalah; (1) kita tidak mengantongi izin acara (hal ini disampaikan Asisten 1 Wali Kota), (2) MPU sudah melarang berdasarkan fatwa MPU Nomor 9 Tahun 2014, bahwa kajian salafi sesat menyesatkan. (3) Dan juga acara kita dinilai berpotensi menciptakan chaos.
Dialog panitia bersama pihak Pemerintah Kota Banda Aceh dan unsur Forkopimda. Foto: Dok. Panitia
5. Panitia tidak dapat menerima permintaan tersebut dengan beberapa alasan:
ADVERTISEMENT
7. Karena perembukan berujung deadlock, kami panitia yang ikut berembuk segera menuju Masjid Al-Fitrah, dan menyampaikan kepada pihak Badan Kemakmuran Masjid (BKM) tentang segala risiko kericuhan yang mungkin terjadi saat kajian, berdasarkan apa yang disampaikan oleh pihak aparat sebelumnya pada saat perembukan. Namun pengurus BKM Masjid Al-Fitrah telah menyatakan untuk siap bertanggungjawab atas berlangsungnya kajian, maka kajian di Masjid Al-Fitrah akhirnya tetap berlangsung.
8. Hingga akhirnya, datang puluhan massa membuat ricuh. Melempari dan menghardik jamaah wanita dan anak-anak dengan sandal dan helm, hingga menorobos dan merusak sebagian fasilitas masjid, merusak motor, serta memukuli dan mengeroyoki jamaah kajian. Pada saat itu dari pihak jamaah dan panitia bertahan untuk melakukan pembelaan diri dan melindungi keluarga mereka. Hanya saja karena instruksi dari pihak pengurus masjid dan kepolisian yang mengkhawatirkan korban jiwa, maka kami dari panitia, Ustaz Firanda dan jamaah memutuskan mengalah.
ADVERTISEMENT
9. Selama peristiwa itu berlangsung pihak panitia, para ustadz lokal dan terkhusus Ustaz Firanda meminta para jama’ah untuk tetap sabar. Tidak ada sedikitpun perintah untuk membalas para penyerang sebagai sikap menjaga darah kaum muslimin.
10. Sesungguhnya, sampai saat ini kami masih kurang dapat mengerti, bagaimana mungkin puluhan massa saja yang secara jelas sudah merencanakan menyerang kajian (bukti ada pada video ucapan tokoh mereka di bandara) jika tetap diadakan dapat dengan mudah membuat kericuhan dan menerobos masuk ke masjid dengan leluasa serta mengusai mic (pengeras suara) masjid. Sedangkan dahulu, ratusan bahkan ribuan massa yang beraksi untuk menolak keberadaan salafiyyin tidak berakhir dengan bentrokan fisik. Dengan izin Allah.
11. Dan akhirnya, setelah kejadian rusuh yang menyebabkan korban-korban luka dan penghinaan terhadap keagungan Rumah Allah, perwakilan panitia segera dipanggil malam itu juga oleh Kepolisian untuk diinterogasi (dengan membuat laporan Berita Acara Introgasi). Hingga saat ini kami belum tahu apakah ada dari pihak pembuat rusuh yang dipanggil oleh pihak kepolisian. Kita sangat berharap, pihak kepolisian bisa memanggil para perusuh berserta dalangnya. Ada banyak bukti rekaman yang dapat dijadikan bukti, mulai dari provokasi dan aksi, dengan menampilkan tiap person yang sesungguhnya sudah atau dapat kita kenal dengan baik.
ADVERTISEMENT
12. Sekitar pukul 5.00 WIB subuh (pemeriksaan di mulai dari pukul 12 malam) pada hari Jumat, 14 Juni 2019, polisi mengharuskan panitia untuk memulangkan segera Ustaz Firanda, subuh itu juga. dan meminta panitia menunjukkan tempat menginap Ustaz Firanda guna menjemput langsung beliau untuk dipulangkan.
13. Panitia dengan segala keterpaksaan akhirnya menunjukkan dan membawa pihak polisi menuju tempat penginapan Ustaz Firanda, dan setelah berbincang beberapa saat di rumah penginapan tersebut, Ustaz Firanda dibawa langsung ke Bandara disertai oleh Panitia, dan akhirnya dipulangkan.
Ustaz Firanda saat dipulangkan, di ruang tunggu Bandara Sultan Iskandar Muda. Foto: Dok. Panitia
14. Dengan adanya peristiwa ini serta berbagai peristiwa sebelumnya, kami sangat berharap Gubernur Aceh dapat memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang terkait. Agar permasalahan ini tidak terus berkepanjangan dan berulang hingga menjadi bencana kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup kami meminta kepada Allah hidayah kepada kita semua. Wahai Rabb Yang Maha Adil setiap kezaliman pasti ada pertanggung-jawabannya. Kami meminta kepada-Mu pertolongan dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan. (Mewakili Pihak Panitia, Nauval Pally Taran, SH, dan Asqar Quraisy, ST) []
acehkini