Konten Media Partner

Perayaan Maulid Nabi di Aceh: Zikir dan Santap Kuliner Beulangong

9 November 2019 19:09 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awal memasak kuah beulangong, santapan peringati Maulid Nabi. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Awal memasak kuah beulangong, santapan peringati Maulid Nabi. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Seharian penuh dari subuh sampai jelang magrib, warga Gampong Gla Meunasah Baro, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
ADVERTISEMENT
Caranya, memasak kuah beulangong, melantunkan zikir dan makan bersama. Tradisi telah berlangsung sejak lama, diwariskan turun-temurun.
Daging sapi dimasak kuah beulangong. Foto: Suparta/acehkini
menabur bumbu. Foto: Suparta/acehkini
Memasak sudah dilakukan sejak pagi. Foto: Suparta/acehkini
Usai subuh, Sabtu (9/11). Pemuda dan orang tua berkumpul di meunasah untuk memotong sapi memasak kuah beulangong. Kuah itu adalah tradisi sejak lama di Aceh, kuliner warisan lelulur. Menu itu berisi daging sapi, potongan nangka muda dan bumbu khas Aceh.
Dinamakan kuah beulangong karena poses memasaknya dilakukan dalam belanga atau kuali besar. “Ini selalu dilakukan saat memperingati hari-hari besar agama dan adat, selain saat maulid, juga saat ramadan dan pesta-pesta,” kata Pak Din, tokoh Gampong Gla Meunasah Baro.
Nangka muda telah siap dicincang. Foto: Suparta/acehkini
Menyiapkan kuah beulangong. Foto: Suparta/acehkini
Mengaduk kuah. Foto: Suparta/acehkini
Usai salat zuhur. Kuah beulangong telah siap. Warga desa berbondong-bondong mendatangi meunasah. Mereka membawa wadah, tempat menampung kuah itu untuk disantap di rumah.
ADVERTISEMENT
Ada 10 beulangong yang dimasak di sana, 8 di antaranya dibagikan kepada seluruh warga Gampong, selebihnya untuk makan bersama di sore hari.
Kuah dibagikan kepada warga. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Kuah beulangong, tradisi di Aceh Besar. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Warga membawa pulang kuah untuk menu di rumah. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Membagi kuah untuk warga. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Panitia Maulid Nabi membagikan kuah beulangong untuk warga. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Usai salat ashar. Kelompok zikir mendendangkan keagungan Allah SWT dan kemuliaan Rasulullah Muhammad SAW, di dalam meunasah.
Saat bersamaan, warga mengantarkan aneka menu lainnya ke meunasah, yang dibungkus sedemikian rupa lengkap nasi, atau disebut idang. Menu itu menjadi santapan bersama memperingati maulid. Selain warga desa setempat, tokoh warga desa tetangga juga hadir, juga pejabat dari kecamatan. Makanan itu dimakan bersama kuah beulangong.
Berzikir sebelum makan bersama. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Anak-anak ikut menikmati aneka kuliner dan kuah beulangong. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Kuah beulangong ikut disantap bersama menu lainnya. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Uniknya, seluruh makanan harus dihabiskan. Jika tidak habis dimakan, maka panitia menyediakan kantong plastik, guna membawa pulang menu lebih ke rumah.
ADVERTISEMENT
Begitulah cara warga warga Aceh Besar memperingati Maulid Nabi Muhammad, acehkini merekam suasananya saharian, dari pagi sampai sore. Lihat foto-foto di atas dan di bawah ini. []
Tradisi ini berlangsung saban tahun. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Warga harus menghabiskan makanan, kalau diwajibkan bawa pulang. Foto: Adi Warsidi/acehkini