Konten Media Partner

Sedang Live Aksi Demo, HP Jurnalis Dipukul Terduga Intel hingga Jatuh dan Pecah

7 September 2022 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indra Wijaya menunjukkan ponselnya yang rusak. Foto: Dokpri
zoom-in-whitePerbesar
Indra Wijaya menunjukkan ponselnya yang rusak. Foto: Dokpri
ADVERTISEMENT
Seorang jurnalis Serambi Indonesia, Indra Wijaya mengalami insiden tak mengenakkan saat meliput aksi demo mahasiswa terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), handphone (HP) miliknya rusak karena dipukul hingga jatuh dan pecah oleh seseorang diduga intel polisi.
ADVERTISEMENT
Aksi yang berlangsung di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh sempat ricuh melibatkan mahasiswa dan aparat keamanan, Rabu (7/9/2022) siang.
Indra menyebutkan insiden itu berlangsung saat sedang melakukan siaran langsung alias live melalui fanpage Facebook Serambi. "Jadi saya sedang mengabadikan gambar saat aksi itu ricuh. Saat itu petugas sedang mengamankan salah seorang peserta aksi," katanya.
Saat itulah, ponsel miliknya dipukul oleh salah diduga intel hingga terjatuh ke aspal dan pecah. Padahal, Indra saat itu memakai indentitas id card wartawan, serta baju bertuliskan Serambi on TV
Aksi demo tolak kenaikan harga BBM di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Banda Aceh, Rabu (7/9) siang, sebelum ricuh. Foto: Dok. warga
Kala ponselnya jatuh, siaran masih berlangsung dengan gambar sudah tidak teratur (goyang tanpa arah). Indra lalu mengambil handphone-nya yang sudah tergeletak di aspal dan menyelamatkan diri dengan berpindah lokasi ke depan halte dekat Kantor Bulog, bersebelahan dengan Gedung DPR Aceh.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Indra melihat HP-nya sudah rusak, tombol dan keyboard tidak sempurna lagi. Meski dalam kondisi layar ponsel pecah, siaran live tetap berlangsung karena kamera belakang masih bisa mengambil gambar.
Setelah aksi mulai mereda, teman sekantor Indra Wijaya, melaporkan kejadian tersebut ke redaksi. Indra Wijaya yang tercatat sebagai anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, juga telah melaporkan insiden kekerasan tersebut ke ketua dan pengurus AJI Banda Aceh.