Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Sejarah Kehebatan Sultan Iskandar Muda dalam Surat ke Raja Inggris, James I
23 November 2022 11:48 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Iskandar Muda lahir pada 1593 (sebagian sumber menyebut 1590) di Bandar Aceh (sekarang Banda Aceh). Naik takhta saat masih berusia belia, dia membangun hubungan dengan banyak negara seperti Turki dan negara-negara Eropa. Kerajaan Aceh saat itu banyak terlibat dalam perang melawan Portugis yang ingin menguasai jalur perdagangan rempah di Selat Malaka.
Ada fakta sejarah yang masih tersimpan hingga kini, tentang hubungan surat menyurat dengan Kerajaan Inggris yang begitu menaruh hormat terhadap Aceh. Kala itu, para pedagang Inggris sedang gencar-gencarnya berdagang mencari rempah di Nusantara dan Semenanjung Melayu.
Salah satu bukti adalah surat yang dikirim Sultan Iskandar Muda kepada Raja Inggris , James I untuk membalas surat permintaan Inggris sebelumnya terkait kuasa perdagangan rempah-rempah di kawasan Sumatra Barat, dalam perlindungan Kesultanan Aceh.
ADVERTISEMENT
Surat aslinya masih disimpan pada salah satu museum di Skotlandia. Salah satu replikanya dapat dilihat di Museum Aceh, Banda Aceh. Replika itu dibuat atas inisiasi Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias bersama Asia Research Institute (ARI)-National University of Singapore pada Februari 2007 silam.
Saya pernah melihatnya dipajang bersama beberapa replika surat Sultan Aceh lainnya, dalam sebuah pameran di Museum Aceh. Surat itu menggambarkan sebagian kekuasaan Iskandar Muda. Surat berukuran 95 x 43 sentimeter, ditulis memakai kertas oriental dengan tinta warna dan emas, dikirim oleh Iskandar Muda kepada Raja James I pada tahun 1615.
Bahasa yang dipakai Melayu dengan huruf arab jawi. Surat itu sebagai balasan untuk Raja Inggris yang sebelumnya memohon untuk berdagang lada dan rempah lainnya di Tiku dan Pariaman (Padang, Sumatera Barat-sekarang)
ADVERTISEMENT
Sebagian isinya menggambarkan kehebatan Sultan Iskandar Muda, begini pembukanya:
Ini ibarat syair yang kaya makna, penggambaran kekuasaannya yang besar di Nusantara. Selanjutnya dalam inti surat, Sultan Iskandar Muda menolak permintaan Inggris dengan sangat halus. Begini kalimatnya:
Begitulah salah satu bukti kejayaan dulunya. Saat itu, Kesultanan Aceh menguasai perdagangan di Selat Malaka dan melindunginya dari para pedagang Eropa yang mencoba menancapkan kekuasaan di Nusantara. Itu pula yang membuat Raja Inggris merasa penting meminta izin kepada Sultan, meski rencana dagangnya jauh di Padang.
Ada juga sebuah surat lain yang replikanya ada di Museum Aceh. Surat itu adalah permintaan Sultan Aceh, Alaaddin Syah al-Kahhar kepada Sultan Turki Sulaiman Agung untuk dukungan militer dan para ahli militer guna melawan kekuasaan Portugis di Makala. Surat itu tertanggal 7 Januari 1566. Saat itu, Aceh telah menempatkan seorang duta besarnya di Turki. Diplomasi dan surat menyurat Aceh dengan negara luar terus berlanjut, saat perang dengan Belanda yang pecah pada Maret 1873.
Sultan Iskandar Muda yang bergelar Seri Sultan Perkasa Alam Johan Berdaulat, wafat pada tahun 1636 M dan makamnya terletak dalam kompleks Kandang Mas di Banda Aceh yang telah pernah dihancurkan Belanda. Makamnya saat ini adalah duplikatnya hasil petunjuk Pocut Meurah Awan, isteri Sultan Mahmudsyah, Sultan Aceh terakhir.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Republik Indonesia mengangkat Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 14 September 1993. Kini namanya banyak dipakai sebagai nama jalan, gedung, bandara, bahkan kapal perang. []