news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Semarak Peringati Maulid Nabi di Aceh: Zikir, Pawai, hingga Kenduri 100 Hari

Konten Media Partner
8 Oktober 2022 17:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak ikut menikmati aneka kuliner dan kuah beulangong pada kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW di Gampong Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak ikut menikmati aneka kuliner dan kuah beulangong pada kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW di Gampong Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
ADVERTISEMENT
Saban 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah, muslim di seluruh dunia memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Di Aceh, Maulid diadakan dengan berbagai cara, seperti zikir, pawai, hingga kenduri 100 hari.
ADVERTISEMENT
Maulid Nabi tahun ini diperingati pada Sabtu (8/10). Peringatan hari besar Islam ini disambut cukup meriah di berbagai daerah di Aceh.
Misalnya, warga Kemukiman Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya, melaksanakan pawai dengan berbagai jenis kendaraan hias. Di dalamnya terdapat hidangan Maulid berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya. Pawai berakhir di Masjid Jamik Baitul 'Ali.
Di Gampong Jijiem, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie, santri berzikir dengan gerakan anggota badan atau lebih dikenal Dike Molod. Warga juga membawa hidangan ke masjid, kemudian ratusan orang datang untuk menyantapnya bersama.
Adapun di Gampong Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, warga bergotong royong menyembelih kambing dan menyiapkan kuah beulangong untuk hidangan perayaan Maulid.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini kami menyiapkan 11 beulangong. Selain disiapkan untuk tamu undangan pada makan bersama usai Asar, sebagian juga dibagi rata untuk warga,” kata Sulaiman, Keuchik Gampong Gla Meunasah Baro.
Menyiapkan menu kuah beulangong kala perayaan kenduri Maulid Nabi merupakan tradisi bagi masyarakat Aceh Besar juga Banda Aceh.
Tradisi Sejak Ratusan Tahun Silam
Pemerhati Sejarah Aceh, Tarmizi Abdul Hamid, mengatakan Maulid bagi warga Aceh adalah peringatan yang mulia sehingga telah disiapkan jauh sebelum 12 Rabiul Awal. Kenduri Maulid di Tanah Rencong berlangsung 3 bulan 10 hari atau 100 hari.
"Kenduri dilaksanakan tiga bulan, kalau di Rabiul Awal tidak bisa, ada beberapa bulan ke depan. Jadi di almanak Aceh ada bulan Maulid Awai, Maulid Teungoh, dan Maulid Akhe," kata Tarmizi, Sabtu (8/10).
ADVERTISEMENT
Mengapa kenduri begitu lama? Pria yang akrab disapa Cek Midi ini menjelaskan, hal itu sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. "Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak Kesultanan Aceh Darussalam, puncaknya di abad ke-17 dan 18," ujarnya.
Dalam tiga bulan ini, warga Aceh menggelar berbagai acara seperti kenduri hingga zikir. Cek Midi menuturkan Maulid jadi momen damai antarwarga karena tetangga kampung akan diundang ke kenduri di meunasah atau masjid. "Kenduri Maulid ini ajang mempererat silaturahmi orang Aceh."
Adv Pemerintah Aceh