Warga Nagan Raya Minta Dibangun CRU untuk Akhiri Konflik Gajah-Manusia

Konten Media Partner
6 Februari 2021 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konflik antara kawanan gajah liar dan manusia kembali terulang di Desa Blang Teungku, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masyarakat meminta pemerintah membangun Conservation Response Unit (CRU) untuk mengakhiri masalah tersebut. Foto: Dok. acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Konflik antara kawanan gajah liar dan manusia kembali terulang di Desa Blang Teungku, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masyarakat meminta pemerintah membangun Conservation Response Unit (CRU) untuk mengakhiri masalah tersebut. Foto: Dok. acehkini
ADVERTISEMENT
Konflik antara kawanan gajah liar dan manusia kembali terulang di Desa Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masyarakat meminta pemerintah membangun tempat konservasi gajah jinak atau Conservation Response Unit (CRU) untuk mengakhiri masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami pemerintah membuatkan CRU untuk mengantisipasi amukan gajah ini," kata Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Blang Teungku Saiful Dahlan saat dikonfirmasi acehkini, Sabtu (6/2).
Saiful menjelaskan, dalam dua hari terakhir, tanaman padi berusia 1,5 bulan milik lima petani di Desa Blang Teungku hancur karena diubrak-abrik kawanan gajah liar. Akibatnya, petani merugi karena terancam gagal panen.
Konflik antara kawanan gajah liar dan manusia kembali terulang di Desa Blang Teungku, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masyarakat meminta pemerintah membangun Conservation Response Unit (CRU) untuk mengakhiri masalah tersebut. Foto: Dok. acehkini
"Kerusakan (padi) belum luas, cuma kami khawatir gajah datang lagi. Kira-kira yang sudah rusak 25x5 meter persegi," tutur Saiful.
Warga Blang Teungku, kata Saiful, sudah merasa lelah dengan kondisi demikian. Saban malam, mereka harus menginap di kebun atau sawah untuk mengusir gajah liar. "Karena waktu gajah datang minimal (harus) ada orang untuk mengusirnya," sebutnya.
Pada pekan terakhir Januari 2021, kawanan gajah juga mengubrak-abrik tanaman sawit, kelapa, pisang, dan jagung yang sudah memasuki masa panen dalam areal kebun seluas enam hektare di Blang Teungku.
Konflik antara kawanan gajah liar dan manusia kembali terulang di Desa Blang Teungku, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masyarakat meminta pemerintah membangun Conservation Response Unit (CRU) untuk mengakhiri masalah tersebut. Foto: Dok. acehkini
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto menuturkan, konflik gajah-manusia di Desa Blang Teungku, Tuwi Meuleusong, Blang Lango, Kandeh, dan Kila di Kabupaten Nagan Raya serta Desa Pante Ceureumen di Kabupaten Aceh Barat, disebabkan adanya pembangunan di jalur lintasan gajah liar.
ADVERTISEMENT
"Ini wilayah jelajah gajah. Cuma ada perubahan pembangunan artinya ada penambahan penduduk pada akhirnya terjadi seperti ini. Ini problem (masalah) yang memang tidak hanya BKSDA sebetulnya, kita harus duduk bersama pemerintah daerah, pemerintah provinsi untuk bersama-sama mendiskusikan ini," kata Agus.