Yahdi 'Bangsa Aceh Darussalam', Sumpah tak Makan Nasi sebelum Merdeka

Konten Media Partner
8 November 2019 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kombes Saladin (pakai kacamata) dalam konferensi penangkapan pimpinan kelompok 'Bangsa Aceh Darussalam'. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kombes Saladin (pakai kacamata) dalam konferensi penangkapan pimpinan kelompok 'Bangsa Aceh Darussalam'. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pimpinan ‘Bangsa Aceh Darussalam’, Yahdi Ilar Rusydi (55 tahun) atau YIR, yang berhasil ditangkap polisi, sempat bersumpah tak makan nasi sebelum mampu memerdekakan Aceh. Hal ini disampaikan oleh Direskrimsus Polda Aceh, Kombes Pol Teuku Saladin, sesuai pengakuanya.
ADVERTISEMENT
“Saat bicara dengan saya, dia mengatakan telah bersumpah tidak makan nasi, tetapi makan roti saja, sebelum Aceh merdeka,” kata Teuku Saladin kepada acehkini, Jumat (8/11).
Yahdi bersama seorang rekannya, RD (55 tahun) saat ini berada dalam sel Polda Aceh. Mereka ditangkap Kamis (7/11) kemarin, terkait video ‘Bangsa Aceh Darussalam’ yang diposting di facebook, pada pertengahan September 2019 lalu. Video tersebut bernada rasis, dan menyatakan kemerdekaan Aceh, serta meminta para pendatang untuk pergi.
Konferensi pers terkait penangkapan kelompok Yahdi. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Menurut Kombes Teuku Saladin, polisi belum terlalu mendalami keberadaan kehidupan Yahdi sebelumnya. Polisi hanya mengetahui, Yahdi pernah bolak-balik Aceh dan Malaysia sejak 2011, sampai beredarnya video meresahkan tersebut.
Berdasarkan penelusuran sementara, Yahdi juga bukan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dulunya. “Dia sering di Banda Aceh, juga sempat tinggal di Pulo Kiton, Kabupaten Bireuen dulunya. Saudara saya juga mengenalnya,” kata Teuku Saladin, putra asli Bireuen itu.
ADVERTISEMENT
Polisi masih terus mendalami latar belakang kehidupannya, dan tujuan menyebarkan video yang meresahkan tersebut. Termasuk belum menemukan catatan kriminal lainnya, maupun keterkaitannya dengan kelompok Abu Razak, yang tewas dalam penyergapan polisi di Trienggadeng, Pidie Jaya, 19 September 2019 lalu.
Sejumlah warga Aceh di Kota Banda Aceh, mengaku mengenal Yahdi. Mereka mengatakan sosok itu pandai bicara, dan sempat tinggal di Malaysia.
Salah seorang warga Banda Aceh, enggan namanya ditulis, menyebutkan mengenal Yahdi sebelum mengaku-ngaku sebagai pimpinan ‘Bangsa Aceh Darussalam’. “Dia dulu akan membuka warung kopi di sekitar Simpang BPKP (kawasan Lampineneung, Banda Aceh), kami sering bertemu,” katanya kepada acehkini.
Menurutnya, Yahdi diketahui pernah tinggal dan berdagang di Malaysia. “Setelah videonya itu beredar, kami tidak pernah berhubungan lagi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sumber lainnya di kalangan mantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mengaku Yahdi bukanlah mantan kombatan saat konflik Aceh dulu. “Beberapa dari kami (mantan GAM) pernah diancam dan dikata-katai lewat facebook,” kisahnya menolak dituliskan nama. []