Precision Farming, Mengajar di ITB Tapi Mahasiswa Bisa dari Se-Indonesia

Acep Purqon
Dosen Fisika FMIPA ITB
Konten dari Pengguna
14 September 2021 21:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Acep Purqon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Precision Farming

ADVERTISEMENT
ITB menugaskan beberapa dosen untuk program MBKM (merdeka belajar dan kampus merdeka), dimana siapa pun mahasiswa se-Indonesia yang tertarik, bisa mengambil sks di ITB di semester ini. Salah satu mata kuliah yang diminati dan diharapkan menjadi solusi untuk pertanian di Indonesia adalah Precision Farming.
ADVERTISEMENT
Matakuliah 2 SKS dengan kode BA-4111 Precision farming dari prodi Rekayasa Pertanian ITB yang diampu oleh trio dosen Acep Purqon, Ramadhani Eka putra, dan Aos. Mahasiswanya terbuka untuk seluruh Indonesia. Misal saat ini mahasiswanya selain dari ITB, ada dari Universitas Hasanudin makasar, Universitas Jember, Universitas Trunojoyo, universitas Tanjung Pura, universitas Jambi dll.
“Kelas kami ramai dengan ide-ide project dalam beberapa grup yang menarik karena dihadiri beragam mahasiswa se-Indonesia dengan keunikan microclimate masing-masing daerah. Antar daerah di Indonesia juga punya keunikan masing-masing dan menjadi kekayaan nusantara, misalnya terkait ethnofarm.”, ujar Acep. Beberapa idenya bisa berlanjut menjadi startup, kerjasama dengan perusahaan, kerjasama dengan pemda dll.
Lebih lanjut menurut Acep, "Bagaimana kita bisa bersahabat dengan tanaman dan faham kebutuhan presisinya. Mahasiswa jadi tahu ada banyak persamaan matematika yang unik untuk masing-masing jenis tanaman. Hal ini semakin menyadarkan perlakuan khusus masing-masing tanaman terutama untuk beberapa jenis tanaman sangat berbeda antara subtropis dan tropis. Khas tropis ini harus menjadi teknologi dan kekuatan penelitian-penelitian farming khas tropis untuk rekayasa biomasa".
ADVERTISEMENT
Precision farming ini bukan hanya pertanian, tapi semua budidaya yg menghasilkan biomasa termasuk budidaya unggas, ikan dll sebagai bagian integrated farming (pertanian terintegrasi). Precision farming menjadi ide penting termasuk kebutuhan air yang presisi baik individu dan ekosistem, termasuk pemahaman perilaku lebah dll. Indonesia harus menjadi raja rekayasa pertanian tropis.
Sistemnya adalah service bukan eksploitasi. Jadi bukan sekedar mengambil, tapi bagaimana harmonisasi alam sebagai open system dalam bentuk termodinamika dan entropi yang harmonis.
Precision farming ini diharapkan bisa meningkatkan GDP apalagi teknologi berkembang pesat untuk
pertanian di era revolusi industri 4.0 ini yang ditunjang dengan teknologi Artificial intelligence, robotics, internet of things (IoT) dll. Kebutuhan presisi menjadi penting terutama untuk daerah-daerah terbatas air dan juga terbatas lahan seperti pertanian kota (urban farming).
ADVERTISEMENT
Kuliah precision farming pada program MBKM ITB semester ini dengan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia