Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tragedi Rumah Hantu di Pasar Malam dalam Film Agak Laen
20 Februari 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Achmad Humaidy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memang Agak Laen film yang satu ini. Sudah 20 hari tayang di bioskop, jatah layar belum berkurang juga. Apalagi jumlah penonton sudah menembus lebih dari angka 6 juta. Film Agak Laen pun masuk dalam rangking 5 untuk film Indonesia yang capai jumlah penonton paling banyak sepanjang masa. Raihan jumlah penonton tersebut mengukuhkan film ini mampu berada di level atas dibanding film komedi lain seperti Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 dan My Stupid Boss.
ADVERTISEMENT
Bagi penonton yang sudah pernah mendengar podcast Agak Laen! sepertinya sudah tidak asing dengan judul film yang diadaptasi dengan konten sama. Filmnya pun sengaja dibuat sebagai alternatif hiburan yang memasukkan unsur drama keluarga dan kisah kriminal dalam konsep komedi horor. Penonton kadang harus merasakan adegan seram, sedih, sampai selucu itu menertawakan kisah yang absurd.
Perolehan angka jutaan penonton juga disinyalir dari pengerahan fanbase masing-masing komika yang menjadi bintang utama dalam film ini. Belum lagi para pendengar setia podcast Agak Laen! tentu tak mau ketinggalan melihat langsung aksi konyol dari Bene Dion Rajagukguk, Boris Bokir, Indra Jegel, dan Oki Rengga. Karakter mereka ber-empat yang agak laen tentu mengundang tawa dari bangku penonton sebab sudah dikenal sebagai stand-up comedian dalam keseharian.
ADVERTISEMENT
Agak Laen mengisahkan Bene (Bene Dion), Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), dan Oki (Oki Rengga) sebagai empat sekawan yang mengelola rumah hantu di sebuah pasar malam. Mereka juga jadi bagian dari hantu-hantu pengganggu di wahana itu.
Tapi, bisnis mereka sempat gagal karena pengunjung tak merasakan adrenalin atau ketakutan saat masuk rumah hantu. Mereka putuskan untuk renovasi wahana tersebut agar makin menyeramkan. Setelah renovasi, rumah hantu justru memakan satu korban. Empat sekawan lantas bersekongkol menyembunyikan kematian meski mereka juga harus dihantui arwah gentayangan.
Rumah hantu yang viral membuat mereka makin giat untuk penuhi kebutuhan uang demi mewujudkan impian masing-masing. Bene butuh uang untuk memenuhi mahar yang diminta calon mertua. Oki sebagai mantan narapidana yang baru bebas, cari dana untuk membeli obat dan biaya makam ibunya. Jegel sebagai pecandu judi yang butuh uang untuk melunasi utang. Sementara Boris harus bayar “ordal” agar bisa masuk sekolah tentara atas kemauan ibunya.
ADVERTISEMENT
Situasi makin rumit saat diketahui bahwa pengunjung meninggal di rumah hantu yaitu caleg dari Partai Bergerigi. Polisi berusaha menemukan caleg tersebut dan melakukan penyelidikan ke rumah hantu itu.
Mungkinkah kebohongan para pemuda akan terkuak? Bisakah nasib mereka tetap bahagia meski ada rahasia yang tersimpan dalam wahana rumah hantu tersebut?! Segera temukan jawaban Agak Laen di bioskop terdekat Teman Kumparan.
ADVERTISEMENT
Pembentukan karakter dalam chemistry yang tepat membingkai kisah persahabatan dan keluarga tanpa sekat. Tak ada yang tampil dominan dalam film ini sebab mereka sudah sering dikenal sebagai sirkel bermarga. Aktor-aktor berbakat tersebut bisa menunjukkan bakat akting yang terpendam tanpa harus menjadi orang lain. Mereka tampil seperti keseharian yang hidupnya dipenuhi dengan candaan.
Ada Bene Dion yang harus penuhi ke-BM-an calon mertua. Ada Boris Bokir yang harus dipaksa jadi tentara oleh ibunya. Ada Indra Jegel yang harus melunasi utang-utangnya karena terjerat pinjol. Hingga Oki Rengga yang harus jadi tulang punggung keluarga. Entah hidup asli mereka seperti itu atau kisah ini hanya rekaan semata. Paling penting mereka bisa deliver story dari karakter yang dibentuk sehingga konsep komedi slapstick yang diusung terkesan lucu.
ADVERTISEMENT
Selain empat karakter utama yang memang profesinya stand up comedian, Agak Laen juga dijejali dengan kehadiran komedian lain seperti Arie Kriting, Mamat Alkatiri, dan Praz Teguh. Film ini juga menghadirkan bintang-bintang muda berbakat seperti Bukie Basudewa Mansyur, Tissa Biani, Indah Permatasari, dan Anggi Marito yang memberi warna tersendiri dalam cerita.
Film Agak Laen yang disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Muhadkly Acho berhasil menjadi film komedi memikat. Meski beberapa lelucon terasa dipaksakan dan alur cerita punya sedikit kekurangan, film ini sukses menghibur dengan candaan dan selipan kritik sosial masyarakat.
Sayangnya, unsur komedi dalam film ini memang sengaja didesain agar tak semuanya bisa ditertawakan. Ada patahan dengan ditambah unsur horor dan drama supaya kasus kematian pengunjung rumah hantu tak tercium sampai keluar. Makanya, fokus cerita terbagi dalam tiga situasi (komedi, horor, dan drama keluarga). Kadang ada yang keluar jalur atau ada hal juga yang harus dipaksa untuk dimasukkan dalam visual seperti penempatan iklan.
ADVERTISEMENT
Adegan film sempat membosankan terutama saat pengulangan adegan setelah rumah hantu viral. Ditambah lagi, beberapa jokes tidak terlalu segar. Seperti saat bau tai kucing atau lelucon yang terjadi antara bos pasar malam dan office boy’a yang bernama Obeth. Pokoknya eksekusi komedi kurang mendalam disitu.
Untunglah latar tempat rumah hantu yang ada di pasar malam bisa bawa penonton ikut masuk ke tempat tersebut. Tak perlu naik bianglala atau komedi putar, rumah hantu akan menjadi set dimana para bintang film masuk dan keluar sama hal seperti rumah hantu yang ada di dunia nyata. Emang agak laen film ini memilih lokasi syuting itu.
ADVERTISEMENT
Overall, kewajaran akting yang dibawa dalam film Agak Laen memang terlihat realistis sekali menjangkau jutaan pasang mata penonton. Puja puji juga datang dari penonton yang sudah mendapat hormon endorfin, serotonin, dan dopamin saat bisa tertawa lepas menyaksikan tingkah 4 komika yang sudah punya nama. Mereka paham betul seperti apa menaikturunkan emosi penonton supaya kena trigger untuk tertawa. Meski momen horor, drama, dan kriminal justru tertutupi karena didesak unsur komedi dalam film ini.
Seiring dengan 20 hari penayangan di bulan Februari, kursi-kursi bioskop masih dijejali para penonton. Mereka butuh hiburan untuk menertawakan hidup yang mungkin sulit untuk dibilang menyenangkan saat ini. Walau akhirnya, Agak Laen tetap berjalan terburu-buru untuk selesaikan unsur horor dan drama keluarganya. Beneran agak laen film ini berani beda tembus pasar bioskop yang biasanya didominasi para penikmat film horor saja. Sudah saatnya film komedi kembali menguasai pasar bioskop di Indonesia. Biar layar bioskop tak sekadar dipenuhi poster hantu dan kisah misteri saja.