Menanti Gebrakan Pengurus PSSI (Baru) Mengelola Sepak Bola Indonesia

Achmad Junaedi
Content Writer
Konten dari Pengguna
18 Februari 2023 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Junaedi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir menyampaikan pidato dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir menyampaikan pidato dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Drama sepak bola Indonesia tidak ada habisnya. Kali ini terjadi dalam perebutan kekuasaan menjadi pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027. Kongres Luar Biasa yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, tersebut berlangsung alot.
ADVERTISEMENT
Kongres Luar Biasa PSSI tersebut diadakan untuk memilih Ketum Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif (Exco). Acara yang dihadiri perwakilan FIFA dan AFC tersebut seyogyanya berlangsung dengan lancar. Susunan acara yang didapatkan awak media diawali dengan pemilihan Ketum, Waketum, dan Exco. Pemilihan pengurus PSSI baru tersebut dilakukan oleh 100-an lebih peserta kongres yang terdiri dari Asosiasi Provinsi, klub Liga 1, Liga 2, dan juga Liga 3.
Pada pemilihan Ketua Umum PSSI berlangsung sengit antara Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti. Setelah saling kejar mengejar perolehan suara dari voters, bung Erick dinyatakan sah menjadi Ketum PSSI baru. Erick Thohir memperoleh 64 suara, sedangkan La Nyalla mendapatkan 22 suara.
Namun, lain halnya dengan pemilihan Wakil Ketua Umum PSSI. Pada sesi pertama Yunus Nusi dan Zainudin Amali terpilih menjadi Waketum dengan perolehan suara yang tinggi dari pesaingnya. Lelucon pemilihan pengurus PSSI dimulai. Pemilik suara beranggapan suara yang diberikan kepada calon lain banyak yang hilang dan meminta untuk diadakan pemungutan ulang.
ADVERTISEMENT
Pemilihan suara ulang dikabulkan oleh incumbent Ketua PSSI, Mochamad Iriawan. Iwan Bule, menyelamatkan induk sepak bola Indonesia dari sarang mafia. Ia memberi kesempatan voters untuk memilih ulang calon Waketum.
Setelah saling sikut perolehan suara, terpilih 2 Waketum PSSI baru, yaitu Ratu Tisha dan Yunus Nusi. Lagi-lagi drama muncul. Yunus Nusi, di tengah-tengah terpilihnya ia menjadi Waketum memberikan pernyataan mundur menjadi calon Waketum PSSI. Zainudin Amali, yang mendapatkan suara ke-3 terbanyak akhirnya mendapatkan hibah dari mundurnya Yunus Nusi.
Tidak habis pikir. Ya, itulah kalimat yang terpikirkan setelah melihat susunan Exco PSSI baru yang terpilih. Bagaimana tidak, harapan pencinta sepak bola Indonesia agar PSSI berbenah menjadi sirna. Eko Setyawan, Endri Erawan, Juni Rachman, Mamed, Rudi Yulianto, Sumardji, Vivin Cahyani, Pieter Tanuri, Arya Sinulingga, Khairul Anwar, Ahmad Riyadh, dan Hasnuryadi Sulaiman.
ADVERTISEMENT
Itulah nama-nama Exco secara aklamasi menjadi pengurus PSSI baru. Periode anyar, tapi nyatanya masih orang lama yang menduduki singgasana Exco. Tidak ada wakil dari mantan pesepak bola, generasi muda, ataupun orang yang memahami betul kultur sepak bola nasional. Lagi-lagi pencinta sepak bola Indonesia harus bersabar melihat PSSI berbenah.
Kondisi perangkat pertandingan yang diluar nalar ketika bertugas, operator liga yang masih kacau, jenjang kompetisi tidak terstruktur, tidak jalannya liga sepak bola wanita, dan masih banyak kasus lain dari sepak bola Indonesia. Namun, lewat tangan dingin Erick Thohir, ada secercah harapan untuk membawa sepak bola Indonesia kembali cemerlang dan bersih dari mafia.
Dari visi dan misi yang disampaikan akan membuat blue print sepak bola Indonesia. Semoga dari blue print itu dapat menjalankan kembali Liga 2 dan 3, operator liga yang normal, kompetisi berjenjang, memperbaiki kualitas wasit, memberikan pelatihan kepada yang terlibat dalam pertandingan, menjalankan liga wanita, bersinergi dengan aparat keamanan dalam memberikan izin pertandingan, menyelaraskan antara pembinaan bibit muda Indonesia dengan pemain keturunan di luar negeri, membenahi asosiasi provinsi yang tidak aktif, dan masih banyak pekerjaan rumah lainnya menanti pengurus PSSI (baru).
ADVERTISEMENT
Lewat 100 hari kerja, mari kita nantikan kiprah Erick Thohir membenahi sepak bola Indonesia dan PSSI.