Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cuan dan Kreativitas Naik Level Pasca Pandemi Covid-19
26 Maret 2023 9:55 WIB
Tulisan dari Achmad Nur Alfianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gaung virus Corona atau Covid-19 beberapa waktu lalu selalu menghiasi semua sisi kehidupan masyarakat. Pada kenyataanya sudah 3 tahun lebih Pandemi Covid-19 mengguncang berbagai sektor kehidupan masyarakat. Mulai dari awal tahun 2020 sampai akhir akhir tahun 2022 masyarakat telah bertahan dari gempuran Pandemi Covid-19, bahkan di awal tahun 2023 ini Covid-19 masih menjadi salah satu ancaman yang tidak dapat disepelekan. Memasuki tahun keempat ini setidaknya masyarakat mulai dapat beradaptasi dengan salah satu virus yang paling mematikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dampak Pandemi di Sektor Ekonomi dan Pendidikan
Pada pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun 2020 Pandemi Covid-19 mulai menunjukkan dampaknya kepada seluruh aspek masyarakat khususnya di Indonesia. Untuk mencegah dan mengurangi tingkat transmisi virus mematikan ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan physical distancing atau pembatasan jarak fisik. Kebijakan utuk menjaga jarak akibat Covid-19 ini serentak mengubah seluruh aspek kehidupan khususnya aspek sosial dan ekonomi masyarakat. kegiatan-kegiatan sosial yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia mulai dibatasi. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut tidak lepas dari pro maupun kontra dari masyarakat, akan tetapi kebijakan yang ditetapkan tentunya mempunyai tujuan yang baik yaitu untuk mengurangi bahkan mencegah penularan virus Covid-19.
Adanya pembatan jarak fisik yang diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia juga mengakibatkan sektor ekonomi mulai lesu. Sektor usaha seperti UMKM sampai perusahaan-perusahaan besar mengurangi kegiatan operasionalnya, bahkan pusat perbelanjaan, maupun pasar tradisional tidak sedikit yang tutup akibat Pandemi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh BPS pada tanggal 21 Desember 2020 terdapat 14,09% perusahaan sementara menghentikan kegiatan operasionalnya karena adanya regulasi dari pemerintah. Selain itu, sebanyak 6,78% perusahaan berhenti beroperasi akibat Pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai disitu saja, sektor pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi ikut terdampak Pandemi Covid-19. Penyelenggara pendidikan di semua jenjang melakukan berbagai inovasi agar dapat menyesuaikan dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah. Seperti yang diketahui sektor pendidikan merupakan salah satu aspek yang juga sangat penting. Di tengah keterbatasan kebijakan di masa Pandemi Covid-19, para penyelenggara pendidikan juga dituntut untuk tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Kebijakan pemerintah untuk UMKM dan Penyelenggara Pendidikan
Sebagai bentuk respon atas dampak Pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan bertajuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kebijakan tersebut merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir dampak Pandemi baik pada tingkat individu maupun korporasi.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak Pandemi pada sektor ekonomi tersebut, pemerintah bergegas untuk membuat berbagai kebijakan diantaranya mengeluarkan kebijakan seperti adanya program kartu pra-kerja yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, sehingga diharapkan program tersebut dapat mengantisipasi dampak pekerja yang kehilangan penghasilan akibat PHK maupun pelaku usaha mikro yang kehilangan pendapatannya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, sebagai usaha menjaga kualitas performa pembiayaan atau kredit di lembaga keuangan, pemerintah memberikan kebijakan berupa relaksasi kredit bagi pelaku usaha UMKM terdampak Pandemi Covid-19. Pemerintah juga merubah postur anggaran dengan memangkas dan mengalokasikan kembali anggaran belanja non-prioritas pada APBN maupun APBD agar digunakan untuk penanggulangan Pandemi. Adapun kebijakan ekonomi pemerintah yang ditujukan kepada pelaku usaha maupun perusahaan terdampak Pandemi antara lain pemberitan insentif pajak penghasilan baik pajak penghasilan individu (PPh Pasal 21) maupun pajak penghasilan untuk UMKM dan korporasi.
Pada sektor pendidikan, kementerian pendidikan dan kebudayaan telah berupaya memberikan solusi dan berbagai inisiasi kebijakan untuk menyelesaikan kendala pembelajaran di masa Pandemi. Pemerintah memberikan kebijakan untuk melaksanakan model pembelajaran online atau daring di masa Pandemi Covid-19. Selain itu, penyelenggara pendidikan khususnya sekolah diberikan fleksibilitas untuk menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya realokasi anggaran yang dilakukan pemerintah juga dialokasikan untuk pendidikan. Wujud pengalokasian anggaran tersebut antara lain digunakan untuk bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), pemberian modul pembelajaran bagi sekolah PAUD dan SD, relaksasi penggunaan dana BOS dan BOP untuk pembayaran honor guru, serta bantuan subsidi kuota internet untuk mahasiswa, dosen, siswa, dan guru.
Peluang dan Tantangan di Masa Pandemi
Meluasnya Pandemi Covid-19 telah banyak mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, tidak terkecuali bagi dunia usaha dan pendidikan. Para pelaku bisnis berusaha tetap bertahan untuk menjaga kelangsungan bisnisnya salah satunya dengan mengembangkan strategi pemasaran berbasis digital. Adanya kebijakan phisycal distancing bahkan social distancing menjadi alasan bagi masyarakat menggunakan internet sebagai media komunikasi untuk bersosialisasi, berbisnis, dan untuk memenuhi segala kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pandemi juga mendorong banyak perusahaan menerapkan konsep bekerja yang baru bagi karyawannya. Karyawan tidak harus menyelesaikan pekerjaannya di kantor, akan tetapi pekerjaan dapat dilakukan dari rumah menggunakan media digital atau yang diistilahkan dengan Work Form Home (WFH). Masyarakat mulai terbiasa menggunakan internet di semua aspek kehidupan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga perilaku ini dimanfaatkan dengan membuka pasar berbasis online untuk menyediakan segala kebutuhan masyarakat.
Sebut saja untuk membeli kebutuhan sehari-hari masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk membeli sesuatu. Hanya dengan menekan tombol pada gadget yang dimiliki, barang yang dibeli dengan segera dapat diantar ke sang pemesan oleh petugas kurir JNE. Adanya perubahan perilaku konsumen tersebut menjadi awal perubahan model bisnis dan sekaligus menjadi titik balik berkembangnya ekonomi digital dan usaha kreatif.
ADVERTISEMENT
Kondisi ekonomi yang disebabkan Pandemi membuka peluang bagi JNE sebagai penyedia jasa ekspedisi untuk dapat memberikan layanan pengiriman barang secara lokal maupun antar daerah, baik lokal maupun luar negeri. Meningkatnya penggunaan layanan JNE di Indonesia diiringi dengan pesatnya jual beli secara online baik yang dikelola melalui media sosial pribadi maupun melalui platform e-commerce. Layanan yang ditawarkan oleh JNE pun beragam mulai dari layanan Reguler (REG), Yakin Esok Sampai (YES) dan banyak lagi. Semakin tinggi penggunaan layanan JNE juga ditunjang dengan peningkatan pengembangan fasilitas layanan seperti adanya sistem pembayaran online seperti JNE Online Payment (JOP) dan adanya sistem tracking yang memungkinkan pelanggan dapat melacak keberadaan barang, sehingga keamanan barang dapat dipastikan. Kepercayaan pelanggan dan beragam fasilitas layanan yang ditawarkan oleh JNE menjadi alasan JNE tetap mampu menyalurkan kebahagiaan pelanggannya sampai 32 tahun #ConnectingHappiness #JNE32tahun.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan Peluang dan Kreatifitas di Pasca Pandemi
Peluang dari adanya kebiasaan baru masyarakat akibat Pandemi rupanya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik. Tidak sedikit masyarakat di masa Pandemi memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan kreatifitas sehingga tetap dapat produktif. Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh Ibu Ani Zulaikha seorang pemilik usaha kreatif bernama “lovelt.id_flowers”.
“Lovelt.id_flowers” merupakan sebuah usaha kreatif yang dikembangkan oleh Ani Zulaikha dalam beberapa tahun terakhir. Usaha yang digeluti oleh seorang Guru SD Negeri 2 Soropadan di Temanggung ini pada mulanya merupakan usaha kreatif yang banyak menerima pesanan pembuatan buket bunga. Awalnya pesanan buket tersebut dikhusukan untuk memenuhi pesanan keperluan wisuda di kampus-kampus yang berada di sekitar Kabupaten Temanggung dan Magelang. Owner dari “lovelt.id_flowers” ini juga tidak jarang hadir di kampus-kampus dengan membawa bunga maupun buket jadi untuk dijual langsung kepada keluarga maupun kerabat wisudawan yang hadir di lokasi wisuda.
ADVERTISEMENT
Merebaknya Pandemi Covid-19 usaha yang digeluti oleh Ibu Ani tersebut sempat sepi. Adanya kebijakan physical distancing yang diterapkan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perguruan tinggi tidak lagi mengadakan prosesi wisuda secara terbuka, akan tetapi diadakan virtual melalui media online.
Ibu Ani yang juga seorang guru mengalami hal yang sama. Sekolah yang menjadi tempat kerja beliau tidak lagi mengakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Semua kegiatan belajar siswa dilakukan secara daring atau online. Akan tetapi, keadaan tersebut tidak membuat guru muda satu ini santai-santai di rumah. Adanya waktu senggang ditengah kewajiban mengajar siswanya secara online dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya. Di sela-sela waktu luang setelah melakukan kewajiban seorang guru dimanfaatkan bu Ani untuk belajar usaha kreatif melalui Youtube. Saat ini produk-produk yang dihasilkan dari usaha kreatif ini tidak hanya buket bunga saja, akan tetapi merambah ke buket uang, buket snack, pernak-pernik seherahan pernikahan, sampai pembuatan mahar untuk prosesi pernikahan.
Selain itu, peluang dari adanya kebiasaan transaksi online yang dilakukan di saat pandemi dimanfaatkan dengan baik dengan membuat akun instagram @lovelt.id_flowers dan membuat akun whatsapp business yang dapat dengan mudah men-display produk-produk beserta pricelist dari usaha kreatif lovelt.id_flowers tersebut. Pemanfaatan peluang dengan penggunaan teknologi digital tersebut di masa pandemi sudah dirasakan oleh Ibu Ani Zulaikha. Omset usaha kreatif tersebut di masa pandemi mencapai 10 juta perbulan, atau meningkat 5 kali lipat dari sebelumnya.
Penggunaan fasilitas internet yang jangkauannya luas dalam memasarkan produk kreatifnya juga memungkinkan pelanggan dari usaha tersebut berasal dari luar daerah, sehingga turut bekerja sama dengan penyedia jasa ekspedisi yang tersedia di sekitar lokasi usaha yaitu JNE. Penggunaan jasa ekspedisi disesuaikan dengan permintaan pelanggan tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kisah kreatif dari Ibu Ani Zulaikha di atas dapat menjadikan inspirasi bagi banyak orang. Adanya keterbatasan ruang gerak saat Pandemi Covid-19 waktu dapat dimanfaatkan untuk belajar banyak hal baru bahkan dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya di tengah kewajibannya mengajar sebagai seorang Guru. Penggunaan teknologi digital juga tidak hanya dimanfaatkan untuk pengembangan usaha kreatif saja, akan tetapi juga dimanfaatkan beliau untuk mengembangkan kemampuan untuk membuat media belajar yang menarik bagi siswa. Sistem belajar online di masa pandemi menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi secara online.
Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran dan hikmah yang sangat berharga. Masyarakat harus terus mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru. Memasuki masa transisi ini, dunia ekonomi dan pendidikan harus dapat bangkit bersama. Seperti JNE, di masa pasca pandemi ini Ibu Ani melalui produk-produk lovelt.id_flowers akan terus berusaha memberikan karya terbaik untuk mewujudkan kebahagiaan kepada para pelanggan maupun siswanya.
ADVERTISEMENT
#JNE32tahun #JNEBangkitBersama #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness