Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PON XXI Aceh - Sumut VS Pilkada 2024
9 September 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adam Brayans Mujtahid Addaudy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Sumatera Utara tampaknya akan menjadi salah satu perhelatan politik yang sangat menarik dan penuh dinamika. Ada beberapa faktor yang membuat Pilkada ini menarik untuk disoroti:
ADVERTISEMENT
1. Persaingan Politik yang Ketat: Sumatera Utara memiliki sejarah persaingan politik yang cukup sengit, dengan beberapa tokoh kuat dan partai politik besar yang memiliki basis massa yang solid. Di Pilkada 2024, kemungkinan besar akan muncul kandidat-kandidat kuat baik dari petahana maupun dari kalangan baru yang berusaha untuk memenangi hati pemilih.
2. Isu-isu Lokal yang Sentral: Isu-isu lokal seperti infrastruktur, ekonomi daerah, dan kesejahteraan masyarakat akan menjadi topik utama yang diangkat oleh para calon. Selain itu, masalah-masalah seperti ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta tantangan lingkungan, juga diperkirakan akan menjadi sorotan.
3. Peran Media dan Kampanye Digital: Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial dan platform digital lainnya semakin memainkan peran penting dalam kampanye politik. Ini juga berlaku di Sumatera Utara, di mana calon-calon kepala daerah kemungkinan besar akan memanfaatkan media digital untuk menjangkau pemilih muda dan memperluas basis dukungan mereka.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Nasional: Pilkada di Sumatera Utara juga bisa memiliki implikasi pada politik nasional, terutama karena provinsi ini merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Dukungan dari tokoh-tokoh nasional atau partai politik besar bisa menjadi faktor penentu dalam hasil pemilihan.
5. Potensi Konflik dan Dinamika Sosial: Seperti di banyak daerah lain, Pilkada di Sumatera Utara juga tidak lepas dari potensi konflik, baik itu terkait dengan politik identitas maupun persaingan antar kelompok. Oleh karena itu, menjaga keamanan dan stabilitas selama proses Pilkada akan menjadi tantangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga ada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 yang akan diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) merupakan perhelatan olahraga besar yang dinantikan oleh banyak orang di seluruh Indonesia. Ini adalah pertama kalinya PON diselenggarakan secara bersama oleh dua provinsi, dan ada beberapa aspek yang membuat PON 2024 menjadi sangat semarak:
1. Kolaborasi Antarprovinsi: PON kali ini merupakan ajang pertama dalam sejarah di mana dua provinsi menjadi tuan rumah bersama. Aceh dan Sumatera Utara telah berkoordinasi untuk mempersiapkan infrastruktur, venue pertandingan, dan fasilitas lainnya. Kolaborasi ini menjadi contoh kerja sama yang baik antar daerah untuk menyukseskan acara nasional.
2. Antusiasme Lokal: Antusiasme masyarakat Aceh dan Sumut sangat tinggi menyambut PON 2024. Ini terlihat dari berbagai persiapan yang dilakukan, seperti renovasi dan pembangunan fasilitas olahraga, serta promosi budaya lokal yang dilakukan untuk menyambut kontingen dari seluruh Indonesia. PON juga menjadi ajang promosi wisata bagi kedua provinsi ini, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
ADVERTISEMENT
3. Dukungan Pemerintah dan Swasta: Pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pihak swasta turut mendukung penyelenggaraan PON ini. Dengan dukungan anggaran yang besar dan berbagai sponsor, diharapkan PON 2024 akan berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
4. Partisipasi Atlet dan Persaingan Ketat: PON selalu menjadi ajang bagi atlet-atlet terbaik dari seluruh provinsi untuk bersaing memperebutkan medali. Tahun 2024 ini, persaingan diprediksi akan semakin ketat karena banyak provinsi yang mempersiapkan atletnya dengan lebih baik dan lebih serius. PON juga menjadi ajang bagi atlet muda untuk menunjukkan bakat mereka di kancah nasional.
5. Pengaruh Sosial dan Budaya: Selain sebagai ajang olahraga, PON juga merupakan pertemuan budaya yang mempertemukan berbagai etnis dan budaya dari seluruh Indonesia. Ini menjadi momen penting untuk mempererat persatuan dan kebhinekaan, serta untuk memperkenalkan budaya Aceh dan Sumut ke seluruh nusantara.
ADVERTISEMENT
6. Infrastruktur dan Fasilitas Olahraga: Salah satu dampak positif dari PON adalah peningkatan infrastruktur dan fasilitas olahraga di Aceh dan Sumut. Fasilitas-fasilitas yang dibangun atau diperbaiki untuk PON akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat, baik dalam pengembangan olahraga maupun kegiatan lainnya.
Kendala Teknis dan Remeh
Berbeda Ketika pada PON XIX 2016 di Jawa Barat dan PON XX 2021 di Papua yang mana kedua provinsi itu persiapannya lebih mateng, baik dari segi aspek infrastrukur, kesehatan, akomodasi, transportasi dan juga konsumsi.
ADVERTISEMENT
Jika kita bandingkan PON episode sekarang dengan episode sebelumnya, bisa kita lihat PON saat ini jauh lebih soft, alias sepi tidak semarak. Dari segi kampanye sosial media dan baliho saja masih banyak kota dan kabupaten yang tidak ikut memeriahkan PON XXI ini.
Bahkan, lebih banyak baliho-baliho calon kepala daerah daripada baliho-baliho tentang PON XXI. Artinya eksistensi event 5 tahunan ini tidak semarak di Sumatera Utara, kalah dengan event tahunan yaitu PILKADA.
Lebih anehnya lagi, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang notabenenya sebagai Ketua Harian PB PON XXI lebih tertarik mengikuti event PILKADA daripada fokus ke perhelatan akbar olahraga terbesar di Indonesia, sehingga ia mengundurkan diri dari Kadispora demi mendaftarkan diri sebagai peserta PILKADA di 2024.
ADVERTISEMENT
Di awal pemilihan tuan rumah, sebenarnya banyak spekulasi kalua PON XXI bakalan tidak semeriah dari sebelumnya, alias tidak siap. Mungkin ini bisa jadi catatan penting kepada KONI pusat dan juga Kemenpora untuk lebih ketat seleksi pemilihan tuan rumah PON agar kejadian PON XXI seperti ini tidak terjadi lagi dan lagi-lagi masyarakat dirugikan.