Konten dari Pengguna

Keunikan Provinsi Lampung

31 Juli 2017 7:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Addarori Ibnu Wardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu ini, tepatnya dalam sebulan dua kali saya melakukan perjalanan ke daerah Lampung untuk mengurus beberapa hal yang tidak perlu saya ceritakan. Ada kesan tersendiri menginjakan kaki di Daerah yang terkenal dengan Gajahnya.
ADVERTISEMENT
Saya yang dari Madura, perjalanan Pertama saya tempuh melalui jalur Udara Ke Daerah Lampung, tepatnya di Bandara Radin Inten II, dari Juanda Surabaya, sebelum saya dijemput teman untuk ke Kota Metro. Karena saya berangkat malam, saya dapat melihat keindahan sebagian Wilayah Provinsi Lampung dari Udara.
Dari itu, saya melihat dibeberapa wilayah, lampu yang menyala seperti Ular Tangga jika dilihat dari Udara. Sebelum kesana, saya memang banyak Googling tentang Provinsi yang dikenal dengan 'Seribu Suku'. Nah, hasil penglihatan dan Googling tadi, membawa saya pada kesimpulan Lampung adalah daerah yang kepadatan penduduknya rendah.
Sesampainya di Lampung, saya menuju Metro lalu keliling untuk beberapa Kabupaten lainnya. Uniknya, hampir tempat yang saya kunjungi menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi sehari - hari. Bahkan, sampai kunjungan yang kedua hingga saya kembali ke Madura, saya belum sekalipun berjumpa dengan Bahasa Asli Lampung. Unik kan?
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, hampir disemua tempat yang saya kunjungi, saya menemukan banyak Tugu Siger yang menjadikan Lampung Khas. Diantara tempat yang saya temui adalah Taman Kopiah Emas. Lalu, saya cari - cari Refrensi di Internet, saya mendapati beberapa penjelasan, bahwa katanya Siger merupakan mahkota yang disematkan kepada Pengantin (Semoga saja tidak salah penjelasannya). Siger pun menjadi salah satu ciri khas disana. Sehingga, ada patung siger yang cukup besar, yanh menjadi Icon disana.
Keunikan - keunikan Lampung tidak berhenti disitu. Kalau kita menginjakkan Kaki diwilayah Lampung, Aroma Jawa ternyata cukup kental. Tidak hanya bahasa yang saya ceritakan tadi diatas, tapi, di Lampung kita akan menemukan banyak daerah yang namanya persis nama jawa. Wates, Pekalongan, Jepara, dst.
ADVERTISEMENT
Udara yang masih relatif alami, Lampung juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Bagi siapapun yang ingin berwisata, disana ada banyak pilihan yang tak kalah menarik dari Bali, Banyuwangi, dll. Makanan disana juga cukup murah, bahkan sangat murah.
Pindang adalah makanan Khas Lampung. Dan bagi yang mau kesana, sekali lagi, Lampung menjadi daerah yang ramah akan kantong kita. Saya kalau makan di Salah satu Resto disana, dengan menu yang seabrek, baik makanan Padang, atau makanan khas Lampung, berempat hanya menghabiskan Budget 60 an sampel 80an ribu. Cukup murah kan dibanding dijawa?
Sayangnya, Lampung yang juga menjadi Pintu masuk Ke Sumatera, tidak dibarengi dengab Fasilitas Insfrastruktur yang memadai. Jalan -jalan disana banyak yang berlubang, dan kemacetan sudah mulai dimana - mana.
ADVERTISEMENT
Di Lampung, menurut orang yang saya temui juga katanya termasuk daerah yang Rawan Pencurian serta Begal. Bahkan, dibeberapa Kampus, Tulisan peringatan untuk mengunci setir kendaraan. Cerita semacam ini akan sering kita temui disana.
Saya, yang terbiasa dengan Budaya Madura, sedikit kurang percaya akan cerita Kriminal diatas. Sebab, saya melihat Ibu - ibu disana biasa banget numpang kendadaan ke Truk, atau kendaraan yang mau membawa mereka, termasuk motor. Dan, cerita teman saya, mereka itu lebih memilih Ngeteng begitu ketimbang ikut angkutan Umum.
Nah, itu sedikit cerita saya tentang Lampung. Nanti kita Review satu persatu keondahan Alam ditanah kelahiran Ketua MPR RI Kita Zulkifli Hasan ini. Jadi, semakin kita Tau tentang daerah di Indonesia, semakin kita Ingin keliling ke daerah lain yang menyimpan keunikan tersendiri. Salam.
ADVERTISEMENT
***Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman saat berkunjung ke Lampung. Dan, apabila terdapat banyak kesalahan mohon dimaafkan, karena ini memang bukan tulisan yang harus menggunakan Data, karena hanya sebuah pengalaman Pribadi.