Menikahi Istri atau Menikahi Dapur?

adelaanantaa
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember
Konten dari Pengguna
10 Maret 2023 18:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari adelaanantaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi seseorang yang sedang serius menonton tutorial memasak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi seseorang yang sedang serius menonton tutorial memasak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Topik perdebatan yang tak kunjung selesai bermula dari pertanyaan, apakah seorang istri tugasnya harus di dapur? Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu saja sangat beragam dari sudut pandang banyak orang.
ADVERTISEMENT
Ada yang beranggapan bahwa perempuan memang dinikahi untuk bisa memasak dan menyiapkan makanan keluarga. Dan, adapun yang beranggapan jika memasak bukanlah keharusan.
Bermula dari postingan akun TikTok dengan nama Socrates yang mengunggah video bertuliskan "Jangan pernah menikahi perempuan yang tidak bisa memasak. Karena meski cinta dapat menciptakan berbagai keajaiban, cinta tetap tak bisa menciptakan makan siang."
Orang tua di zaman dulu memang berpesan agar para perempuan memperhatikan urusan dapur, sumur, dan kasur. Di mana dapur adalah urusan makanan, sumur merupakan kebersihan, dan kasur adalah simbol pelayanan istri kepada suami yang bersifat privat.
Tidak ada yang salah dengan falsafah tersebut. Namun di zaman modern seperti saat ini terlalu sempit mengartikan bahwa perempuan memang kodratnya berada di sumur, kasur, terutama topik yang kita bahas adalah dapur.
ADVERTISEMENT
Memastikan urusan makan bukan berarti perempuan wajib bisa dan selalu memasak. Teknologi sudah semakin berkembang. Banyak cara untuk kita mendapatkan makan, salah satunya dengan cara online. Tak sedikit juga laki-laki yang pandai memasak, bisa dilihat banyaknya chef laki-laki yang dapat diartikan tugas memasak tidak hanya bisa dilakukan oleh perempuan saja.
Dari segi ekonomi, memang memasak lebih diutamakan untuk menghemat pengeluaran rumah tangga, tapi bukan berarti seorang suami harus menuntut istrinya untuk masak setiap hari. Ada waktunya seorang istri mengatur dan membuat strategi dalam menyiapkan makanan untuk keluarganya tanpa adanya tuntutan di dapur.
Alih-alih, gagasan ideal mengenai perempuan harus bisa masak yang terus menimbulkan pro dan kontra, kita kembali membahas soal tujuan menikah. Menikah adalah sebuah akad dan keputusan dua orang insan yang saling berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama.
ADVERTISEMENT
Menikah bukan menjadi batasan sebuah tugas antara perempuan dengan laki-laki. Tetapi itu menjadi tali dan pengikat untuk mencapai tugas bersama.
Jadi, mengapa dalam rumah tangga jika perempuan tidak bisa memasak menjadi sebuah polemik? Bukankah kepuasan lidah dan kenikmatan makanan tidak bisa menjadi tolak ukur keharmonisan sebuah keluarga?