Konten dari Pengguna

Konektivitas Pembayaran Elektronik QRIS sebagai Akselerasi Transformasi Digital

Adelia Putri Musthafa
Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang
5 Januari 2023 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adelia Putri Musthafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pembayaran Digital (Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/perdagangan-elektronik-belanja-online-3082813/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembayaran Digital (Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/perdagangan-elektronik-belanja-online-3082813/)
ADVERTISEMENT
Digitalisasi ekonomi merupakan tombak utama dalam pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, terlebih pandemi COVID-19 menjadi momentum yang mendorong masyarakat untuk menggunakan instrumen pembayaran nontunai sebagai implikasi atas terbatasnya mobilitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit inovasi sistem pembayaran turut hadir dalam menyeimbangkan perkembangan fintech (financial technology) sebagai bentuk transformasi ekonomi yang memanfaatkan media teknologi dan internet sebagai dasar pokok dalam pelaksanaan bidang keuangan. Keberadaan fintech kemudian dianggap sebagai sarana yang mempermudah seluruh pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan finansialnya. Hal tersebut kemudian menjadi pemantik munculnya inovasi oleh Bank Indonesia dalam meluncurkan ekosistem pembayaran yang memanfaatkan standardisasi pembayaran dengan menggunakan QR Code dan dapat digunakan oleh seluruh sektor industri fintech.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan sarana pembayaran dengan memanfaatkan metode QR Code yang dapat diakses melalui seluruh media dompet digital agar mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi berbasis digital. QRIS awalnya hadir pada tahun 2019 sebagai bentuk inisiatif Bank Indonesia dalam perkembangan infrastruktur pembayaran yang dapat diakses secara mudah, real time, dan dapat diakses tanpa terhalang waktu. Model pembayaran QRIS terbagi menjadi dua, yakni Customer Presented Model (CPM) di mana konsumen menunjukkan QR Code-nya pada merchant dan Merchant Presented Model (MPM) yang mengharuskan merchant terkait untuk menampilkan QR Code agar konsumen dapat memproses transaksinya. Model pembayaran tersebut memberikan kemudahan baik bagi merchant maupun konsumen untuk bertransaksi tanpa perlu khawatir atas keterbatasan pemilihan pembayaran.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, QRIS dianggap menjadi sangat relevan saat Indonesia dilanda pandemi COVID-19 pada kuartal awal tahun 2020 yang mengharuskan masyarakat untuk membatasi mobilisasi termasuk dalam aktivitas finansialnya. Penyebaran virus COVID-19 yang dapat terjadi melalui transmisi udara hingga permukaan dikhawatirkan memperparah penularan apabila transaksi konvensional tetap menjadi metode utama sistem pembayaran masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan QRIS sangat disambut dengan hangat oleh seluruh masyarakat Indonesia karena sistem transaksi yang tergolong mudah hanya melalui satu kode saja.
Sistem pembayaran QRIS juga dianggap sebagai salah satu pendukung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19 karena transaksi digital yang mempermudah pelaku UMKM untuk memproses perputaran hasil usaha hingga sistem yang diatur telah terhubung dalam kancah regional antarnegara bertajuk ASEAN Payment Connectivity. Hingga saat ini, terhitung sebanyak 26 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) telah terkoneksi secara langsung dengan sistem pembayaran QRIS termasuk diantaranya 9 perusahaan non-bank seperti ShopeePay, DANA, OVO, LinkAja, dan 14 lainnya berasal dari industri perbankan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, perkembangan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan tumbuh hingga 20% pada tahun 2025 mencapai USD146 Miliar dan diperkirakan akan terus meningkat. Dukungan atas pengembangan ekosistem ekonomi digital sangat diperlukan dalam mendorong lahirnya kebijakan dan regulasi peluncuran inovasi keuangan. Sejalan dengan Presidensi Indonesia dalam G20 serta perkembangan era serba digital, Bank Indonesia menargetkan QRIS dapat mengepakkan sayapnya agar proses integrasi transaksi regional dapat diimplementasikan di Singapura setelah Thailand selaku negara pertama yang berhasil menerapkan transaksi digital yang dicanangkan oleh Bank Indonesia.
Selain itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) juga turut menyampaikan bahwa pengguna QRIS telah mencapai 22 juta merchant dan diharapkan dapat menembus angka 45 juta di penghujung tahun 2023. Penggunaan sistem transaksi digital ini terbukti telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Hingga saat ini, Bank Indonesia dan seluruh sektor yang terlibat akan terus berkomitmen dalam memperluas akseptasi dan mendorong inklusivitas keuangan Indonesia hingga global.
ADVERTISEMENT