Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Menyusuri Pasar Loak Kebayoran Lama, Surga Tersembunyi di Tengah Belantara Kota
13 April 2022 13:58 WIB
Tulisan dari Adelia Putri Rejeki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar Loak terletak di samping stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Keberadaannya tidak jarang menarik perhatian penumpang kereta, masyarakat setempat, ataupun orang yang sudah mengetahui keberadaan pasar loak tersebut. Suasana pasar loak sangatlah ramai karena berada di tengah aktivitas pasar sayuran, pedagang makanan, dan stasiun Kereta Rel Listrik (KRL). Barang yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari berbagai aksesoris, sepatu, dompet, jam, gitar, kamera, helm, baju, kipas angin, handphone, peralatan dapur, kaset, pajangan, hingga barang-barang antik.
ADVERTISEMENT
Barang-barang yang didapatkan oleh pedagang loak sangat beragam, sebagian mengaku hanya manadah dari orang yang datang untuk menawarkan dan menjual barang, kemudian barang yang dibeli bisa langsung dijual kembali dengan tetap memperhatikan kualitas barangnya. Jika barangnya rusak harus diperbaiki baru bisa dijual, walaupun begitu barang yang tidak bisa diperbaiki masih tetap bisa dijual, biasanya yang membeli barang rusak adalah tukang servis untuk diambil benda-benda yang dibutuhkan. Kemudian, Sebagian pedagang ada juga yang membeli barang melalui pedagang loak keliling. Sistemnya jika punya modal yang cukup, barang yang ditawarkan oleh pedagang loak keliling bisa dibeli dengan tetap memperhatikan kualitasnya. Pedagang loak keliling biasanya mendapatkan barang dari jual beli rumah ke rumah.
Setiap pedagang loak menggelar dagangannya dengan berbagai cara, mulai dari menggunakan tikar, meja-meja, tenda, membangun tempat dengan pondasi kayu dan terpal, hingga gerai semipermanent. Jika hujan mengguyur kawasan tersebut, para pedagang menutupi dagangannya dengan plastik bening. Saat hujan deras, pasar menjadi sangat sepi pembeli, sebab pasar tidak beratap dan jalanannya digenangi oleh air dan lumpur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pandangan salah seorang pedagang loak, Toing (50), keberadaan pasar loak Kebayoran Lama sudah dikenal oleh banyak orang hingga menduduki peringkat ketiga setelah pasar loak Jembatan Item (JI), Jakarta Timur dan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Walaupun begitu, tidak jarang orang-orang tanah abang datang untuk melakukan transaksi jual beli ke pasar loak Kebayoran Lama, atau bisa dikatakan orang-orang Tanah Abang yang tidak menemukan barang cariannya langsung datang ke pasar loak disini.
Setelah pandemi, daya beli masyarakat menjadi berkurang. karena kebanyakan masyarakat mengalihfungsikan keuangan untuk membeli kebutuhan pokok atau barang-barang yang lebih mendesak. Saat pandemi, tidak ada pembatasan-pembatasan yang berlaku. Namun, berdasarkan pernyataan Toing, pedagang tetap harus tahu diri terhadap situasi dan kondisi sekitar. Dirinya mengatakan sering terjadi penertiban oleh petugas Satpol PP, sehingga banyak barang-barang pedagang loak yang diambil paksa. Barang yang sudah diambil tidak bisa dikembalikan sebelum menulis surat pernyataan yang memuat perjanjian untuk tidak berjualan kembali.
ADVERTISEMENT
Pasar loak kebayoran lama pada hari biasa buka sekitar pukul 13.00-14.00, sedangkan hari libur seperti Sabtu dan Minggu buka lebih awal sekitar pukul 09.00. hal ini disesuaikan dengan hari kerja, sebab para pekerja biasa pulang sore hari. Jadi, hari biasa buka sore agar ramai karena dibarengi oleh penumpang KRL yang pulang kerja. Sedangkan, pada hari libur yang cenderung lebih ramai, para pedagang membuka tokonya lebih awal. Orang-orang pulang kerja biasanya mampir, namun tidak bisa ditebak sering tidaknya belanja karena sangat bervariasi. Ada yang membeli karena sudah niat, ada yang membeli secara tidak sengaja karena berawal dari melihat-lihat atau penasaran, adapun yang hanya melihat-lihat dan bertanya-tanya saja. Sebelum dan sesudah pandemi tidak ada perubahan, pasar loak tetap tutup sekitar pukul 00.00.
ADVERTISEMENT
Toing mengatakan, para pedagang loak Kebayoran Lama kebanyakan orang rantau, sehingga bisa dikatakan warga asli Jakarta sangat minim yang berdagang disana. Jika diperkirakan, hanya 3 dari 10 orang yang merupakan warga asli Jakarta. Ada yang dari Sumatera, Jawa, dan lain-lain, bahkan dirinya mengaku orang rantau asal Pemalang, Jawa Tengah. Walaupun begitu, warga sekitar memberikan respon yang positif terhadap keberadaan pasar loak tersebut, sebab sebelum ada pasar, jalanan tepat pasar loak berada sangat sepi dan bisa dikatakan angker.
Jika dilihat dari sudut pandang masyarakat, keberadaan pasar loak ini tidak mengganggu aktivitas mereka, justru perekonomian masyarakat semakin berjalan. Kemudian, jika dilihat dari sudut pandang pengguna jalan, tidak jarang mereka meluapkan emosinya dengan menggerutu karena perjalanannya yang terhambat, bahkan tidak jarang mereka melaporkannya ke pihak berwajib. Biasanya mereka menggunakan bukti foto, kemudian diirimkan ke pihak berwajib, akhirnya para petugas satpol pp datang untuk menertibkan atau menggusur dagangan.
ADVERTISEMENT
Tentu saja untuk mempertahankan usaha ditengah maraknya jual beli online tidak terlalu menguras energi yang besar, karena penjual online biasanya mengambil barang dari pasar loak ini. Misalnya, laptop second yang sudah diperbaiki diambil oleh penjual online, nanti perolehan keuntungan dibagi dengan sistem bagi hasil atau penjual online bisa membeli barangnya terlebih dahulu dengan harga yang sudah dinaikkan untuk keuntungan pedagang loak. Hal ini sering terjadi, jadi saling menguntungkan tanpa ada yang merasa dirugikan.
Selain itu, di tengah pasar loak terdapat tempat yang sangat aesthetic bertemakan vintage. konsep yang dipakai di Kampoeng Gallery diciptakan sendiri oleh pemiliknya. Walaupun tersembunyi, Kampoeng Gallery sangat populer dikalangan anak muda. Tidak hanya menawarkan makanan dan minuman, Kampoeng Gallery juga menjual barang antik, kaset, mobil hot wheels dan menyediakan buku bacaan. Berdasarkan cerita dari pemilik Kampoeng Gallery, Ivan (51), ide tersebut berawal dari hobinya yang menyukai barang-barang vintage, kemudian barulah beliau mengumpulkan barang-barang dengan melakukan hunting bersama komunitasnya. hunting dilakukan ke beberapa kota, seperti Bandung, Bogor, Banten, dan lain-lain. kemudian, barang-barang diperoleh juga dari pengunjung yang memberikannya dengan suka sukarela dan barter.
ADVERTISEMENT
Pengunjung yang mendatangi pasar loak dan sekitarnya tidak akan merasa kecewa, sebab akan disuguhi barang-barang yang memanjakan mata dengan harga terjangkau. Untuk itu, tidak perlu repot membawa uang yang terlalu banyak untuk bisa membeli barang sekaligus nongkrong bersama teman-teman di Kawasan tersebut.