Komunikasi Lintas Budaya melalui Pesta Masak

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
Konten dari Pengguna
23 April 2023 17:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makanan merupakan kebutuhan dasar dan kebutuhan biologis manusia agar ia bertahan hidup. Selain itu, makanan juga merupakan kebutuhan sosial dan budaya dalam masyarakat. Dalam perspektif komunikasi lintas budaya, melalui makanan hubungan antar individu dengan latar belakang budaya yang berbeda dapat terjalin dengan harmonis.
Pesta masak antar negara. Sumber: Dokumentasi pribadi.
Di Jepang misalnya, orang-orang Jepang baik pribadi maupun komunitas secara reguler mengundang warga Indonesia dan negara lainnya yang tinggal di Nara untuk mengikuti cooking party. Nara merupakan salah satu prefektur di Jepang dan kota yang bertetangga dengan Osaka. Orang asing yang tinggal di Nara selain dari Indonesia ada yang berasal dari Malaysia, China, Hongkong, Amerika, Mexico, Mesir, Nepal, India, dan negara-negara lainnya. Pada umumnya, mereka adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan baik S2 maupun S3 beserta keluarganya, siswa yang sedang belajar bahasa Jepang atau trainee yang sedang magang di suatu perusahaan.
Opor ayam dan sate Padang dalam acara Cooking Party. Sumber: Dokumentasi pribadi.
Beberapa komunitas orang Jepang tersebut biasanya meminta orang asing untuk membeli bahan-bahan yang akan dimasak kemudian mengganti uang yang dibelanjakan. Mereka melakukan hal ini agar para peserta terutama yang beragama Islam dapat memilih sendiri bahan-bahan makanan halal yang akan dimasak, seperti daging dan bumbu-bumbu yang akan digunakan.
ADVERTISEMENT
Cooking party ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu oleh orang asing dan orang Jepang. Pada acara tersebut, para peserta memasak makanan khas dari negara masing-masing. Setelah acara memasak selesai, tiap peserta dapat berkeliling mencicipi masakan yang dibuat oleh peserta negara lain. Pada kesempatan mencoba masakan ini, masing-masing peserta saling mengapresiasi dan menunjukkan antusiasme akan cita rasa tiap masakan yang disajikan.
Pesta masak ini merupakan salah satu media bagi para peserta yang belajar bahasa Jepang untuk melatih kemampuan bahasa Jepang-nya. Peserta masak perlu tahu nama bahan-bahan yang dimasak, bagaimana cara memasaknya, apa nama masakannya, dan berasal dari daerah/negara mana masakan tersebut. Jika memungkinkan, peserta yang bahasa Jepang-nya sudah cukup mahir dapat menceritakan tentang sejarah masakan tersebut secara singkat. Bagi peserta muslim, pesta masak ini pun menjadi media komunikasi untuk menjelaskan yang dimaksud makanan/masakan halal. Makanan halal tidak hanya dari bahan dan bumbunya yang halal tetapi juga proses atau cara memasaknya.
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan internasional, makanan atau kuliner ini menjadi media diplomasi atau dikenal dengan istilah diplomasi kuliner, gastrodiplomasi atau diplomasi pangan. Tujuan gastrodiplomasi adalah memberikan pemahaman budaya yang dimiliki oleh suatu negara kepada negara lain melalui makanan sebagai salah satu instrumen komunikasi non-verbal yang efektif untuk memengaruhi pandangan masyarakat internasional terkait suatu negara.
Acara International Cooking Party. Sumber: Dokumentasi Budi Irmawati
Di sisi lain, apa yang kita masak dan kita makan dapat menunjukkan tentang identitas kita dan tentang budaya dari keberadaan kita. Jean Anthelme Brillat-Savarin, seorang gastronomer asal Perancis menyatakan “Tell me what you eat, I’ll tell you who you are”.