Menjaga Rahasia

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
Konten dari Pengguna
30 Mei 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menceritakan rahasia. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menceritakan rahasia. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Pengertian rahasia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Namun, apakah Anda pernah mendengar dari teman, saudara atau tetangga sebelum ia bercerita mengatakan : "Ini rahasia, jangan ceritakan kepada siapa-siapa?" Sangat kontradiktif bukan? jangan-jangan kita sendiri pernah menyampaikan kalimat seperti itu kepada orang lain. Kalimat tambahan yang menyertai biasanya “Ini hanya kamu yang tahu”. Agar lebih meyakinkan ditambah semacam ancaman “Dosa, lho kalau sampai ada orang lain yang tahu!”
ADVERTISEMENT
Faktanya, cerita pun bergulir liar dan seringkali tidak bisa dirunut siapa yang sebenarnya membocorkan rahasia. Sebagian besar orang yang mengatakan “jangan ceritakan rahasia ini kepada siapa-siapa” itu mengatakan hal yang sama kepada banyak orang. Kemudian, orang-orang itu pun tak tahan memendam rahasia tersebut, kemudian menceritakannya kepada orang lain.
Mendengarkan cerita tentang rahasia itu punya daya pikat dan membuat penasaran yang akan mendengar kelanjutan ceritanya. Narasi yang disampaikan biasanya tidak jauh dari gosip, hal yang tabu untuk diceritakan, mengusik pribadi seseorang, cerita yang seharusnya menjadi ranah pribadi, atau kisah yang jika dibuka dapat membuat seseorang terluka.
Apakah Anda mempunyai pengalaman di mana seseorang mengatakan suatu rahasia seolah-olah Andalah satu-satunya orang yang dapat dipercaya? Anda menjadi pendengar setia, berempati dan sekuat tenaga menyimpan ceritanya? Namun, tiba-tiba ada orang yang bercerita pada Anda dan tanpa diduga orang tersebut menyampaikan hal yang sama. Tak lama kemudian, cerita yang sama beredar di mana-mana? Bisa jadi sumbernya adalah orang pertama yang bercerita kepada Anda. Mungkin juga cerita itu seperti pesan berantai yang pada akhirnya diketahui oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya manusia itu homo narrans, makhluk pencerita atau suka bercerita sehingga. Manusia mudah tergoda untuk menceritakan apa saja pada orang lain. Di era digital, kehadiran media sosial menjadi arena di mana urusan pribadi seseorang sering dibuka di ranah publik. Kita bisa memerhatikan pernyataan atau tulisan seseorang di media sosialnya berupa sindiran, kata-kata terselubung, atau kalimat ambigu. Para pembaca kemudian berspekulasi, mencoba mencari benang merah, dan menduga-duga makna yang tersirat di dalamnya. Ujung-ujungnya teka-teki rahasia itu pun terbuka, dan pembaca pun merasa “lega”.
Anda punya rahasia yang tidak ingin orang lain tahu? Simpan baik-baik untuk diri sendiri dan berbicaralah pada Tuhan, sang pemilik kehidupan yang Maha Tahu apa-apa yang tersembunyi di dalam pikiran dan kalbu makhluk-Nya.
ADVERTISEMENT