Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Penyebaran Peradaban India di Asia Tenggara Berdasarkan Teori
13 April 2022 13:43 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Adhelia Mahira Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya India mulai masuk ke Asia Tenggara dimulai sejak abad pertama. Penyebaran kebudayaan India di wilayah ini dikenal dengan istilah Indianisasi. Pernyataan ini diciptakan oleh arkeolog Prancis George Coedes dalam karya sejarahnya yaitu Histoire ancienne des etats hindouises d’Extreme-Orient (The Indianized States of Southeast Asia). Coedes mendefinisikannya sebagai perpanjangan dari budaya terorganisir berdasarkan asal-usul aristokrat India, Hindu Buddha, dan dialek Sanskerta.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai teori tentang bagaimana peradaban India menyebar ke pulau-pulau kecil dan daratan Asia Tenggara. Masing-masing teori yang berbeda ini memperdebatkan perbedaan kasta India sebagai penyebar utama kebudayaan India di Asia Tenggara.
1. Teori Pedagang Waisya
Teori pertama berfokus pada kasta waisya atau pedagang. Dalam teori ini peran mereka dalam membawa tradisi dan kebudayaan India ke Asia Tenggara ini melalui perdagangan. Menurut G. Coedes salah satu hal yang menginspirasi dan memotivasi pedagang India datang ke Asia Tenggara adalah ingin memperoleh barang pertambangan seperti emas dan hasil hutan. Asia Tenggara kaya akan sumber yang dibutuhkan India terutama emas.
Selama abad ke-4 Masehi, India kekurangan atau keterbatasan emas karena Kekaisaran Romawi mendominasi rute perdagangan tanah secara luas. Namun, kesimpulan bahwa peradaban India hanya menyebar melalui perdagangan tidak cukup. Penyebaran peradaban India telah memasuki semua kelas masyarakat Asia Tenggara tidak hanya pada kelas pedagang.
ADVERTISEMENT
2. Teori ksatria
Menurut teori ksatria penyebaran perdaban India melalui kelas prajurit atau ksatria. Hipotesis ini menjelaskan dengan baik pembentukan bangsa Asia Tenggara, karena para pejuang ini memiliki niat untuk menaklukkan penduduk lokal dan membangun kekuatan politik mereka sendiri.
Namun, menurut Van Leur, teori ini memiliki kelemahan karena kurangnya data dan bukti arkeologis yang cukup untuk mendukung perkembangbiakan tentara India. Selain itu, Van Leur berpendapat bahwa penjajahan oleh para ksatria pasti dianggap sebagai kemenangan, tetapi catatan seperti itu tidak dapat ditemukan dalam sumber-sumber tertulis India.
Selain itu, penjajahan selalu melibatkan perpindahan semua elemen sosial dari negara asal, seperti sistem kasta, kerajinan, tipe rumah, tata kota, bahasa, dan asosiasi. Namun kenyataannya, apa yang Anda lihat di Indonesia terdapat di India
ADVERTISEMENT
3. Teori Brahmana
Teori Brahmana ini merupakan teori yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan peradaban India di Asia Tenggara. Para Brahmana ini menggunakan rute yang ditetapkan oleh para pedagang Waisya dan membawa banyak tradisi agama dan filosofi Hindu untuk menyebarkan elite di Asia Tenggara.
Setelah tradisi ini diadopsi oleh kelas atas, tradisi menyebar ke semua kelas bawah, dan penyebaran peradaban India ada di semua kelas masyarakat Asia Tenggara. Namun, Brahmana lebih berpengaruh dalam bidang agama dan filsafat, dan Asia Tenggara mengadopsi banyak sistem arsitektur dan hukum yang dipengaruhi India.
4. Teori Arus Balik
Dalam teori arus balik menyatakan bahwa penyebaran pengaruh budaya India di Asia Tenggara dibawa oleh pengaruh raja-raja lokal dan masyarakat adat. Pada awalnya terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia dan India yang sejalan dengan pesatnya perkembangan agama Buddha.
ADVERTISEMENT
Ketika biksu Hindu berdagang di Indonesia, mereka mendorong penduduk setempat untuk memeluk agama mereka. Selain itu, dalam rangka memperdalam ajaran agama, kami mengirimkan pelajar dan cendekiawan Asia Tenggara ke India untuk belajar agama langsung dari India dan untuk mengajarkan ajaran kitab suci yang diajarkan ke negara asal.
Agama Hindu sendiri pada dasarnya bukan agama untuk masyarakat umum, tetapi hanya untuk Brahmana. Mereka yang telah dijadikan Brahmana harus mempelajari kitab suci agama selama bertahun-tahun sebelum mereka dapat menerima inti ajaran langsung dari para guru Brahmana. Setelah ditahbiskan, ia dianggap disucikan oleh Siwa dan dapat melakukan ritual tertentu seperti Vratyatstoma (ritual untuk memuja seseorang).
Kesimpulan
Penyebaran peradaban India di Asia Tenggara terjadi karena jaringan perdagangan maritim yang luas yang memungkinkan para pedagang untuk mengekstrak emas dan rempah-rempah dari Asia Tenggara. Ketika jaringan perdagangan ini terbentuk dapat membuka jalan bagi kelas prajurit baru untuk menggunakan keterampilan militer di beberapa bagian Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, jaringan perdagangan yang luas ini juga memungkinkan masuknya cendekiawan Brahmana yang mengesankan banyak elite Asia Tenggara dengan pengetahuan mereka tentang hukum, seni, filsafat, dan banyak lagi. Oleh karena itu, sebagian besar adat India dan Hindu disebarkan ke seluruh lapisan sosial Asia Tenggara oleh para Brahmana.
Referensi
Coedes George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu Buddha. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Abdullah, T. dan A.B Lapian. 2011. Indonesia dalam Arus Sejarah jilid II: Kerajaan Hindu-Budha. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve
Poesponegoro. dan Marwati, D. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.