Stadion Gelora BJ Habibie Parepare: dari Habibie Cup hingga Kandang Angker PSM

Sapriadi Pallawalino
Founder Sulbar Kini (part of AMSI Sulbar) // Born at Anabanua, Wajo.
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sapriadi Pallawalino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PSM Makassar melawan Persib Bandung di Liga 1. Foto: Instagram/@psm_makassar
zoom-in-whitePerbesar
PSM Makassar melawan Persib Bandung di Liga 1. Foto: Instagram/@psm_makassar
ADVERTISEMENT
PSM Makassar mencatatkan torehan manis di awal musim BRI Liga 1 2022/2023. Melakoni 6 pertandingan di awal musim, tim berjuluk "Juku Eja" ini sukses mencatatkan 5 kemenangan dan sekali seri.
ADVERTISEMENT
Salah satu kemenangan fantastis PSM yakni saat menaklukkan Persib Bandung dengan skor telak 5-1, Senin (29/8/2022).
Tentu saja, pencapaian PSM sejauh ini menjadi pelipur lara bagi suporter PSM yang tidak hanya berpusat di Makassar, tetapi di daerah-daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat hingga penjuru tanah air.
Sebelum Liga 1 musim 2022/2023 bergulir, PSM sebenarnya dibayangi sejumlah permasalahan. Ibarat kapal pinisi yang sedang mengarungi lautan - merujuk pada logo PSM - tim yang juga berjuluk Laskar Ayam Jantan dari Timur itu bak diterjang badai di tengah lautan.
Usai berada di bawah bayang-bayang jurang degradasi pada musim 2021/2022 menyusul performa buruk di lapangan, PSM mengakhiri musim di posisi ke-14.
Kendati demikian, PSM patut berbangga karena menjadi wakil Indonesia di ajang kualifikasi AFC 2022 usai menjuarai Piala Indonesia 2019. PSM jadi wakil Indonesia di musim 2022/2023 lantaran kompetisi sempat vakum selama 2 tahun karena pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Toh, seperti kapal pinisi yang sedang berlayar, PSM pun sempat terombang-ambing di lautan tak terarah. Masalah demi masalah mendera PSM menjelang Liga 1 musim 2022/2023 bergulir.
Mulai dari permasalahan pembayaran gaji pemain yang sempat tertunggak, hingga PSM harus tersisih dari Kota Makassar yang diklaim sebagai "Kota Dunia", namun tidak memiliki stadion representatif usai Stadion Mattoanging dirobohkan dan pembangunannya kembali tak kunjung terealisasi.
Di tengah permasalahan yang mendera tersebut, manajemen PSM bergerak layaknya pelaut tangguh Bugis-Makassar yang menerjang badai dengan perahu tradisional pinisi yang bergerak tanpa mesin dan hanya mengandalkan layar.
Satu per satu permasalahan bisa teratasi. Mulai dari masalah gaji pemain yang menunggak, hingga permasalahan stadion yang representatif untuk mengarungi Liga 1.
ADVERTISEMENT
Di bursa transfer pemain, PSM pun bergerak cerdas dengan mendatangkan pelatih Bernardo Tavares yang mampu memoles skuad "Pasukan Ramang" tampil lebih trengginas.
Tersisih dari "Kota Dunia" Makassar, PSM akhirnya resmi bermarkas di kota kelahiran mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, yakni Parepare.
Setelah melalui verifikasi oleh tim Liga Indonesia Baru (LIB), Stadion Gelora BJ Habibie - dulu bernama Stadion Gelora Mandiri - dinilai pantas untuk menjadi kandang PSM dalam mengarungi Liga 1 musim 2022/2023.
Tersisih dari "Kota Dunia" yang kini tidak memiliki stadion representatif, sejatinya PSM Makassar sekadar berpindah ke rumah kedua. Bermarkas di Parepare justru membawa impak positif bagi PSM Makassar.
Patut diingat, suporter fanatik PSM tidak hanya berpusat di Makassar, tapi hingga di daerah-daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Dan, posisi Kota Parepare yang berada di tengah-tengah Sulsel dan dekat dari Sulbar, menjadi berkah bagi PSM maupun suporter yang ada di daerah.
ADVERTISEMENT
Tak heran, jika dalam setiap pertandingan yang dihelat di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare berkapasitas 20.000 penonton ini selalu mencatatkan tiket "sold out".
Suporter-suporter PSM dari berbagai daerah di Sulsel, seperti Sidrap, Pinrang, Wajo, Soppeng, hingga Bone kini lebih dekat untuk melihat tim kesayangan mereka berlaga.
Begitu pula suporter yang berdomisili di Sulawesi Barat, mulai dari Polewali Mandar, Majene, dan Mamuju yang berjarak relatif dengan dekat Kota Parepare. Kondisi berbeda jika seandainya PSM tetap bermarkas di Makassar dengan waktu tempuh perjalanan yang lebih lama.
Animo penonton dari berbagai pelosok Sulsel dan Sulbar ini sedikit banyaknya memberi semangat bagi skuat PSM di lapangan hijau. Hingga pertandingan ke-6, PSM Makassar belum terkalahkan di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare.
Animo suporter PSM Makassar cukup tinggi untuk menonton langsung aksi klub kesayangan mereka di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare. Foto: Dok. Istimewa
Habibie Cup, Turnamen Lokal Bergengsi di Sulsel
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum terpilih sebagai kandang PSM Makassar mengarungi Liga 1 musim 2022/2023, Parepare sejatinya pernah menjadi langganan tuan rumah turnamen lokal bergengsi di Sulawesi Selatan, Habibie Cup, yang digelar rutin setiap tahun sebelum vakum.
Merujuk dari namanya, turnamen ini dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan kepada putra terbaik Parepare, BJ Habibie. Tim-tim peserta pun berasal dari klub-klub sepak bola dari berbagai kabupaten di Sulsel dan Sulbar.
Klub kontestan Habibie Cup di antaranya Persipare Parepare, Persim Maros, Persidrap, Gabungan Sepak Bola Wajo (Gaswa), Gabungan Sepak Bola Massenrengpulu (Gasma) Enrekang, Perspin Pinrang, Persibone Bone, Gabungan Sepak Bola Palopo (Gaspa), hingga PS Sandeq asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Untuk menambah gengsi turnamen, PSM Makassar juga turut berpartisipasi dengan mengirimkan skuat muda yang tergabung dalam PSM U-19 atau PSM U-21.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, pemain-pemain jebolan Habibie Cup ini kemudian terpantau radar PSM Makassar hingga mendapatkan kesempatan bergabung dalam skuat utama.
Ahmad Amiruddin mantan pemain PSM Makassar yang kini menjadi staf pelatih, pernah memperkuat Persibone di ajang Habibie Cup. Foto: Dok. PSM Makassar
Sebut saja mantan pemain PSM Ahmad Amiruddin yang lebih dulu merasakan turnamen Habibie Cup bersama Persibone, dua bersaudara yang juga mantan pemain PSM, Irsyad Aras dan Ardan Aras yang pernah memperkuat klub tangguh asal Sulawesi Barat PS Sandeq, serta Asri Akbar yang bakatnya mulai tercium hingga memperkuat Persija setelah bermain bersama Gaspa Palopo di ajang Habibie Cup.
Suatu waktu, gaung Habibie Cup pun sebagai turnamen lokal bergengsi di Sulsel makin terekspos saat sejumlah pemain berlabel timnas dan pemain bintang turut serta bermain untuk klub kontestan Habibie Cup.
Nama-nama seperti Boaz Solossa, Bayu Gatra, Ponaryo Astaman, Makan Konate, hingga Firman Utina pernah mencicipi turnamen Habibie Cup 2015. Setelah itu, gaung Habibie Cup mulai menurun dan vakum seiring pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Gayung bersambut, di tengah kerinduan masyarakat Parepare dan sekitarnya akan tontonan sepak bola bergengsi, kini PSM sebagai klub sarat sejarah dan prestasi asal Sulsel justru menjadikan Parepare sebagai homebase untuk menjamu lawan-lawannya di perhelatan Liga 1 musim 2022/2023.
Bukan tidak mungkin, Stadion Gelora BJ Habibie Parepare akan berlanjut ke musim berikutnya sebagai kandang PSM andai saja pembangunan kembali Stadion Mattoanging di "Kota Dunia" Makassar tak kunjung terealisasi.
Ewako, PSM!, paentengi siri'nu, kuallengi tallangnga na toalia!
(Lawan, PSM! Pertahankan martabatmu, lebih baik tenggelam daripada berbalik mundur!)