Konten dari Pengguna

Ekstensifikasi Cukai MBDK dan Green Economy

5 Februari 2025 12:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adila Putri Satyoningsih dan Dellis Damimetou tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : freepik.com
ADVERTISEMENT
Ekstensifikasi cukai merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara sekaligus mengendalikan konsumsi barang yang berdampak negatif bagi kesehatan. Salah satu kebijakan yang tengah dikembangkan adalah pengenaan cukai terhadap Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).
ADVERTISEMENT
MBDK mencakup semua minuman yang mengandung gula, pemanis alami, dan/atau pemanis buatan yang dikemas untuk dijual secara eceran, tidak termasuk minuman beralkohol. Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan konsumsi gula berlebih yang berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi penyakit tidak menular seperti obesitas dan diabetes. Selain itu, cukai MBDK juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, karena dapat mengurangi ketergantungan pada kemasan plastik sekali pakai serta mendorong industri untuk lebih ramah lingkungan dalam produksinya.

Potensi Penerimaan Negara dari Cukai MBDK

Menurut data Kementerian Keuangan, penerimaan negara dari cukai MBDK diperkirakan mencapai Rp4,40 triliun di APBN 2024 dan Rp3,8 triliun pada APBN 2025. Angka ini menunjukkan potensi besar cukai dalam memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara, namun lebih dari itu, kebijakan cukai ini juga memiliki dampak yang luas bagi keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Cukai MBDK dapat berperan dalam mendukung Green Economy melalui dua cara utama. Pertama, mendorong inovasi dalam pengemasan yang lebih ramah lingkungan. Dengan tarif cukai yang mempengaruhi harga minuman berpemanis dalam kemasan plastik, industri didorong untuk beralih menggunakan kemasan yang lebih sustainable, seperti bahan biodegradable atau kemasan yang dapat didaur ulang. Kedua, dengan adanya penerimaan negara dari cukai, dana tersebut dapat digunakan untuk mendanai program pengelolaan sampah plastik dan mendukung sektor-sektor ekonomi hijau lainnya, seperti program energi terbarukan dan pengurangan jejak karbon.

Pengaturan Kebijakan Cukai MBDK dalam Konteks Green Economy

Cukai terhadap MBDK diatur berdasarkan kadar gula dalam produk, dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi gula berlebih sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan baku yang tidak ramah lingkungan. Dalam konteks Green Economy, kebijakan ini juga mengarah pada pengurangan limbah plastik yang dihasilkan oleh kemasan minuman berpemanis. Pemerintah dapat mendorong industri untuk berinovasi dengan menggunakan bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah didaur ulang, sejalan dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan adanya cukai, pemerintah dapat mengalihkan sebagian besar penerimaan ke program pengelolaan sampah plastik dan kampanye kesadaran lingkungan, serta memberikan insentif bagi industri yang berkomitmen untuk menggunakan bahan baku berkelanjutan, menerapkan prinsip daur ulang, dan mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai. Skema ini tidak hanya mengurangi konsumsi gula, tetapi juga berperan dalam mempercepat transisi ke ekonomi hijau di sektor industri.

Tantangan dan Strategi Implementasi

Salah satu tantangan utama dalam implementasi cukai MBDK adalah resistensi dari industri, yang mungkin melihat kebijakan ini sebagai hambatan terhadap profitabilitas mereka. Beberapa produsen mungkin berusaha untuk menghindari cukai atau mengurangi biaya produksi melalui pengurangan kualitas produk atau kemasan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan insentif bagi industri yang berkomitmen untuk menerapkan praktik produksi yang lebih ramah lingkungan, seperti pengurangan penggunaan plastik atau inovasi dalam kemasan yang dapat didaur ulang. Ini dapat menjadi pendorong penting dalam mewujudkan ekonomi hijau dengan mendukung keberlanjutan di sektor industri.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, perubahan perilaku konsumen juga menjadi tantangan, karena masyarakat cenderung lebih memilih produk yang murah dan mudah diakses. Untuk itu, kampanye edukasi terkait dampak kesehatan dari konsumsi gula berlebih serta dampak lingkungan dari kemasan plastik harus dilakukan secara intensif. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa beralih ke produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan, meskipun dengan harga yang sedikit lebih tinggi, akan memberikan manfaat jangka panjang baik bagi kesehatan pribadi maupun untuk planet ini.

Penerapan Cukai MBDK di Negara Lain

Beberapa negara telah menerapkan kebijakan serupa dengan berbagai skema tarif:
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Penerapan cukai terhadap MBDK merupakan strategi fiskal yang tidak hanya berdampak pada peningkatan penerimaan negara dan pengendalian konsumsi gula, tetapi juga membawa dampak positif bagi Green Economy. Dengan kebijakan ini, industri didorong untuk berinovasi dalam mengurangi dampak lingkungan, baik melalui pengurangan penggunaan plastik, penggunaan kemasan yang ramah lingkungan, maupun pengelolaan limbah yang lebih efektif. Selain itu, dana dari penerimaan cukai dapat digunakan untuk mendukung program-program berkelanjutan, termasuk pengelolaan sampah plastik dan pengurangan jejak karbon.
Dengan strategi yang tepat, kebijakan cukai ini bisa menjadi penggerak utama dalam mencapai ekonomi hijau yang mengedepankan keberlanjutan baik dalam aspek kesehatan, sosial, maupun lingkungan. Kebijakan ini menunjukkan bahwa pendekatan holistik yang mengintegrasikan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan dapat membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan bumi kita ini.
ADVERTISEMENT