Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Tax Holiday & Keberlanjutan
5 Desember 2024 19:41 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adila Putri Satyoningsih dan Dellis Damimetou tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi komunikasi yang p
esat tidak lepas dari adanya proses globalisasi yang semakin mendalam. Munculnya berbagai inovasi dalam bidang teknologi komunikasi, seperti smartphone, telah membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Saat ini, hampir seluruh masyarakat membutuhkan perangkat ini untuk menunjang berbagai kegiatan sehari-hari mereka. Di Indonesia, salah satu merk smartphone yang sangat populer adalah Apple. Produk-produknya, seperti iPhone, iPad, dan MacBook, banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Selain kualitas tinggi, Apple dikenal dengan kualitas kamera yang baik dan stabilitas video yang menjadi daya tarik utama bagi penggunanya. Fenomena ini membuat Apple meraup keuntungan besar dari penjualan produk-produknya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, belakangan ini publik ramai membicarakan larangan beredarnya iPhone 16 di Indonesia. Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa iPhone 16 tidak dapat beredar di Indonesia karena belum memenuhi persyaratan izin resmi dan ketentuan IMEI yang diwajibkan oleh pemerintah. Selain itu, ada kabar yang menyebutkan bahwa Apple meminta insentif pajak berupa tax holiday selama 50 tahun jika ingin mendirikan pabrik di Indonesia. Permintaan Apple ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk DPR RI, karena selama ini Apple sudah meraih keuntungan besar, namun terkesan enggan memenuhi kewajiban berinvestasi di Indonesia.
Tax holiday sendiri adalah insentif yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk pembebasan pajak penghasilan badan selama periode tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk menarik investasi asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, kebijakan ini sudah diterapkan untuk menarik investasi di berbagai sektor. Namun, dengan pesatnya perkembangan industri teknologi, penting untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dalam pemberian kebijakan tax holiday.
ADVERTISEMENT
Apple dan Komitmen Keberlanjutan Lingkungan
Apple dikenal sebagai perusahaan yang memiliki komitmen besar terhadap keberlanjutan. Sejak 2015, Apple telah memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 55%, sebagai bagian dari upayanya untuk menjadi netral karbon di seluruh rantai nilai hingga tahun 2030. Selain itu, Apple juga meluncurkan produk netral karbon pertama mereka, yaitu Apple Watch, yang dirancang dengan inovasi energi bersih yang mengurangi emisi produk hingga lebih dari 75% untuk setiap unit jam tangan. Komitmen ini menunjukkan bahwa Apple sudah berada di jalur yang tepat untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global dan mendukung transisi ke ekonomi hijau.
Terkait dengan Indonesia, saat ini pemerintah tengah memberikan perhatian besar pada pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) dan mendorong masuknya investasi modal. Salah satu cara yang diterapkan adalah dengan menawarkan insentif tax holiday kepada investor yang menanamkan modal di sektor-sektor prioritas IKN. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan insentif pajak penghasilan sebesar 100% untuk badan usaha dalam negeri yang menanamkan modal minimal Rp10 miliar dalam sektor-sektor tersebut. Jika Apple telah memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan komitmen investasi lainnya, maka Apple bisa memanfaatkan peluang ini untuk mendirikan pabrik atau mengembangkan riset di IKN. Selain itu, mantan Presiden Joko Widodo juga sudah meminta Apple untuk berinvestasi di IKN, khususnya dalam pengembangan infrastruktur smart city.
ADVERTISEMENT
Tax Holiday dan Potensi Pengembangan Infrastruktur Hijau di Indonesia
Pemerintah Indonesia tentu tidak bisa memberikan tax holiday kepada Apple selama 50 tahun karena akan terjadi kecemburuan bagi perusahaan asing lainnya. Namun, pemerintah dapat memberikan insentif pajak ini secara bertahap, berdasarkan pencapaian investasi yang dilakukan oleh Apple. Jika perusahaan tersebut berhasil memenuhi target yang telah ditetapkan, pengurangan PPh Badan bisa diberikan dan diperpanjang secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Apabila Apple berhasil memperoleh tax holiday untuk mendirikan pabrik di Indonesia, hal ini bisa menjadi kesempatan emas untuk mendorong investasi dalam sektor hijau. Pemerintah bisa mewajibkan perusahaan untuk memenuhi beberapa kriteria keberlanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan dalam operasional pabrik atau investasi dalam teknologi ramah lingkungan yang mengurangi jejak karbon dan limbah. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Singapura, sudah mengimplementasikan kebijakan serupa dengan memberikan insentif pajak untuk proyek-proyek yang berfokus pada energi terbarukan, teknologi bersih, atau daur ulang. Indonesia, dengan potensi besar dalam sektor energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, bisa memanfaatkan peluang ini untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau. Apple, dengan sumber daya dan teknologi canggih yang mereka miliki, bisa berkontribusi besar dalam memperkenalkan teknologi ramah lingkungan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Penerapan Tax Holiday Berbasis Keberlanjutan Lingkungan
Namun, penerapan kebijakan tax holiday yang berbasis pada keberlanjutan lingkungan menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangannya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang. Meskipun tax holiday dapat membawa investasi asing yang signifikan, pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya menguntungkan perusahaan besar seperti Apple, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, meskipun Apple sudah memiliki komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia perlu memastikan bahwa perusahaan-perusahaan asing tidak hanya mengejar insentif pajak tanpa memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat, mekanisme audit yang transparan, dan evaluasi berkala sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan yang mendapatkan tax holiday benar-benar memenuhi komitmen keberlanjutan yang telah disepakati. Tanpa pengawasan yang tepat, ada risiko bahwa kebijakan ini bisa disalahgunakan untuk keuntungan jangka pendek tanpa dampak positif bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi
Pemerintah Indonesia perlu menetapkan kebijakan tax holiday berbasis keberlanjutan lingkungan dengan beberapa langkah strategis. Pertama, menetapkan kriteria keberlanjutan yang jelas bagi penerima insentif pajak, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon. Kedua, memberikan tax holiday secara bertahap berdasarkan pencapaian target investasi dan komitmen terhadap teknologi ramah lingkungan. Pengawasan yang ketat dan audit berkala juga diperlukan untuk memastikan perusahaan yang menerima insentif benar-benar memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu, mendorong kolaborasi dengan sektor energi terbarukan akan mempercepat adopsi teknologi hijau, sementara penyusunan mekanisme insentif yang adil bagi semua sektor akan memastikan bahwa kebijakan ini memberikan dampak positif secara luas, tidak hanya bagi perusahaan besar, tetapi juga bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Referensi
https://www.apple.com/id/newsroom/2023/09/apple-unveils-its-first-carbon-neutral-products/
https://www.apple.com/id/newsroom/2024/04/apple-cuts-greenhouse-emissions-in-half/
https://www.tempo.co/ekonomi/ini-permintaan-jokowi-ke-ceo-apple-bangun-pabrik-sampai-investasi-di-ikn--67389
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrp-amnesty/article/download/16460/7698
https://www.atlantis-press.com/article/125993545.pdf