Konten dari Pengguna

Logika Mistika dalam Masyarakat: Apa Alasan Kepercayaan ini Terus Berkembang?

Adinda Wulandari Lubis
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
1 Desember 2024 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Wulandari Lubis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(sumber: desain pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
(sumber: desain pribadi)
ADVERTISEMENT
Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul “Madilog” menyebutkan bahwa logika mistika adalah cara berpikir yang menganggap bahwa segala sesuatu disebabkan oleh pengaruh roh atau hal-hal gaib. Kepercayaan terhadap hal-hal mistik dan supernatural sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah panjang umat manusia. Dari zaman ke zaman, berbagai bentuk kepercayaan mistis mulai dari ilmu perdukunan, ramalan, terus berkembang di berbagai masyarakat. Meskipun di zaman ini telah didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena mistika tetap saja tidak pernah pudar dan semakin populer. Jadi, apa alasan di balik terus berkembangnya logika mistika dalam masyarakat? 
ADVERTISEMENT
1. Mencari Jawaban
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian atau kegagalan, banyak individu yang merasa cemas dan mencari penjelasan atau solusi yang lebih mudah diakses. Mistisisme memberi jawaban yang terkesan lebih mudah dibandingkan dengan logika atau penjelasan ilmiah yang kompleks. Seperti ramalan, dalam dunia yang serba cepat berubah, kepercayaan pada ramalan memberi individu rasa aman, meskipun secara rasional diketahui bahwa masa depan tidak dapat diprediksi. Dengan percaya pada tanda-tanda mistis, mereka merasa seolah-olah memiliki gambaran dari kebingungan hidup yang dijalani.
2. Pengaruh Budaya 
Kepercayaan mistika juga sering kali berakar dari tradisi dan budaya yang sudah berlangsung lama. Di beberapa tempat, elemen-elemen mistis biasa terjalin dengan kepercayaan agama, adat istiadat, dan bahkan pola pikir masyarakat. Dalam konteks ini, logika mistika bukanlah sesuatu alternatif, tapi bagian dari struktur sosial yang membentuk cara hidup dalam bermasyarakat. Misalnya, praktik ilmu gaib seperti santet, dianggap sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga.
ADVERTISEMENT
3. Pengaruh Media Sosial
Di zaman digital, media sosial dan platform online berperan besar dalam menyebarkan kepercayaan mistis. Melalui video viral, artikel, atau meme, fenomena seperti ini dapat menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Keberadaan publik figur yang mengaku memiliki kemampuan supranatural memperkuat citra bahwa kepercayaan ini adalah sesuatu hal yang nyata. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah popularitas paranormal yang sering muncul dalam berbagai tayangan kanal YouTube. Banyak individu yang mengaku dapat berbicara dengan arwah, hal ini menjadi sangat menarik bagi penonton yang suka dan terhibur akan hal-hal gaib atau mistis.
4. Keterbatasan Pemahaman Ilmiah
Meskipun ilmu pengetahuan saat inisudah  mencapai kemajuan yang luar biasa dalam menjelaskan berbagai fenomena alam, tapi tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama. Di beberapa daerah, tingkat pendidikan dan pemahaman ilmiah masih rendah membuat sebagian masyarakat mudah terpengaruh oleh logika mistis. Penjelasan-penjelasan dengan ilmiah yang kompleks seringkali sulit untuk dipahami, sementara kepercayaan mistis yang menawarkan penjelasan yang lebih sederhana dapat mudah dicerna bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalahlogika mistika dalam masyarakat bukanlah fenomena yang sederhana, hal ini mencerminkan kompleksitas kebutuhan manusia akan kepastian, harapan, dan penguatan identitas budaya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian, mistisisme memberikan ruang bagi individu untuk menemukan penghiburan, baik melalui budaya, psikologi, maupun media yang membentuk realitas mereka.